Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
ADVERTISEMENT
Melihat anak sehat dan bahagia rasanya jadi cita-cita semua orang tua. Ya Moms, menunjukkan rasa cinta dan kasih sayang memang perlu, namun tanpa disadari terkadang orang tua jadi melakukan pengawasan atau pembatasan yang berlebihan. Padahal, anak-anak kecil sebenarnya punya rasa ingin tahu yang tinggi, namun justru terhalang oleh berbagai larangan.
ADVERTISEMENT
Nah Moms, kondisi ini bisa juga disebut sebagai overparenting. Overparenting adalah pola asuh yang cenderung berlebihan dan mengatur setiap hal yang dilakukan anak, hingga ke sesuatu yang kecil sekali pun. Biasanya, hal ini dilakukan karena ayah atau ibu khawatir berlebihan pada tumbuh kembang si kecil, keinginan selalu memberikan yang terbaik, hingga ketakutan terhadap masa lalu yang menjadi cerminan saat ini setelah menjadi orang tua.
Bila ayah atau ibu terlalu protektif, hal itu dikhawatirkan dapat berpengaruh pada perkembangannya. Sebuah penelitian tahun 2012 yang dilakukan sekelompok peneliti Macquarie University Sydney, Australia, menemukan bahwa terlalu terlibat dalam setiap apa pun yang dilakukan anak dapat menciptakan gangguan kecemasan dan mengurangi rasa percaya diri pada keterampilan mereka.
ADVERTISEMENT
Selain itu, dikutip dari PsychCentral, anak-anak dengan orang tua terlalu protektif juga mungkin tidak memiliki pandangan-pandangan realistis. Hal ini bisa berdampak hingga anak dewasa, yang akhirnya membuat mereka mengalami penurunan kepuasan pada kehidupannya karena diasuh dan diatur berlebihan saat masih kecil.
Lantas, apa saja tanda pola asuh overparenting?
Ciri-ciri Overparenting pada Anak yang Mungkin Jarang Disadari
1. Khawatir Berlebihan pada Anak
Ciri overparenting pertama adalah selalu khawatir berlebihan terhadap anak. Dilansir Very Well Family, anak yang diawasi berlebihan oleh orang tuanya bisa menyebabkan si kecil tidak nyaman. Saat ayah atau ibu memiliki kekhawatiran pada setiap yang dilakukan atau diputuskan anak, dikhawatirkan justru memicu pertengkaran orang tua dan anak. Apalagi ketika anak sudah beranjak remaja.
ADVERTISEMENT
2. Pengambilan Keputusan Sepihak
Anak tidak dibiarkan mengambil keputusan sendiri, dan selalu ada ikut campur orang tua terhadap keputusan apa pun. Orang tua tak akan membiarkan anaknya mengambil keputusan yang salah. Sehingga akhirnya anak tidak percaya diri dengan pemikirannya sendiri, atau mengeksplorasi rasa ingin tahunya.
3. Terlalu Mengatur Anak
Orang tua yang terlalu mengatur semua hal yang dilakukan anak pun bisa menghambat pengembangan diri dan kesehatan mental anak, Moms. Hal ini terjadi karena orang tua merasa telah mengetahui apa yang terbaik bagi anak, tanpa menanyakan keinginan dari anak itu sendiri.
4. Tak Membiarkan Anak Gagal
Saat anak mengalami kegagalan, Anda mungkin akan langsung memarahinya. Ya, tidak membiarkan anak mengalami kegagalan atau melakukan kesalahan bisa menjadi tanda overparenting. Padahal, sebenarnya anak pun perlu mengalami kegagalan dalam hidupnya, Moms. Sehingga dia bisa belajar dari kesalahannya di masa yang akan datang.
ADVERTISEMENT
5. Memanjakan Anak Secara Berlebihan
Orang tua yang selalu memanjakan anaknya juga menjadi ciri overparenting. Seperti tidak membiarkannya mengerjakan hal-hal berat hingga dipenuhi segala keinginannya. Ya Moms, cara ini akan membuat anak tidak menjadi sosok mandiri ketika beranjak dewasa.