Tips Atasi Hiperlaktasi pada Ibu Menyusui

7 Maret 2024 19:38 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi ibu menyusui bayi.  Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi ibu menyusui bayi. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Salah satu harapan terbesar setiap ibu menyusui adalah memiliki ASI yang melimpah. Meski demikian, jika ibu mengalami hiperlaktasi atau kondisi ASI yang keluar sangat berlebihan, perlu dicari solusinya, Moms.
ADVERTISEMENT
Banyak yang beranggapan bahwa kondisi hiperlaktasi ini bagus dan bukan suatu masalah. Padahal, kasus ini dapat menimbulkan beberapa masalah pada bayi dan juga ibu.
Mengutip UK Healthcare, pada bayi, produksi ASI yang terlalu banyak bisa membuat ia tidak mendapat ASI yang cukup. Hal itu dikarenakan bayi sulit mengendalikan aliran ASI yang kuat sehingga tidak bisa menyusu dengan mudah, efisien dan nyaman.
Bahkan kadang bila diperlukan, bayi harus minum ASI perah sampai kondisi ini teratasi. Sedangkan bagi ibu, produksi ASI berlebih bisa membuatnya nyeri puting atau munculnya penyumbatan ASI.

Tanda pada Bayi saat Ibu Mengalami Hiperlaktasi

Ilustrasi ibu menyusui. Foto: Shutter Stock
- Bayi sering rewel dan menangis di antara waktu menyusu, serta sulit tidur nyenyak
ADVERTISEMENT
- Bayi sering gumoh
- Durasi menyusu pendek sekitar 5 sampai 10 menit
- Bayi kadang-kadang tersedak atau batuk saat menyusu
Tanda-tanda produksi ASI berlebih yang terlihat pada ibu:
- Ibu mengalami nyeri puting terutama ketika terjadi refleks pengeluaran ASI
- Payudara ibu hampir setiap saat terasa penuh dan tidak nyaman
- ASI sering merembes selama menyusui dan di anara sesi menyusui
- Ibu bisa menderita sumbatan ASI berulang yang kadang berkembang menjadi mastitis
Nah untuk mengatasi hiperlaktasi, cobalah terapkan cara-cara berikut ini, Moms:
1. Lakukan teknik pembatasan menyusu pada satu payudara dan pantau ketat pertumbuhan berat badan bayi.
2. Kompres dingin payudara ibu di antara sesi menyusui.
3. Hindari stimulasi payudara secara berlebihan. Misalnya, mandi di bawah shower air hangat dengan durasi panjang.
ADVERTISEMENT
4. Kurangi kuatnya refleks pengeluaran ASI. Ibu yang mengalami produksi ASI berlebih juga mengalami refleks pengeluaran ASI yang kuat sehingga bayi sulit menyusu setelah melekat, tersedak atau batuk
5. Konsumsilah obat-obatan penekan hormon prolaktin misalnya obat yang mengandung pseudoephedrine yang merupakan golongan dekongestan yang umum terdapat di dalam obat batuk pilek atau selesma. Sebuah penelitian membuktikan bahwa pemberian 60 miligram pseudoephedrine secara oral pada delapan ibu menyusui berhasil menurunkan produksi ASI sebesar 24 persen dan hormon prolaktin sebesar 13,5 persen.
Selain itu, pil pengatur kehamilan hormonal yang mengandung estrogen yang dapat menekan hormon prolaktin. Tentu saja pilihan mengkonsumsi obat ini harus didiskusikan dengan dokter atau konselor menyusui dengan mempertimbangkan manfaat dan efek sampingnya.
ADVERTISEMENT
Semoga berhasil ya, Moms!