Telinga Bayi Beraroma Tak Sedap, Apakah Berbahaya?

4 Oktober 2023 17:35 WIB
ยท
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Telinga Bayi Beraroma Tak Sedap, Apakah Berbahaya? Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Telinga Bayi Beraroma Tak Sedap, Apakah Berbahaya? Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Salah satu masalah kesehatan yang bisa terjadi pada bayi adalah infeksi telinga. Indikasi infeksi telinga bisa dilihat dari beberapa hal, salah satunya menimbulkan aroma tak sedap.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari Medical News Today, pakar menyebut infeksi telinga dapat mempengaruhi saluran telinga bagian tengah. Infeksi ini sering dialami bayi.
Menurut sebuah penelitian yang diterbitkan di jurnal Pediatrics-- jurnal milik American Academy of Pediatrics (AAP)-- 23 persen bayi di Amerika Serikat mengalami setidaknya satu kali infeksi telinga saat mereka berusia 12 bulan. Angka tersebut meningkat menjadi lebih dari setengahnya pada usia 3 tahun.
Infeksi telinga biasanya dimulai dengan pertumbuhan bakteri yang tidak sehat atau infeksi virus, seperti flu biasa. Ada beberapa jenis infeksi telinga yang paling umum pada bayi, yakni:
- Otitis eksterna akut (AOE). AOE mengacu pada infeksi pada saluran telinga luar yang biasanya disebabkan karena bakteri.
- Otitis media. Infeksi pada telinga tengah dapat menyebabkan peradangan sehingga menyebabkan penumpukan cairan di belakang gendang telinga. Terkadang, saluran sempit yang menghubungkan telinga tengah ke bagian belakang hidung, yang disebut saluran Eustachius, bisa membengkak.
ADVERTISEMENT
- Otitis media dengan efusi (OME). Infeksi ini terjadi ketika cairan menumpuk di telinga tengah namun biasanya tidak menimbulkan rasa sakit atau demam.
- Otitis media akut (OMA). Ini mengacu pada penumpukan cairan di telinga, yang biasanya disebabkan oleh infeksi bakteri.
Bayi dan anak-anak lebih rentan terhadap infeksi telinga karena saluran Eustachius mereka lebih pendek dan sempit dibandingkan orang dewasa. Hal ini tidak hanya memudahkan bakteri mencapai telinga tengah, tetapi juga membuat cairan lebih mudah terperangkap.
Karena bayi dan anak-anak belum memiliki sistem kekebalan tubuh yang sempurna, maka akan lebih sulit bagi mereka untuk melawan infeksi. Namun, pertahanan alami bayi biasanya cukup untuk melawan infeksi telinga.
Ilustrasi telinga bayi. Foto: Shutter Stock

Lantas apa gejala infeksi telinga pada anak-anak?

Salah satu tanda utama bayi mengalami infeksi telinga adalah bayi menarik-narik telinganya. Namun, AAP menyebut tindakan ini mungkin merupakan refleks menenangkan diri pada banyak anak kecil atau mungkin sekadar bayi yang mengeksplorasi dirinya sendiri.
ADVERTISEMENT
Gejala lain yang harus diwaspadai meliputi:
- Menangis lebih dari biasanya, terutama saat berbaring
- Muntah atau diare
- Nafsu makan berkurang
- Kesulitan tidur atau mendengar
- Demam atau sakit kepala
- Cairan kuning atau putih keluar dari telinga
- Bau tidak sedap keluar dari telinga

Lalu, Apakah ini Berbahaya?

Banyak bayi dan anak kecil tidak memerlukan antibiotik untuk infeksi telinga. Ada kemungkinan bahwa pengobatan rumahan, seperti asetaminofen, kompres hangat dan minum lebih banyak cairan dapat membantu mengatasi masalah.
Pengobatan infeksi telinga pada bayi akan bergantung pada jenis dan tingkat keparahannya. Dokter mungkin meresepkan obat tetes telinga antibiotik untuk beberapa infeksi, seperti otitis eksterna akut (AOE).
Dalam banyak kasus, sistem kekebalan bayi akan melawan infeksi tersebut dengan sendirinya. Infeksi lain, seperti otitis media dengan efusi (OME), biasanya akan hilang dengan sendirinya tanpa antibiotik apa pun.
ADVERTISEMENT
Karena OME dan AOE ringan biasanya tidak memerlukan pengobatan, dokter cenderung meminta orang tua untuk memantau kondisi anak sebelum meresepkan antibiotik. Hal ini karena antibiotik dapat menimbulkan efek samping.
Lalu, apa yang bisa dilakukan orang tua agar si kecil terhindari dari risiko infeksi telinga? Ini beberapa langkah yang penting dilakukan:
- Hindari paparan asap. Perokok pasif dan asap tembakau dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya infeksi telinga.
- Menjaga kebersihan. Mencegah penyebaran kuman dapat membantu mengurangi risiko infeksi telinga.
- Vaksinasi. Vaksinasi pneumokokus melindungi terhadap Streptococcus pneumoniae yang merupakan bakteri penyebab OMA. Penelitian menunjukkan bahwa anak-anak yang mendapat vaksinasi ini mengalami lebih sedikit infeksi telinga.
- Menyusui. ASI mengandung zat yang membantu membangun sistem kekebalan tubuh bayi. Artinya, bayi yang diberi ASI lebih kecil kemungkinannya untuk menderita infeksi bakteri atau virus.
ADVERTISEMENT
- Hindari benda asing. Memasukkan benda-benda ke dalam telinga bayi, seperti kapas, dapat mengakibatkan luka dan memar pada saluran telinga yang dapat menyebabkan infeksi.