Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.0
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Menurut Financial Planner, Annissa Sagita, dalam acara ‘My Mom My Inspiration’ dengan tema 'Saat Perempuan Menjadi Manajer Keuangan Keluarga' yang diselenggarakan oleh kumparan dan BNI, pada Senin (21/12), di masa pandemi ini banyak keluarga yang merasakan dampaknya hingga ke urusan finansial. Ada yang penghasilannya berkurang hingga tidak ada penghasilan sama sekali.
“Pandemi ini benar-benar berdampak pada finansial keluarga, ada yang penghasilannya dikurangi, jadi beberapa kantor yang gaji tadinya 100 persen, sekarang dikurangi jadi 70 persen, karena industrinya terdampak pandemi. Ada juga yang curhat akhirnya dia di-PHK atau suami di-PHK jadi penghasilan berkurang atau bahkan enggak ada. Ada yang tidak terdampak sama sekali, malah ada yang investasi, ada juga yang curhat karena work from home jadi bertengkar terus sama suami karena keuangan,” ujar Annissa.
ADVERTISEMENT
Lantas, bagaimana cara yang benar dalam mengelola keuangan keluarga di masa pandemi? Berikut kumparanMOM berikan tipsnya.
Tips Mengelola Keuangan Keluarga di Masa Pandemi
Annissa Sagita mengatakan bahwa selama pandemi ini ada tiga kondisi finansial yang dirasakan oleh keluarga. Kategori pertama bertahan hidup, yakni keluarga yang benar-benar terdampak hingga tidak ada pemasukan sama sekali, jadi fokusnya harus mencari pemasukan, sehingga tidak perlu dulu berpikir untuk menabung atau investasi.
Kedua adalah penyesuaian, kategori ini masih ada pemasukan namun berkurang drastis, sehingga lebih baik uangnya digunakan untuk kebutuhan sehari-hari dulu, lalu kurangi beberapa pengeluaran, dan jika sudah stabil baru boleh menabung dan investasi.
Ketiga yaitu grow atau pertumbuhan, berarti keuangannya tidak terdampak pandemi, bahkan cenderung memiliki pemasukan tambahan. Contohnya karena WFH, jadi biaya transportasi atau makan di luar bisa disimpan dan bisa dialokasikan untuk menabung atau berinvestasi.
ADVERTISEMENT
Menurut Adi Sulistyowati, Wakil Direktur Utama BNI, hal utama yang dibutuhkan untuk mengatur keuangan adalah keterbukaan antara suami dan istri. Terbuka soal berapa pemasukan yang didapat dan berapa pengeluarannya, lalu dilanjutkan membuat perencanaan jangka pendek, menengah, dan jangka panjang.
Seperti yang dicontohkan olehnya, perencanaan keuangan itu bisa dibagi-bagi menjadi 10, 20, 30, dan 40 persen. Misalkan 10 persen untuk zakat, 20 persen untuk menabung, bisa menabung jangka panjang untuk masa depan anak atau yang lainnya. Lalu, 30 persen untuk cicilan, misalkan cicilan rumah atau kendaraan, dan cicilan ini jangan sampai lebih dari 30 persen sehingga harus disesuaikan dengan kebutuhan keluarga.
Terakhir, 40 persen untuk kebutuhan sehari-hari, dan jika sudah direncanakan lalu dijalani, jangan lupa untuk dievaluasi. Sehingga jika Anda memiliki rencana keuangan yang teratur, maka Anda punya cadangan tabungan di masa pandemi ini.
ADVERTISEMENT
Artis sekaligus pebisnis, Shandy Aulia, juga mengungkapkan bahwa selama pandemi ini jangan pernah membandingkan kondisi finansial Anda dengan orang lain. Karena setiap keluarga menghadapi tantangan yang berbeda, sehingga lebih baik memanfaatkan apa yang Anda punya semaksimal mungkin.
Jika Anda masih membandingkan kondisi finansial dengan orang lain, menurut Shandy, kehidupan keuangan untuk ke depannya tidak akan pernah bisa berkembang. Setiap keluarga di masa pandemi ini memang ditantang untuk terus menggali potensi, juga ide-ide kreatif agar bisa bertahan hidup dan mendapatkan pemasukan tambahan, Moms.