Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.98.1
Tanda-tanda Ibu Tidak Cocok Pakai IUD Tembaga dan Alternatif Kontrasepsinya!
20 Februari 2025 13:00 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
KB IUD hormonal bekerja dengan cara melepas hormon progestin sedikit demi sedikit, yang kemudian akan mengentalkan cairan di leher rahim. Sehingga, sperma jadi lebih sulit untuk bisa masuk ke dalam rahim.
Sementara KB IUD non-hormonal atau tembaga memiliki lilitan tembaga di alatnya. Bagaimana cara kerjanya?
"Cara kerja IUD tembaga ada dua, yaitu membunuh sperma dan membuat peradangan pada dinding dalam rahim (endometrium). Sehingga, jika ada sperma yang berhasil melewati ion tembaga ke tuba dan terjadi pembuahan, maka saat embrionya hendak menempel pada dinding rahim tidak dapat terjadi, karena efek peradangan tadi. Peradangan dinding rahim juga yang mengakibatkan perdarahan berlebihan saat menstruasi," jelas dokter spesialis kebidanan dan kandungan, dr. Andrew Yurius Christian, Sp.OG, kepada kumparanMOM.
ADVERTISEMENT
IUD memiliki kelebihan yang bisa bertahan lama di dalam rahim hingga lima tahun. Efektivitasnya juga tinggi dalam mencegah kehamilan, yakni mencapai 98-99 persen, lalu tidak menyebabkan penambahan berat badan, dan cocok digunakan oleh ibu menyusui.
Tetapi, rupanya tidak semua ibu cocok menggunakan KB IUD, khususnya yang berbahan tembaga atau non-hormonal. Kok bisa?
Tanda-tanda Ibu Tidak Cocok Pakai KB IUD Tembaga
Tidak cocok memakai KB IUD tembaga dirasakan oleh pengguna Instagram @aaaussy. Ia bercerita tentang dirinya yang rupanya tidak cocok menggunakan KB IUD berbahan tembaga, sehingga menimbulkan sejumlah gejala.
Misalnya, siklus haidnya jadi berantakan dan durasinya bisa mencapai dua minggu lebih. Selain itu, intensitas mengalami keputihan jadi lebih sering dan banyak, disertai perdarahan. Bahkan, di hari di saat ia sedang tidak mengalami menstruasi.
ADVERTISEMENT
Dan gejala lainnya adalah nyeri perut seperti lagi menstruasi, padahal sedang tidak dalam periode haid.
"Setelah di-USG, posisi IUD aman dan tidak bergeser. Rahimku juga enggak ada masalah apa-apa, dinding rahim tidak ada penebalan, dan tidak ada masalah hormon. Begitu juga PCOS, miom, atau pun kista. Jadi ternyata masalahnya adalah aku yang belum mengenal tubuhku, ternyata badan ini kurang cocok sama bahan tembaga," kata dia.
Dokter pun akhirnya menyarankan ia untuk mengganti jenis KB IUD menjadi hormonal, Moms.
Ketidakcocokan pakai KB IUD tembaga juga dibenarkan oleh dr. Andrew. Menurutnya, menggunakan KB memang trial and error, sehingga perlu disesuaikan dengan kebiasaan dan kondisi medis masing-masing orang.
Tanda-tanda tidak cocok pakai KB IUD tembaga, antara lain:
ADVERTISEMENT
"Bedanya dengan IUD non-tembaga adalah IUD hormonal mengandung LNG (hormon levonorgestrel) yang mencegah ovulasi," ucap dr. Andrew.
Nah Moms, kalau pakai IUD tembaga tidak cocok, apa alternatif KB yang bisa digunakan?
"Ibu bisa menggunakan KB lainnya, seperti hormonal suntik, implan, IUD hormonal, atau non-hormonal seperti kondom. Namun, jika usia dan jumlah anak dirasa cukup, bisa memilih sterilisasi baik pada wanita atau pria," tutup dia.