Tips Jaga Nutrisi Anak yang Puasa Pertama Kali

9 Maret 2024 15:00 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi anak belajar puasa. Foto: ZouZou/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi anak belajar puasa. Foto: ZouZou/Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Mom, apakah Ramadan kali ini anak Anda mulai puasa untuk pertama kalinya?
ADVERTISEMENT
Jika ya, ada beberapa hal yang perlu Anda pahami supaya proses si kecil belajar puasa lancar dan tidak mengalami kendala yang berarti. Salah satunya adalah dengan memastikan nutrisinya tetap terpenuhi selama puasa.
Lalu bagaimana cara memastikannya? Dan bagaimana agar si kecil tetap bugar selama berpuasa? Yuk simak penjelasan selengkapnya di bawah ini.

Tips Agar Nutrisi Anak Tetap Terjaga saat Puasa

Ilustrasi anak lemas saat belajar puasa. Foto: Shutterstock
Sesuaikan dengan Usia Anak
Waktu puasa tiap anak berbeda-beda. Misalnya, waktu puasa anak usia 5 tahun dengan puasa anak 10 tahun tentunya berbeda. Hal itu dilihat dari perbedaan status gizi si kecil.
Menurut ahli gizi dr. Tan Shot Yen, sebelum si kecil mulai berpuasa, Anda bisa memastikan status gizi anak terlebih dahulu, apakah tercukupi atau tidak. Sebab, saat puasa kalori yang dikonsumsi berkurang, sementara si kecil masih membutuhkan asupan nutrisi yang cukup.
ADVERTISEMENT
Puasa Bertahap
Agar puasa tidak jadi momen yang traumatis bagi anak, sebaiknya lakukan secara bertahap, Moms. Dokter Tan menyarankan agar anak tidak langsung menjalani puasa penuh. Si kecil perlu beradaptasi untuk mencegah kekurangan nutrisi, karena saat puasa kondisi tubuh anak berubah.
“Misalnya, mulai dari puasa minum setengah hari. Dari situ bisa dilihat anak itu kuat atau enggak,” kata dr. Tan pada kumparanMOM beberapa waktu lalu.
Pastikan Nutrisi Menu Sahur dan Berbuka
Ilustrasi sup bakso untuk hidangan sahur keluarga. Foto: Shutterstock
- Menu Sahur
Nutrisi yang dibutuhkan saat sahur dan berbuka sebenarnya sama saja. Namun, menu yang dikonsumsi disarankan berbeda. Contohnya, makanan yang bisa dikonsumsi saat sahur disarankan tinggi karbohidrat dan tinggi protein, utamanya protein hewani.
Sebab, akan jadi cadangan energi tubuh saat beraktivitas. Sebisa mungkin beri makanan berkuah dan tidak kering.
ADVERTISEMENT
"Berikan protein hewan yang dia bisa cerna, jangan sampai keringan semua, karena ada anggapan kalau makanan kering bisa ditumpuk lebih banyak di lambung, itu logika yang salah," kata dr. Tan.
Lebih gawat lagi kalau setelah sahur menjelang imsak minum banyak-banyak. Nanti akhirnya anaknya ngantuk, tidur, malah muntah," imbuhnya.
- Menu Berbuka
Ilustrasi buka puasa bersama anak dan keluarga. Foto: Shutter Stock
Sementara untuk menu berbuka puasa, dr. Tan menyarankan konsumsi makanan tinggi nutrisi. Ingat Moms, ukuran lambung anak masih kecil sehingga menu makanannya pun tidak bisa disamakan dengan orang dewasa. Beri takjil secukupnya dan jangan lupa untuk tetap memberikan makanan utama.
Hindari memberi takjil makanan manis dan tinggi gula seperti es buah, kolak pisang, bubur sumsum, dan lain-lain. Sebab umumnya jika anak sudah kekenyangan makan takjil, dia jadi tak mengonsumsi makanan utama.
ADVERTISEMENT
"Jadi yang dikhawatirkan, anak ini puasa tapi makannya cuma sekali hanya karena takjilnya kelewat berat," tutur dr Tan.
Ada berbagai jenis makanan yang tidak dianjurkan untuk dikonsumsi saat sahur ataupun berbuka puasa, seperti makanan berminyak, makanan berlemak atau santan, makanan kering atau gorengan, dan makanan pedas. Sebab, makanan tersebut susah dicerna, sehingga berisiko memicu gangguan pencernaan, dan memicu terjadinya GERD pada anak.