Tips Bagi Orang Tua Agar Anak Tetap Aman Hadapi Cuaca Ekstrem

3 Mei 2023 19:04 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tips Bagi Orang Tua Agar Anak Tetap Aman Hadapi Cuaca Ekstrem.
 Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Tips Bagi Orang Tua Agar Anak Tetap Aman Hadapi Cuaca Ekstrem. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Cuaca panas ekstrem yang terjadi dalam beberapa waktu terakhir bisa menimbulkan berbagai risiko kesehatan, terutama bagi anak-anak. Ya Moms, menurut Ketua Satgas Bencana Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dr. Kurniawan Taufiq Khadafi, M.Biomed, Sp.A(K), bayi hingga anak-anak rentan terhadap perubahan cuaca.
ADVERTISEMENT
Bahkan dr Khadafi menyebut, dampak dari cuaca ekstrem yang sangat parah bisa menimbulkan kematian pada bayi. Meski, kasus tersebut cenderung jarang terjadi di Indonesia.
dr. Khadafi mengatakan, ada dua situasi ekstrem yang perlu diantisipasi pada anak. Yakni dingin berlebihan, atau panas berlebihan seperti yang terjadi belakangan ini. Dingin berlebihan bisa berisiko terjadi hipotermia pada bayi.
"Hipotermi terutama pada bayi-bayi baru lahir itu berdampak bisa sangat fatal, salah satunya adalah kematian," ujar dokter yang praktik di RS Hermina Tangkuban Perahu, Malang, ini.
Di sisi lain, jika anak kepanasan terlalu ekstrem, bisa berpotensi mengalami heatstroke. Dalam kasus yang ekstrem, heatstroke juga bisa menyebabkan kematian, seperti yang terjadi di Malaysia pada April lalu.
ADVERTISEMENT
Lantas, amankah jika bayi berada di dalam ruangan ber-AC selama cuaca ekstrem berlangsung? Yuk simak penjelasannya berikut ini!
Tips Agar Anak Tetap Aman di Tengah Cuaca Ekstrem
Saat cuaca di luar rumah sangat panas, orang tua cenderung menghidupkan AC sepanjang hari. Nah Moms, menurut dr. Khadafi, sebetulnya jika kondisi bayi normal, tak masalah berada di dalam ruangan ber-AC.
"Kalau terpapar AC dingin dalam batas yang wajar, artinya anak tertutup baju, jadi dia bahaya evaporasi atau penguapannya lebih minimal, itu mungkin masih tidak apa-apa," tuturnya.
Namun bagi bayi yang kondisinya lebih rentan, bisa berbahaya jika terlalu lama berada di dalam ruangan ber-AC karena bisa menyebabkan hipotermia. "Kalau seharian harus hati-hati, terutama bayi-bayi prematur atau bayi-bayi kecil (Berat Badan Lahir Rendah-BBLR) itu dampaknya bisa berbahaya," kata dr. Khadafi.
Awan mendung menyelimuti Jakarta. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Dia mengingatkan, yang paling penting saat menghadapi cuaca panas ekstrem adalah memastikan anak tetap terhidrasi. Jangan ragu beri asupan cairan lebih banyak dari biasanya baik dari ASI maupun air putih jika usianya sudah di atas 6 bulan.
ADVERTISEMENT
"Kalau panas, risiko dehidrasi. Bayi dikasih cairan banyak, yang kedua suhu dibuat dingin," ujar Khadafi.
Tips berikutnya adalah memastikan suhu anak tetap dingin. Salah satu caranya adalah dengan memberikan kompres air hangat. Ya Moms, jangan tertukar dengan kompres air dingin, ya!
"Dikompresnya jangan pakai air dingin, karena malah akan makin panas," ujar Khadafi.
Ia menegaskan, anak adalah kelompok yang paling rentan terdampak perubahan iklim. Sebab, anak memiliki karakteristik yang unik. Selain itu, sebagian besar fisiologisnya berbeda dengan orang dewasa.
"Anak itu bukan dewasa kecil. Mereka memiliki karakteristik yang unik," imbuhnya.
Anak banyak menghirup udara dan frekuensi napas lebih banyak dibanding orang dewasa, sehingga mudah menyerap bahan berbahaya yang terkandung di udara. Pada anak yang lebih besar, umumnya akan lebih banyak melakukan aktivitas di luar rumah. Hal itu membuat bahan-bahan kotor mudah masuk melalui mulut.
ADVERTISEMENT
Khadafi menyebut, anak juga tidak mampu mengungkapkan dan mengekspresikan keluhan saat sakit. Karakteristik selanjutnya, anak juga membutuhkan vaksinasi, pemilihan dan penghitungan dosis obat dan perlengkapan emergency yang berbeda dengan orang dewasa.