Tidak Semua Susu Sama, Jenis Apa yang Dibutuhkan Anak? Ini Kata Ahli!

16 Maret 2024 16:30 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi anak meminum susu. Fotol: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi anak meminum susu. Fotol: Shutterstock
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Susu telah lama jadi aspek penting dalam membantu pemenuhan nutrisi anak. Dengan kandungan protein, kalsium, zat besi, vitamin C, dan vitamin D di dalamnya, susu juga punya peran krusial dalam pertumbuhan dan perkembangan yang sehat, Moms.
Sebagai orang tua, kita sering kali bingung soal pemilihan susu yang terbaik untuk anak. Pasalnya, ada banyak susu dengan nama, kandungan, bahkan jenis yang berbeda. Ironisnya, ketersediaan banyak jenis susu ini masih belum diikuti dengan tingkat konsumsi susu di Indonesia.
Data BPS 2020 menunjukkan, masyarakat Indonesia hanya mengonsumsi 16,27 kilogram susu per kapita per tahun. Masih jauh di bawah negara tetangga seperti Malaysia (26,2 kg), Thailand (22,2 kg), dan Myanmar (26,7 kg).
Meski angka konsumsi susu Indonesia ini meningkat setiap tahunnya, tetapi jumlah kenaikan itu tidak terlalu signifikan. Anemia dan stunting masih menjadi masalah pada balita Indonesia.
Berdasarkan Riskesdas 2018, 1 dari 3 anak balita Indonesia mengalami anemia. Hasil Survei Status Gizi Indonesia pada 2022 juga masih menunjukkan bahwa 1 dari 5 balita mengalami stunting.
Sekitar 20 persen anak-anak gagal memenuhi asupan zat besi yang direkomendasikan sehingga menyebabkan anemia (Atkins, 2016; Marr 2021, Moumin 2021). Hal ini dapat mengganggu metabolisme tubuh, termasuk untuk pertumbuhan.
Penelitian berjudul “Iron intakes of Australian infants and toddlers: Findings from the Melbourne Infant Feeding, Activity and Nutrition Trial (InFANT) Program” menunjukkan bahwa zat besi penting untuk membentuk pertahanan tubuh.
Kerentanan terhadap penyakit juga bisa mempengaruhi pertumbuhan anak, lho Moms. Penelitian ini pun menyebut bahwa kekurangan zat besi bisa menyebabkan anemia bahkan meningkatkan risiko anak mengalami stunting.
Untuk mencegah terjadinya stunting, anak perlu diberi makanan bernutrisi dan susu sebagai pelengkap gizi. Dilansir Science Direct, penelitian berjudul “Growth in milk consumption and reductions in child stunting: Historical evidence from cross-country panel data" menunjukkan bahwa konsumsi susu bisa membantu penurunan risiko stunting.
Tak heran, pasalnya susu kaya akan kalsium—mineral yang sangat penting untuk pertumbuhan tulang dan kerangka tubuh. Hal in bahkan sudah dibuktikan oleh penelitian dari National Library of Medicine.
Lalu, mengingat banyaknya manfaat dari susu ini, jenis susu apa yang paling dibutuhkan anak, ya Moms?

Jenis Susu yang Sesuai dengan Kebutuhan Anak

Moms, Indonesian Nutrition Association (INA) menjelaskan bahwa ibu perlu mengecek kandungan nutrisi yang terdapat pada susu dan membandingkannya dengan Angka Kecukupan Gizi (AKG) anak.
Pada Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 28 Tahun 2019, dijelaskan bahwa AKG digunakan pada tingkat kecukupan energi, protein, lemak, karbohidrat, serat, air, vitamin, dan mineral. Angkanya pun berbeda-beda sesuai dengan usia serta berat dan tinggi badan anak.
Penelitian lainnya yang berjudul “Effect of fortified formula on growth and nutritional status in young children”, membuktikan bahwa susu fortifikasi yang telah terbukti secara signifikan mampu membantu mengatasi masalah nutrisi, salah satunya adalah defisiensi zat besi.
Pada penelitian yang membandingkan susu pertumbuhan (susu untuk anak di atas usia satu tahun) dengan susu sapi segar, didapatkan perbedaan peningkatan asupan zat besi dan status zat besi yang bermakna pada anak yang mendapatkan susu pertumbuhan (Lovell, 2018).
Bahkan, penelitian lain di Indonesia yang berjudul “Daily consumption of growing-up milk is associated with less stunting among Indonesian toddlers” menunjukkan bahwa pemberian susu fortifikasi sebanyak 300 ml setiap hari bermanfaat mencegah stunting pada balita (usia 1–3 tahun).
Pada tabel ini disajikan perbandingan kandungan sesuai Informasi Nilai Gizi yang tertera pada label produk susu anak yang tersedia di pasaran, khususnya pada susu difortifikasi dengan susu UHT (ultra high temperature).
A merupakan susu pertumbuhan yang difortifikasi. Sedangkan B, C, D, E, F merupakan susu UHT yang dijual di pasaran. Berdasarkan perbandingan Nilai Gizi yang tercantum pada kemasan susu pertumbuhan dan rata-rata susu cair berukuran ≤ 200 ml yang mencakup 80 persen pasar, Market Research Data, 2023. Foto: dok. INA
Moms, melalui tabel di atas, dari analisa perbandingan nilai gizi di susu fortifikasi dan susu UHT, dapat dilihat bahwa susu yang difortifikasi mengandung mikronutrien yang lebih lengkap dan lebih tinggi.
Di dalamnya terdapat 14 vitamin dan 9 mineral, termasuk protein dan zat besi yang lebih tinggi. Anda tidak perlu ragu untuk memberikan susu fortifikasi untuk anak, ya.
INA menyarankan agar orang tua selalu memberikan makanan dengan gizi seimbang dan mencontohkan pola makan sehat kepada anak. Selain itu, orang tua juga disarankan untuk selalu memahami cara membaca label dari produk susu yang di konsumsi makanan dan mengetahui AKG setiap orang, baik orang dewasa maupun anak, agar bisa memilihkan makanan sehat untuk keluarga.
INA terus mengimbau pemerintah dan lembaga kesehatan agar dapat terus melakukan sosialisasi terkait peran penting pemenuhan zat besi pada anak. Meski begitu, kita tetap perlu meningkatkan kesadaran akan pentingnya pemenuhan nutrisi anak secara mandiri.
Jadi, susu fortifikasi apa yang Anda pilihkan untuk si kecil, Moms? Pastikan Anda memilih produk yang punya banyak nutrisi penting untuk bantu penuhi kebutuhan AKG anak!
Artikel ini dibuat oleh kumparan Studio