Tips Hadapi Anak yang Suka Mengadu

28 Januari 2020 10:54 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ibu menyiapkan anak berangkat sekolah  Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ibu menyiapkan anak berangkat sekolah Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Di usia sekolah, anak biasanya sedang mengalami proses adaptasi untuk memahami sifat orang lain atau temannya. Sehingga tak jarang, ada pertengkaran kecil yang membuatnya mengadukan semua yang dirasakannya pada Anda.
ADVERTISEMENT
Ya Moms, menceritakan segala hal pada Anda sebenarnya adalah sesuatu yang bagus. Itu artinya, anak nyaman dengan Anda sehingga bisa terbuka menceritakan banyak hal saat ada masalah.
Meski begitu, Anda tak boleh percaya begitu saja dengan aduan anak. Sebab, mungkin saja si kecil berlebihan dan hal itu bisa membat Anda bias menilai temannya. Oleh karena itu, Anda sebaiknya mencari tahu kebenaran cerita anak.
Susanne Denham, profesor psikologi perkembangan di George Mason University dan penulis Emotional Development in Young Children menjelaskan bahwa mengadu juga berhubungan dengan rasa moral anak yang mulai tumbuh. Di usia itu, anak mungkin baru tahu ada beberapa hal yang melanggar aturan dan ingin aturan tersebut ditegakkan.
ADVERTISEMENT
"Ini menunjukkan, mengadu juga dapat dilihat dari sisi positif," ujar Denham.
Ya Moms, itu artinya anak telah paham aturan-aturan dan tahu apa yang baik dan buruk. Di samping itu, karena anak-anak usia ini belum terampil menyelesaikan masalah, mengadu kerap menjadi pilihannya.
Nah, tak perlu panik menghadapi anak yang suka mengadu. Mengutip Sahabar Keluarga Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, berikut beberapa cara yang bisa Anda lakukan.
ibu dan anak Foto: shutterstock
Sebisa mungkin Anda tidak bereaksi berlebihan terhadap apa yang diadukan oleh si kecil. Jangan sampai Anda tersulut emosi sehingga terkesan membela dan membenarkan aduan anak. Bila Anda melakukan ini, bukan tak mungkin ia akan tumbuh menjadi anak yang manja. Cukup bersikap tenang dan dengarkan apa yang ingin dia katakan sehingga merasa diperhatikan.
ADVERTISEMENT
Setelah mengadu, anak Anda mungkin akan menjauhi temannya di sekolah. Bila sudah begini, beri pemahaman tentang pentingnya seorang teman. Ceritakan hal-hal yang berkaitan dengan makna seorang teman dan makna berteman. Misalnya sahabat sejati adalah mereka yang memahami kita di saat suka maupun duka. Jangan lupa beri contoh-contoh dalam kehidupan sehari-hari.
Ilustrasi ibu dan anak. Foto: Thinkstock
Pertengkaran antar teman lumrah terjadi pada anak-anak karena ia sedang mencoba memahami perbedaan sifat. Oleh sebab itu, agar anak bisa berteman dan bersosialisasi dengan orang lain, maka jangan biasakan cerita tentang keburukan atau kenakalan temannya. Ingatkan ia kembali tentang kebaikan-kebaikan yang ada pada temannya tersebut, Moms.
ADVERTISEMENT
Ajarkan si kecil untuk tidak memilih-milih teman berdasarkan status, sebab itu mengesankan ketidakadilan. Memang, anak perlu berhati-hati dalam berteman, tapi jangan sampai bersikap berlebihan. Biarkan mereka mengetahui hal yang baik dan tidak baik dengan sendirinya, karena pengalaman anak akan berdampak lebih baik dibanding Anda memberitahunya.
Ilustrasi Ibu dan Anak. Foto: Shutter Stock
Beri tahu anak bahwa Tuhan menciptakan manusia berbeda-beda. Ya, ibu perlu memberikan pemahaman kepadanya tentang konsep kesamaan hak hidup, yang pasti mereka perlukan.
Dengan begitu, anak-anak akan memiliki rasa kesetaraan dengan orang lain, tidak menjadi sombong, dan merasa hebat dari orang lain.