Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0

ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Dikutip dari VeryWell Mind, penelitian menunjukkan, 99% kasus kekerasan dalam rumah tangga juga melibatkan penyalahgunaan keuangan.
Oleh karena itu, kita perlu memahami tanda-tanda kekerasan finansial dalam rumah tangga, sehingga bisa mencari solusinya.
Cara Mengenali Tanda Kekerasan Finansial dalam Rumah Tangga
Secara keseluruhan, kekerasan finansial bersifat sangat terisolasi karena korban sering kali bergantung secara finansial pada pelaku kekerasan. Tanpa sumber daya, korban tidak dapat melihat jalan keluar dari situasi yang sedang dijalani.
Berikut beberapa tanda kekerasan secara finansial sedang terjadi:
1. Memanfaatkan Sumber Daya Pasangan Tanpa Sepengetahuan
Suami atau istri mengeksploitasi keuangan pasangannya tanpa berdiskusi atau meminta persetujuan terlebih dahulu.
Berikut beberapa contoh eksploitasi ini:
-Mengontrol atau membelanjakan uang pasangannya
-Menggunakan kartu kredit tanpa persetujuan
ADVERTISEMENT
2. Mengganggu Pekerjaan Pasangan
Sebagai pasangan, kita seharusnya mendukung apa yang yang dikerjakan oleh pasangan kita. Namun, jika pasangan justru menunjukan tanda-tanda di bawah ini, maka kita perlu waspada.
-Mengkritik dan meremehkan pekerjaan atau pilihan karier pasangan
-Menyabotase tanggung jawab pekerjaan pasangan
-Melecehkan pasangan di tempat kerja
3. Mengendalikan Aset dan Keuangan Bersama
Bila pasangan memiliki kendali penuh atas uang dan aset keluarga, tapi Anda tidak memiliki akses tapi Anda tidak memiliki akses tersebut, maka perlu didiskusikan dengan pasangan.
Berikut ini beberapa contoh pengendalian sumber daya dan aset bersama:
-Memiliki standar ganda dalam hal pengeluaran. Misalnya, pasangan mungkin menghabiskan uang untuk hiburan, makan di luar, hingga belanja pakaian, tetapi mengkritik ketika Anda melakukan pengeluaran serupa.
ADVERTISEMENT
-Membatasi akses terhadap uang keluarga atau bahkan tidak diinformasikan soal aset-aset yang dimiliki pasangan.
-Terjadi konflik karena uang dan kemudian terlibat dalam bentuk pelecehan lain seperti menghina atau melakukan kekerasan fisik.