Tips dari IDAI untuk Redakan Tantrum Anak: Pakai Metode RIDD

27 April 2024 18:00 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi anak tantrum merengek di lantai. Foto: Darren Brode/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi anak tantrum merengek di lantai. Foto: Darren Brode/Shutterstock
ADVERTISEMENT
Tantrum adalah fase yang normal dilalui anak usia balita pada masa tumbuh kembangnya. Sebab anak-anak belum bisa mengelola dan mengungkapkan emosinya dengan baik.
ADVERTISEMENT
Oleh karena itu, sebagai orang dewasa yang sudah lebih mampu mengelola emosi, orang tua diharapkan dapat merespons anak yang tantrum dengan lebih bijaksana. Meski demikian, menangani anak tantrum memang terasa sangat menantang.
Lantas bagaimana sebaiknya menangani anak tantrum? Yuk simak penjelasan dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) berikut ini.

Tangani Anak Tantrum dengan Metode RIDD

Anggota Unit Kerja Koordinasi Tumbuh Kembang Anak IDAI Dr.dr.I Gusti Ayu Trisna Windiani Sp.A(K) mengatakan orang tua bisa menangani anak yang tantrum dengan menggunakan metode RIDD.
1. Remain Calm
Usahakan untuk tetap tenang saat menghadapi anak tantrum. Jangan ikut berteriak dan berikan waktu pada anak untuk meregulasi emosinya.
"Jadi ketika anak tantrum kita harus tetap tenang jangan ikut berteriak, nada suara tetap tenang, kalau berteriak anak akan meningkatkan tantrumnya 2 kali lipat, itu suatu tanda yang harus diperhatikan, kasih dia waktu," katanya dikutip dari Antara.
ADVERTISEMENT
2. Ignore the Tantrums
Maksudnya adalah abaikan perilaku tantrumnya namun jangan mengabaikan anak. Tetap perhatikan perilaku anak yang bisa membahayakan diri sendiri atau orang lain seperti menyakiti.
3. Distract the Child
Cobalah untuk mengalihkan perhatian anak. Namun jangan dilakukan dengan memarahi atau memaksa anak diam ya, Moms.
"Berikan time out, kasih dia waktu mengeluarkan energinya untuk tantrum," jelas Trisna.
4. Do Say Yes
Setelah anak sudah dirasa aman dan tidak menyakiti diri sendiri atau orang lain, orang tua boleh katakan 'ya' pada anak, dengan berbagai ketentuan. Namun Trisna mengingatkan untuk tidak mudah mengabulkan permintaannya saat anak kembali merengek terhadap apa yang anak minta.
Sebab jika anak terbiasa permintaannya dikabulkan setelah tantrum, ia akan terus meneru melakukan pola tersebut. Tantrum akan dijadikan senjata bagi anak untuk mendapatkan sesuatu.
ADVERTISEMENT

Tips Cegah Anak Tantrum

Dokter Trisna mengatakan, untuk mencegah perilaku tantrum pada anak, perlu diterapkan komunikasi yang baik sejak dini dan orang tua harus menjadi contoh yang baik pada anak.
"Jangan berdebat dan berteriak depan anak, jadilah contoh yang baik, jangan berdebat dengan pasangan di depan anak," katanya.
Dokter lulusan Universitas Udayana ini menambahkan, orang tua juga harus mengetahui kebutuhan anak dengan perhatian positif seperti mencari tahu apakah anak tantrum karena lapar atau mengantuk.
Orang tua juga harus menjadi pendengar yang baik dan berikan anak kesempatan berbagi perasaannya.
"Dari awal harus mengenalkan perasaan kecewa, marah, sedih, sehingga mereka bisa merasakan apa yang dirasakan dan belajar interpersonal," ujar dr. Trisna.
Selain itu, rutinitas yang disiplin dan konsisten juga dapat mencegah anak sering tantrum di tempat umum.
ADVERTISEMENT
Siapkan camilan agar anak tidak marah dan menangis saat lapar, dan berikan mainan yang atraktif dan hindari gadget saat bepergian.