Tips Berikan Stimulasi yang Tepat agar Kecerdasan Anak Optimal

11 Mei 2020 19:30 WIB
comment
7
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
com-Ilustrasi anak sedang membaca buku sebagai salah satu kegiatan untuk menstimulasi kecerdasan. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
com-Ilustrasi anak sedang membaca buku sebagai salah satu kegiatan untuk menstimulasi kecerdasan. Foto: Shutterstock
Setiap orang tua pasti ingin anak mereka tumbuh dengan optimal. Karenanya, memantau tumbuh kembang anak sesuai usianya penting dilakukan. Salah satu yang perlu dicermati orang tua adalah perkembangan fisik, kognitif, bahasa, emosi, dan sosialnya.
Penelitian dari Council for Early Child Development menunjukkan bahwa 90 persen perkembangan otak berlangsung pada 5 tahun pertama dan 50 persennya terjadi saat anak memasuki 3 tahun pertamanya.
Salah satu hal yang dapat mengoptimalkan tumbuh kembang si kecil yaitu memberikan stimulasi yang tepat. Ya Moms, dengan memberikan stimulasi yang bervariasi dan teratur, maka hubungan antarsel di otak anak juga akan bertambah kompleks dan kuat. Hal tersebut bisa meningkatkan peluang anak memiliki kecerdasan tinggi di kemudian hari.
Meskipun Anda punya waktu lebih banyak untuk menstimulasi kecerdasannya selama di rumah aja, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, Moms. Tak perlu bingung, sebab dalam LiveTalk yang diadakan kumparan dan Enfagrow beberapa waktu lalu, psikolog keluarga, Nadya Pramesrani M.Psi., PsiK, memberikan tips untuk mendukung stimulasi kecerdasan majemuk anak selama di rumah. Ini dia, Moms!
1. Berikan stimulasi sesuai dengan usianya
com-Ilustrasi anak sedang memasukkan uang ke celengan sebagai salah satu kegiatan untuk menstimulasi kecerdasan. Foto: Shutterstock
Anda perlu memerhatikan usia si kecil saat menyiapkan kegiatan yang dapat menstimulasi kecerdasannya. Berikanlah stimulasi yang sesuai dengan usianya, sebab akan ada tingkat kesulitan yang meningkat seiring bertambahnya usia. Stimulasi yang diberikan untuk anak 1 tahun tentu berbeda dengan anak 2-3 tahun.
Misalnya pada anak 1 tahun, Anda bisa meminta si kecil memasukkan koin ke celengan, menyusun bantal dan memintanya untuk melintas, memintanya untuk menunggu saat Anda ke kamar mandi, atau membacakan buku sambil memintanya menunjukkan nama benda.
Saat anak memasuki usia 18-24 bulan, Anda bisa menyiapkan sensory play menggunakan kacang hijau atau beras, memberikan kesempatan untuk menaiki tangga, menyebutkan nama binatang dan benda di sekitar rumah, atau membiasakan anak untuk makan sendiri.
Sementara itu, ketika anak berusia 2-3 tahun, tingkat kesulitan dalam menstimulasi kecerdasan anak dapat ditambah. Anda dapat memintanya menghitung, memakai baju, menyebutkan warna, atau melakukan toilet training.
2. Pilih jenis stimulasi sesuai mood anak
com-Ilustrasi Ibu sedang mendampingi anak berjalan sebagai salah satu kegiatan untuk menstimulasi kecerdasan. Foto: Shutterstock
Menyiapkan kegiatan yang dapat menstimulasi kecerdasan anak memang penting dilakukan. Namun, menurut Nadya, orang tua tidak bisa memaksakan kehendak, sebab hal tersebut justru akan membuat anak mengalami over stimulation.
"Meskipun anak kebutuhan utamanya adalah bermain, mereka juga punya empat hak yang harus dipenuhi. Yaitu istirahat, memilih sendiri aktivitas yang membuatnya senang, waktu dan kebebasan melakukan hal-hal yang ia sukai, dan kebutuhan anak untuk bermain." jelas psikolog keluarga ini.
Hal tersebut juga disetujui oleh Mama Jo, momfluencer, yang juga hadir dalam sesi talkshow ini. Menurutnya, membuat anak merasa nyaman dan memberikan kesempatan untuk memilih apa yang mereka mau dapat menunjang hasil stimulasi lebih optimal.
