Tips Dukung Anak Agar Cinta Belajar di Sekolah

26 Agustus 2022 11:03 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
9
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Anak belajar bersama Ibu. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Anak belajar bersama Ibu. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Pendidikan menjadi salah satu aspek penting yang akan menentukan kesuksesan anak di masa depan. Keberhasilan anak di bidang pendidikan tentu saja tidak lepas dari peran orang tua dalam mendukung anak pada proses belajarnya.
ADVERTISEMENT
Namun, beberapa orang tua masih memiliki hambatan dalam mempersiapkan anak yang akan segera memasuki jenjang pendidikan dengan bersekolah. Salah satunya adalah Momfluencer Caca Tengker yang khawatir tentang kondisi anaknya yang harus mandiri ketika di sekolah tanpa kedua orang tuanya.
"Karena anakku sudah terbiasa les atau sekolah nonformal dari kecil, jadi tantangan utamanya itu lebih ke gimana caranya biar dia itu mempunyai kesiapan saat harus mandiri di sekolah tanpa aku, tanpa support system yang biasa di rumah," ujar ibu dua anak tersebut dalam acara Media Gathering Lazada Mother & Kids Festival, Raising a Little Happy Learner, Senin (22/8).
Ya Moms, merupakan hal wajar bila orang tua khawatir soal kondisi anak di sekolah yang harus mandiri. Selain perlu menyiapkan kebutuhannya sendiri, anak-anak juga akan mempelajari banyak hal dari guru dan teman-temannya yang mungkin tampak asing dan membuat si kecil tidak nyaman.
ADVERTISEMENT
Lantas, apa yang perlu dilakukan orang tua untuk membekali anak sebelum belajar di sekolah?

Cara Dukung Anak Agar Cinta Belajar di Sekolah

Ilustrasi anak belajar di sekolah. Foto: Shutter Stock
Menurut Montessori & Certified Discipline Parents Educator dan Co-Founder Good Enough Parents, Damar Wijayanti yang juda hadir dalam acara tersebut, ada lima poin utama yang perlu dilakukan orang tua di rumah agar anak cinta belajar sekaligus pembelajar yang bahagia.
"Pertama yang bisa kita lakukan adalah melakukan salah satu pendekatan yaitu Universal Design for Learning, yaitu pendekatan yang biasanya digunakan oleh sekolah untuk mendukung adanya inklusivitas pada pembelajaran, sehingga apapun metodenya ataupun kurikulumnya bisa tepat untuk masing-masing anak," jelas Damar.
Ada tiga hal yang perlu disiapkan jika ibu dan ayah menggunakan metode pendekatan ini yaitu, variasi pada apa yang dipelajari, variasi cara mempelajari sesuatu, dan variasi alasan mengapa anak harus mempelajarinya.
ADVERTISEMENT
Nah, ketiga hal ini bisa diterapkan di rumah dalam kehidupan sehari-hari, Moms. Misalnya dengan membiarkan anak mempelajari semua hal tanpa membatasinya namun dengan tetap memberikan arahan, serta menjelaskan manfaat dari apa yang dipelajari si kecil.
Peralatan belajar bagi anak-anak bukan hanya buku dan alat tulis, melainkan 'alat' yang ada pada dirinya sendiri yaitu, indra dan otak. Artinya, anak perlu memiliki kemampuan dasar dalam menggunakan indra dan otaknya sebelum benar-benar menerapkannya di sekolah nanti.
"Beberapa kemampuan yang penting diasah di usia prasekolah termasuk sensori, kemandirian, pra-membaca, pra-menulis dan juga berhitung. Semua kemampuan ini bisa dilakukan dengan sering melibatkan anak dalam aktivitas sehari-hari di mana anak perlu menggunakan alat indranya untuk bekerja," lanjut Damar.
Ilustrasi kesulitan anak belajar di sekolah. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Poin yang ketiga yang bisa diusahakan di rumah adalah mengasah kesiapan sekolah anak dengan mempertimbangkan berbagai aspek secara holistik. Mulai dari kesiapan fisik anak, kemandirian, kemampuan kognitif, sosio emosional, serta kemampuan komunikasi yang sangat penting dimiliki anak-anak ketika di sekolah.
Penting bagi orang tua untuk mempertimbangkan komponen sekolah yang akan mempengaruhi pikiran anak saat belajar. Pastikan semua fasilitas di sekolah sudah sesuai dengan usia dan kebutuhan si kecil. Mulai dari kualitas dan kuantitas pengajar, kurikulum, bahasa yang digunakan, lokasi yang sesuai, peraturan sekolah yang jelas, serta kenyamanan anak saat berada di sana.
Saat bersekolah anak-anak akan berada di luar pengawasan orang tua selama berjam-jam. Meski ada guru yang akan bertanggung jawab dalam keamanan dan keselamatan anak, tetap penting bagi ibu dan ayah untuk memastikan seberapa aman lokasi sekolah yang dipilih, Moms.
ADVERTISEMENT
"Perasaan aman itu sangat diperlukan anak-anak agar bisa belajar dengan optimal saat di sekolah, sehingga mereka juga bisa membangun rasa cinta pada aktivitas belajarnya," pungkas Damar.