Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.97.1
Tips dari Dokter Jantung untuk Jaga Kesehatan Hubungan dengan Pasangan
15 Februari 2025 17:00 WIB
ยท
waktu baca 2 menit![Ilustrasi hubungan pasangan yang sehat juga pengaruhi kesehatan jantung. Foto: Jacob Lund/Shutterstock](https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1634025439/01j81c6svdg6v2fndc4hsnjsc9.jpg)
ADVERTISEMENT
Moms, tahukah Anda bahwa ternyata kesehatan jantung juga bisa dipengaruhi dari kesehatan hubungan dengan pasangan, lho!
ADVERTISEMENT
Menurut dokter spesialis jantung dan pembuluh darah dr. Mega Febrianora, Sp.JP (K), ada 4 hal penting yang perlu dipertimbangkan dari pasangan, yakni kompatibilitas fisik, inteligensia, emosional, serta seksualitas. Keempat hal itu perlu dipertimbangkan kecocokannya untuk memastikan jantung tetap sehat karena rasa aman dan tenang.
"Pasangan yang baik untuk jantung (adalah) pasangan yang menenangkan, pasangan yang gak bikin tensi naik, gak bikin deg-degan karena emosi terus," kata Mega dalam keterangan pers dari Kemenkes, Jumat (15/2), dikutip dari Antara.
Tips Agar Hubungan Harmonis dan Jantung Sehat
Mega menyebutkan dalam sebuah hubungan cinta yang stabil, terdapat produksi dua jenis hormon, yakni oksitosin dan vasopresin. Oksitosin berperan dalam memberikan keterikatan secara emosional, ketenangan, dan rasa percaya. Sedangkan vasopresin adalah hormon yang membuat seseorang ingin setia dalam hubungan.
ADVERTISEMENT
Untuk mempertahankan keduanya, kata dia, dibutuhkan upaya dari keduanya dalam hubungan, sehingga kecocokan pasangan menjadi penting. Beberapa hal yang bisa dilakukan, seperti:
"Ada usaha yang dilakukan untuk mempertahankan si love hormone tersebut, yang akhirnya membuat efeknya adalah jantung jadi tenang. Jantung jadi tenang, blood pressure-nya jadi turun, heart rate-nya jadi turun," kata dokter itu.
Upaya-upaya tersebut, katanya, juga menjelaskan mengapa sejumlah orang memiliki bahasa cinta (love language) berupa kontak fisik. Jika sedang dalam hubungan atau pernikahan jarak jauh, lanjut dia, maka pasangan dapat melakukan hal lainnya yang juga dapat memproduksi hormon oksitosin tersebut.
Karena itu, katanya, kematangan emosional seseorang serta kemampuannya menyelesaikan masalah menjadi faktor-faktor penting dalam memilih pasangan guna memastikan kesehatan jantung.
ADVERTISEMENT
Dalam kesempatan itu dia menjelaskan bahwa menurut sejumlah studi, kestabilan emosional seseorang terbentuk pada usia 30-an. Sementara pada usia 20-an manusia masih belajar untuk menjadi dewasa. Sayangnya di Indonesia biasanya orang menikah pada usia 20-an.
"Masa-masa di mana kita tuh belum matang atau belum stabil secara emosional. Kemudian, misalnya nih, let's say pasangannya berubah. Dan ketika pasangannya berubah, mungkin tipenya udah berubah juga. Chemistry-nya juga jadi gak dapat," katanya.
Namun, lanjut dia, hal tersebut bukan sesuatu yang mutlak, karena ada yang matang secara emosional pada usia 20-an. Dia pun mengingatkan untuk tidak perlu terburu-buru mencari pasangan dan lebih cermat memilih.