Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Tips Menjalin Hubungan Baik dengan Mertua
7 Desember 2017 19:00 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:13 WIB
ADVERTISEMENT
Hubungan ibu mertua dan menantu perempuannya memang unik. Keduanya bisa sangat dekat dan memahami satu sama lain, namun ada juga yang menjaga jarak, bahkan tak jarang berselisih paham.
ADVERTISEMENT
Setelah resmi menikah dengan anaknya, ibu mertua akan berperan selayaknya ibu kandung sendiri. Meskipun pola asuh dan karakteristik yang dimilikinya berbeda dengan ibu kandung, beliau harus tetap dihormati dan dikasihi.
Bila ada perkataan dan perilakunya yang melampaui batas, maka harus dicari solusi bagaimana memecahkan masalah tersebut. Sebab menjadi hal yang wajar, saat ibu mertua merasa kesepian atau tidak aman saat anaknya telah menciptakan kehidupannya sendiri. Kehidupan itu pun secara langsung tidak menyertakan sang ibu sebagai tokoh utama di dalamnya.
Perasaan bahagia, haru, cemburu, iri hati dan sedih seringkali bergejolak di dalam hatinya. Sulit baginya untuk berdiam diri dan tidak melakukan satu hal apapun terhadap anda maupun anaknya yang kini telah menjadi teman hidup anda.
ADVERTISEMENT
Seorang ahli terapi, bernama Roni Weisberg-Ross, dalam salah satu artikelnya yang berjudul, "Dasar-dasar Bullying dan Bagaimana Menghentikannya? " mengungkapkan ini bukanlah masalah pribadi, dan harus dihadapi dengan cara yang matang. kumparan (kumparan.com) merangkum 3 cara menghadapi mertua seperti itu dan bagaimana cara menjalin hubungan agar lebih baik. Berikut daftarnya seperti dikutip dari Live Strong, Kamis (7/12).
1. Diskusi dengan suami
Kecil kemungkinan untuk bisa menghindari perilaku berlebihan dari ibu mertua seorang diri. Anda membutuhkan bantuan orang lain, yang tak lain adalah suami sendiri.
Duduklah bersama pasangan, dan biarkan dia tahu apa yang telah dikatakan dan dilakukan oleh ibunya. Biarkan juga pasangan tahu mengenai dampak yang terjadi pada diri anda usai kejadian tersebut.
ADVERTISEMENT
Pasangan perlu tahu tentang apa yang anda rasakan. Entah merasa marah, cemas atau bahkan terintimidasi karena apa yang telah dilakukan oleh ibunya kepada Anda. Mintalah agar pasangan bisa melihat sendiri apa yang telah ibunya lakukan.
Namun, apabila kenyataannya sikap ibu mertua justru berbeda dan tidak menunjukkan tanda-tanda apapun di depan anaknya, maka hal ini akan menjadi lebih rumit. Terlebih, jika suami tidak percaya dan tidak mampu menetapkan batasan yang masuk akal untuk menanggapi hal ini, maka anda perlu melakukan cara lain.
Anda bisa mendatangi salah seorang konseling pernikahan untuk membantu melepaskan amarah dan berkomunikasi secara efektif dengan suami. Mereka juga akan menyarankan langkah terbaik yang bisa dilakukan untuk menghadapi sikap ibu mertua yang 'menyebalkan'.
ADVERTISEMENT
2. Mengalah dengan cara elegan
Apabila ibu mertua berada di rumah yang sama denganmu, lalu beberapa kali ia mengatakan suatu sindiran, maka mengalah dengan cara yang 'elegan' bisa menjadi jalan keluarnya. Misalnya saja, saat ia menyindir kondisi dapur yang kotor dan tidak berselera untuk dijadikan tempat menyajikan makanan, maka jawablah dengan tenang.
Cukup katakan malam ini memang berniat untuk pergi makan malam keluar dengan suami, dan tidak berniat untuk menyajikan makanan saat itu. Jawablah tanpa menunjukkan rasa ketidaksukaan, karena itu bisa menyakiti hatinya.
Jika hal ini tidak berhasil dilakukan, maka perlu ada campur tangan suami untuk menghadapi ibunya sendiri atas nama anda. Namun, tetap ingatkan sang suami untuk bisa menghadapinya dengan cara yang bijak, karena jika tidak, maka masalah keluarga akan terus bertambah.
ADVERTISEMENT
3. Hubungi keluarga terdekat
Jika ibu mertua terus mengganggu urusan rumah tangga dengan cara yang sudah keterlaluan, maka harus tetap dihadapi dengan tenang dan kepala dingin. Tidak perlu mengekspos perilakunya dengan menceritakan masalah ini kepada orang lain selain pihak yang bersangkutan. Anda hanya perlu waktu untuk tetap tegar dan tidak perlu menunjukkan kemarahan apalagi frustasi.
Apabila memungkinkan, temui anggota keluarga terdekat dan tuliskan kejadian serta rincian seperti tanggal dan waktu kejadian tersebut terjadi. Mintalah saran dari keluarga terdekat atas masalah ini.
Bisa masalah semakin menggangu maka selesaikanlah dengan cara kekeluargaan. Temui ibu mertua anda, dan katakan bahwa ini semua perlu diselesaikan untuk menciptakan kedamaian hidup bersama.
Sudah menjadi kewajiban anda untuk menghormatinya. Akan tetapi apabila hal yang dilakukannya sudah keterlaluan, anda berhak menyikapinya dengan cara anda sendiri, tanpa harus bersikap acuh, apalagi bersikap tidak sopan kepadanya.
ADVERTISEMENT