Tips Kenalkan Permainan Simbolik untuk Anak Berdasarkan Usia

17 Oktober 2022 17:59 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi anak bermain pasir. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi anak bermain pasir. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Bermain adalah salah satu aktivitas yang digemari anak. Dengan bermain, anak bisa melakukan hal-hal yang disukainya tanpa perlu mengikuti peraturan khusus. Agar aktivitas bermain bisa membantu mengoptimalkan tumbuh kembang anak, cobalah perkenalkan permainan simbolik pada si kecil, Moms.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari Mom Junction, permainan simbolik adalah aktivitas kreatif di mana anak perlu menggunakan benda tertentu untuk mewakili atau melambangkan sesuatu hal. Representasi simbolik ini dapat membantu anak untuk menyampaikan dan menggambarkan pikiran maupun gagasan melalui kata-kata, suara, dan perilaku.
Anak main masak-masakan. Foto: Shutter Stock
Jenis permainan sebenarnya cukup sering dijumpai orang tua, terutama pada anak balita. Misalnya, pernahkah Anda melihat anak sedang berpura-pura menelepon orang lain menggunakan remot TV? Jika ya, maka saat itu mereka sedang melakukan permainan simbolik.
Agar permainan yang dilakukan bermanfaat untuk tumbuh kembang anak, tak ada salahnya untuk coba memperkenalkan permainan simbolik sesuai dengan usia si kecil, Moms. Sebab permainan simbolik dapat membantu perkembangan kognitif, keterampilan sosial, dan interaksi sosial anak. Lalu, bagaimana caranya?
ADVERTISEMENT

Cara Kenalkan Permainan Simbolik pada Anak Berdasarkan Usia

1. Usia 3-18 bulan
Ilustrasi anak laki-laki main pistol atau tembak-tembakan. Foto: Shutter Stock
Pada anak dengan usia 3-18 bulan, Anda bisa mengenalkan permainan simbolik dengan berbagai jenis mainan, seperti kerincingan, boneka bebek, atau lego. Setelah bayi mulai mengerti berbagai jenis atau nama benda, Anda bisa memberikan mereka mainan mobil-mobilan atau motor-motoran yang dapat mengeluarkan bunyi.
2. Usia 1,5 tahun
Anak bermain lego. Foto: Instagram/@lcsindonesia
Sekitar usia 18-22 bulan, umumnya sudah dapat meniru perilaku atau aktivitas orang di sekitarnya. Oleh karena itu, ini adalah waktu yang tepat untuk mengajari anak cara menyusun permainan sederhana. Misalnya, membuat istana dari tumpukan lego, membuat piramida dari susunan gelas plastik, atau bermain masak-masakan untuk anak perempuan.
3. 2-3,5 tahun
Ilustrasi Anak main rumah-rumahan. Foto: Shutter Stock
Anak dengan usia 2-3,5 tahun umumnya cukup terampil untuk mengikuti urutan dan tema permainan. Selain itu, mereka mungkin sudah cukup efektif untuk mengingat jenis-jenis permainan yang pernah dilihat sebelumnya, baik saat di sekolah atau melalui acara televisi. Namun, si kecil masih tetap meniru perilaku orang-orang di sekitarnya atau yang dialami. Oleh karena itu, berikan mereka fasilitas bermain dari barang-barang rumah tangga, seperti mangkok plastik atau botol minum plastik yang dapat digunakan kembali. Ajak si kecil untuk membuat ulang salah satu permainan yang pernah mereka lihat di tontonan televisi.
ADVERTISEMENT
4. Usia 4-6 tahun
Ilustrasi anak main dokter-dokteran. Foto: Shutter Stock
Pada rentang usia ini, anak sudah cukup terampil untuk mengikuti urutan dan tema permainan tersebut. Sebagian besar anak-anak juga mulai dapat memainkan peran dan imajinasinya masing-masing. Misalnya, memperkenalkan anak untuk berperan sebagai penjual dan Anda sebagai pembeli. Anda bisa menggunakan barang-barang rumah tangga, seperti mangkok, botol, atau sejenisnya yang terbuat dari plastik untuk dijadikan barang yang akan dijual. Anda juga bisa mengajak si kecil untuk membuat drama di mana mereka berpura-pura menjadi karakter superhero kesukaannya. Selain meningkatkan imajinasinya, permainan ini juga bisa melatih kreativitas si kecil, Moms.