Terapi ABA untuk Anak Autis, Apa Maksudnya?

13 Desember 2020 17:01 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi anak autis Foto: Freepik
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi anak autis Foto: Freepik
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Karena beberapa kondisi, seorang anak bisa saja membutuhkan terapi perilaku. Ya Moms, terapi perilaku adalah sebuah teknik terapi yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan executive functions pada anak yang memiliki permasalahan perkembangan. Misalnya anak berkebutuhan khusus seperti anak autis (anak dengan autisme) maupun ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder).
ADVERTISEMENT
“Terapi perilaku sangat cocok untuk membantu anak-anak dengan permasalahan perkembangan atau anak berkebutuhan khusus, seperti anak dengan autisme, ADHD, karena mereka membutuhkan bantuan dari orang lain untuk mengembangkan potensi kognisinya secara lebih komprehensif dibandingkan anak normal,” ujar Terapis Perilaku, Maizan Dianati, SPsi, M.Sc, saat webinar ‘Teknik Perilaku Mana yang Cocok untuk Anakku?’ yang digelar Klinik Pela 9 pada Selasa (8/12).
Ia pun menjelaskan, yang menjadi target dari terapi perilaku ini adalah bagian otak frontal, karena ada bagian yang bernama prefrontal cortex. Itu merupakan bagian yang meliputi semua aktivitas kognisi, di mana di dalamnya termasuk memori, atensi, regulasi, fleksibel thinking, dan inisiatif.
Salah satu terapi perilaku yang banyak digunakan adalah terapi ABA atau Applied Behaviour Analysis. Apa maksudnya?
Ilustrasi terapi perilaku anak. Foto: Freepik

Apa Itu Terapi ABA?

Applied Behaviour Analysis atau ABA merupakan salah satu terapi perilaku yang paling terkenal. Terapi ini berfungsi untuk membantu anak mengubah perilakunya dari yang negatif menjadi perilaku yang lebih positif.
ADVERTISEMENT
Perilaku anak yang akan melakukan terapi menggunakan teknik ABA ini adalah yang sulit mengontrol diri, sering tantrum, tingkat atensi dan endurance yang rendah, belum atau kurang memahami konsep aturan, habit yang bersifat maladaptif, kemampuan sehari-hari yang rendah, dan gangguan perkembangan seperti ASD, ADHD, dan DS.
Ilustrasi anak autis Foto: Freepik

Teknik yang Diterapkan dalam Terapi ABA

Terapi ABA menggunakan reinforcement atau reward and punishment. Jadi jika anak berhasil melakukan perilaku yang positif maka anak diberikan hadiah, begitu juga sebaliknya. Anak yang melakukan terapi ABA juga akan diminta untuk duduk agar bisa lebih fokus mengerjakan tugas dari terapis.
Target utama teknik ABA ini meningkatkan atensi, mengurangi perilaku repetitif, mengurangi frekuensi tantrum, meningkatkan intensitas kontak mata, dan melatih regulasi diri.
ADVERTISEMENT
Maizan pun menjelaskan, selain terapi ABA, ada juga beberapa terapi perilaku lainnya. Ada yang disebut Verbal Behavior (VB) dan merupakan cabang dari ABA, terapi Cognitive Behavioural Therapy (CBT), serta terapi Floortime.
Lantas, mana yang lebih tepat untuk si kecil? Tergantung kondisi dan kebutuhan masing-masing anak, Moms. Itulah sebabnya, bila merasa anak butuh terapi perilaku, sebaiknya orang tua berkonsultasi dulu pada ahli yang memang mengerti mengenai hal ini.
Satu hal lagi yang perlu diketahui, terapi perilaku juga bisa dilakukan kepada anak yang normal, lho! Dengan catatan anak tersebut mempunyai permasalahan dalam aspek emosi hingga sosialnya.