Tips Mengatasi Balita yang Suka Berteriak

9 Januari 2024 16:15 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi anak balita berteriak. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi anak balita berteriak. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Berteriak adalah cara yang normal bagi balita untuk mengekspresikan diri. Tapi jika ia selalu berteriak di setiap waktu dan di manapun, tentu akan mengganggu ya, Moms.
ADVERTISEMENT
Terkadang balita akan selalu berteriak saat merespons sesuatu. Misalnya saat menolak pakai sepatu, saat minta makanan atau minuman, saat dilarang mengambil semua benda di supermarket, dan masih banyak lagi.
Ketika orang tua tidak merespons teriakannya, ia bisa berteriak lebih keras hingga akhirnya apa yang diinginkan terwujud. Terkadang, setelah kelelahan dan orang tua tetap tidak merespons teriakan sesuai harapannya, ia akan berhenti sendiri, kok.
Tapi memang bukan hal yang mudah untuk tetap tenang saat anak berteriak di tempat umum dan semua mata rasanya tertuju ke arah kita. Anda pernah mengalaminya juga, Moms?
Lantas, kenapa sih sebenarnya balita berteriak? Mungkinkah fase ini berakhir? Dan apa yang harus dilakukan untuk mengatasi balita yang terus-terusan berteriak?
ADVERTISEMENT

Kenapa Balita Berteriak

Ilustrasi anak balita berteriak. Foto: Shutter Stock
Ahli patologi bahasa wicara, Elaine Weitzman, menyebut pada usia 18 bulan, seorang anak biasanya mengetahui lebih dari 50 kata. Masuk akal jika tidak ada bahasa, balita menggunakan cara lain untuk mengekspresikan perasaannya.
“Menjerit memberi balita cara berkomunikasi sampai sistem yang lebih canggih mulai bekerja,” katanya.
Sayangnya komunikasi dengan berteriak tidak diterima dengan baik oleh semua orang. Beberapa orang akan bersimpati kepada ibu yang anaknya berteriak-teriak di supermarket, tapi banyak juga yang merasa terganggu. Oleh karena itu, penting untuk merespons dengan tepat jenis teriakan si kecil.

Apa Saja Jenis Teriakan Anak?

Ekspresi Kegembiraan
Ilustrasi anak balitatertawa. Foto: Shutter Stock
Parent Educator di Oakville, Ontario, Andrea Ramsay Speers, mengatakan, jika jeritan kegembiraan anak membuat orang lain tidak suka, cobalah untuk menggendongnya, kemudian peluk dan usap punggungnya dengan lembut.
ADVERTISEMENT
"Ini akan memberikan kehadiran yang menenangkan,” kata Ramsay Speers.
Saran lain dari penulis Stop Second-Guessing Yourself: The Toddler Years, Jen Singer, Anda perlu mencontohkan pada anak bagaimana berkata-kata saat di dalam ruangan dan di luar ruangan. Seperti saat berada di taman bermain, ajak si kecil berteriak, dan beri tahu ia bahwa di area tersebut ia bisa berteriak atau menaikkan suara saat merasa bahagia.
Kemudian saat berada di dalam ruangan atau di rumah, berbisiklah dan katakan bahwa di sini suara perlu dikecilkan.
Mencari Perhatian
Misalnya Anda sedang menelepon, tetapi si kecil menginginkan perhatian penuh dari Anda.
“Raihlah dan tepuk punggungnya, dudukkan dia di pangkuan Anda, atau berikan dia senyuman atau kedipan mata. Ini akan menunjukkan bahwa Anda tidak mengabaikannya, tapi dia tidak bisa menjadi pusat perhatian 100 persen sepanjang waktu,” kata Ramsay Speers.
ADVERTISEMENT
Menjerit karena Marah
Ilustrasi anak marah. Foto: Shutter Stock
Jika anak Anda tidak menyukai sesuatu, tarik perhatiannya yang pendek dengan mengalihkan perhatian. “Keluarkan bukunya, beri dia tugas, atau tunjukkan sesuatu yang lebih menarik,” kata Singer.
Meninggikan suara Anda hanya akan meningkatkan emosinya, jadi jika semuanya gagal, carilah tempat pribadi agar dia bisa menenangkan diri. Gangguan inilah yang berhasil bagi Ibu Emily Ward dan putranya yang masih balita, Ethan.
“Jika dia kesal karena harus masuk ke dalam, saya akan memberinya waktu sebentar, tapi kemudian mengganti topik pembicaraan dan menyarankan agar kita mencari beberapa stiker," katanya.
Apa pun yang terjadi, dia tidak terlalu terganggu. “Anehnya, sungguh melegakan melihat dia melewati tahap normal ini - meskipun itu bukan tahap yang paling menyenangkan!" tutur Emily.
ADVERTISEMENT