"Kita nih kadang orang tua suka maunya kita yang nentuin. Main ini bagus nih, soalnya anak jadi bisa ini, bisa itu. Tapi kita jarang kasih kesempatan buat mereka, mereka tuh maunya main apa. Orang tua pikir anaknya senang, tapi bisa jadi ternyata enggak." kata ibu dua anak ini.
Oleh sebab itu Moms, penting untuk Anda memilih jenis stimulasi sesuai dengan mood anak. Misalnya, saat anak baru bangun tidur, ia akan mempunyai energi yang cukup untuk melakukan aktivitas fisik. Anda bisa menyiapkan kegiatan yang dapat menunjang perkembangan motorik kasarnya, seperti belajar berjalan dengan mendorong benda atau bermain bola dan melemparnya ke keranjang.
3. Perhatikan material yang digunakan
com-Ilustrasi jenis sensory play yang bisa dibuat dari bahan-bahan di rumah. Foto: Shutterstock
Selain memberikan stimulasi yang sesuai dengan usianya dan memilih jenis aktivitas sesuai mood si kecil, memerhatikan penggunaan bahan-bahan dalam kegiatan stimulasi juga tidak kalah penting. Nadya menjelaskan, saat menstimulasi anak dengan permainan, orang tua perlu memastikan material yang digunakan aman.
Misalnya, untuk anak usia di bawah satu tahun, karena mereka masih senang memasukkan benda ke mulut, pastikan material yang digunakan bisa dimakan.
"Ini maksudnya bukan biar anak memakan bahan-bahan tersebut ya. Tapi sebagai antisipasi, takut-takut pas lagi main, ada bahan yang kemakan. Makanya diperlukan pengawasan orang tua ketika anak sedang bermain." lanjutnya.
Ada beberapa bahan di rumah yang bisa dimanfaatkan untuk menstimulasi kecerdasan dan tetap aman untuk anak. Seperti botol kosong yang dimasukkan beras, membuat slime atau playdough dari tepung, atau es batu yang di dalamnya terdapat mainan anak.
4. Penuhi kebutuhan nutrisi si kecil
com-Ilustrasi anak sedang minum susu sebagai penunjang kegiatan stimulasi. Foto: Shutterstock
Selain memerhatikan berbagai aspek stimulasi, Anda juga harus memenuhi kebutuhan asupan nutrisi si kecil untuk mengoptimalkan kecerdasannya. Nadya mengungkapkan, pemberian nutrisi yang tepat juga dapat memenuhi angka kecukupan gizi dan mencegah anak agar tidak mengalami stunting.
"Penelitian menunjukkan, ternyata ada kandungan tertentu yang dibutuhkan untuk membuat anak agar bisa fokus, salah satunya yaitu Omega 3 dan Omega 6." jelasnya.
Omega 3 dan Omega 6 merupakan asam lemak tak jenuh bersifat esensial yang berfungsi membentuk sel tubuh, tak terkecuali sel otak. Melalui kandungan DHA yang ada di dalam dua zat gizi ini, kebutuhan nutrisi yang diperlukan oleh otak dapat terpenuhi.
Omega 3 dan Omega 6 bisa ditemukan pada ikan, kacang-kacangan, biji-bijian, atau daging merah. Namun, Anda tak perlu repot menyiapkan itu, Moms. Sebab, kini manfaat asam esensial tersebut juga ada di Enfagrow A+.
Sebagai susu pertumbuhan untuk anak, Enfagrow A+ mengandung Omega 3 dan Omega 6 tertinggi yang dapat mendukung perkembangan otak.
Tak hanya itu, Enfagrow A+ juga telah diformulasikan secara unik dengan adanya nutrisi PDX:GOS, Beta-Glucan, serta DHA yang terbukti klinis dapat membantu meningkatkan daya tahan tubuh seperti mengurangi hari sakit si kecil, mengurangi penggunaan antibiotik, juga mengurangi periode sakit pernapasan akut.
Yuk Moms, dukung momen cerdas si kecil dengan memberikannya stimulasi dan cukupi asupan nutrisinya dengan Enfagrow A+!
Artikel ini merupakan bentuk kerja sama dengan Enfagrow.