Terlalu Sering Minum ASI Sebabkan Bayi Obesitas, Benarkah?

22 Februari 2020 10:11 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
menyusui - POTRAIT Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
menyusui - POTRAIT Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Anda mungkin tak asing dengan anjuran hanya memberi ASI pada 6 bulan pertama bayi. Tak sampai di situ, pemberiannya juga masih bisa dilanjutkan hingga anak berusia dua tahun di samping pemberian MPASI (makanan pendamping ASI).
ADVERTISEMENT
Itu karena manfaat dari ASI yang begitu penting bagi tumbuh kembang si kecil. Bahkan ASI juga dikatakan bisa mencegah obesitas pada bayi lho, Moms. Tapi kenapa masih ada bayi yang minum ASI menjadi gemuk? Pasalnya gemuk tak selalu pertanda sehat, malah bisa sebaliknya.
Perlu diketahui, Moms, kegemukan pada anak bisa dipengaruhi oleh beberapa faktor. Dokter Spesialis Anak, dr. Citra Amelinda SpA IBCLC M. Kes, mengatakan, ada beberapa hal yang bisa mempengaruhi kenaikan berat badan bayi ASI.
Ilustrasi bayi bertambah berat dan tinggi badannya. Foto: Shutterstock
Pertama, potensi genetik, seperti bila ayah atau ibunya juga memiliki berat badan yang besar saat masih bayi, maka kemungkinan proporsi badan anaknya cenderung besar juga.
"Kedua, kadar lemak dalam ASI. Hal ini juga berbeda setiap pasangan ibu dan anak. Bahkan kandungan lemak dalam ASI tiap harinya bervariasi. Jadi tidak bisa diprediksi akan selalu sama," kata dr. Citra yang dihubungi kumparanMOM, Kamis (20/2).
ADVERTISEMENT
Mengingat adanya kandungan lemak pada ASI maka memang bukannya tak mungkin si kecil bisa gemuk, Moms. Tapi Anda tak tak perlu khawatir berlebih, sebab itu tadi, pada ASI ada kandungan yang bisa mencegah obesitas. Terlebih lagi bila usia anak yang memang masih 6 bulan ke bawah karena gerakan yang dilakukan masih sangat terbatas.
menyusui bayi Foto: shutterstock
Karena itu tetap susui bayi sekehendaknya. Selain itu dokter yang berpraktek di Rumah Sakit Siloam Purwakarta, Jawa Barat ini juga memberikan tips agar bayi tak gemuk lagi, di antaranya:
- Ajak bayi banyak bergerak. Cobalah lakukan tummy time dan aktivitas fisik lain yang sesuai dengan usia bayi. Misalnya meraih mainan, belajar miring, dan berguling/berbalik.
- Berikan MPASI tepat waktu yakni di usianya memasuki 6 bulan.
ADVERTISEMENT
- Rutin memeriksakan tumbuh kembang anak termasuk milestone anak ke posyandu atau dokter spesialis anak.
Lalu bagaimana dengan bayi yang tubuhnya kecil, padahal sudah disusui ASI?
Ilustrasi perkembangan bayi 3 bulan. Foto: Shutter Stock
Hal itu juga tidak perlu dikhawatirkan. Mengutip dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), bayi yang mendapat ASI eksklusif akan tumbuh lebih cepat pada 2 hingga 3 bulan pertama kehidupannya. Namun pada usia 6 bulan, berat badan bayi yang mendapat ASI eksklusif biasanya lebih ringan dibanding yang mendapatkan nutrisi lain selain ASI.
Meski beratnya lebih ringan, bukan berarti bayi yang mendapat ASI mengalami gangguan pertumbuhan. Karena bayi yang menyusu ASI bisa mengatur sendiri jumlah nutrisi yang diperlukan sesuai dengan rasa lapar juga kenyangnya.
"Setiap anak itu unik, termasuk ukuran tubuhnya. Selama anak sehat, aktif, ceria, dan mencapai milestone-nya sesuai dengan usia, tidak perlu khawatir. Pastikan sering kontrol rutin ke posyandu atau dokter spesialis anak terdekat," tutupnya.
ADVERTISEMENT