Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Tips Tanamkan Body Image Positif pada Anak
16 Januari 2019 18:18 WIB
Diperbarui 15 Maret 2019 3:49 WIB
ADVERTISEMENT
Menurut sebuah penelitian, sejak berusia 3 hingga 5 tahun, anak sudah bisa memperhatikan penampilannya. Ya, mereka mulai mengkhawatirkan tentang berat badan, rupawan atau tidaknya wajah mereka, bahkan ada yang sudah mulai menyatakan bahwa mereka tidak senang dengan wajahnya.
ADVERTISEMENT
Professional Association for Childcare and Early Years (PACEY), sebuah organisasi amal yang memberikan dukungan kepada mereka yang berkontribusi pada pengasuhan anak di seluruh Inggris dan Wales, pada 2016 menyatakan, anak yang masih kecil pun bisa mengekspresikan ketidakpuasan terhadap hal yang mereka lihat, termasuk diri mereka sendiri.
Penelitian itu merangkum laporan dari para pengasuh profesional yang melihat anak menyatakan dirinya tidak bahagia dengan penampilannya sendiri. Selain itu pula ada anak berusia 6-10 tahun yang khawatir tentang pertumbuhan badannya, juga laporan tentang anak yang menilai orang lain secara fisik. Satu dari empat anak berusia 7 tahun bahkan sudah mulai melakukan diet untuk mendapatkan bentuk tubuh yang ideal.
Menurut laporan tersebut, teknologi diyakini menjadi dalang dari timbulnya standar kecantikan yang juga berpengaruh pada anak -anak tersebut. Body image atau pola pikir terhadap tubuh tentu berdampak pada kesehatan mereka, baik mental (dampaknya anak menjadi minder, tidak mau bergaul, merasa jelek, dan sebagainya) maupun fisiknya (bila sampai melakukan hal-hal untuk memperoleh kecantikan secara ekstrem).
ADVERTISEMENT
Sebagai orang tua, Anda punya pengaruh penting untuk menolong maupun menghindari si kecil dari pikiran tentang standar rupawan tidaknya ini. Mengutip Very Well, berikut tips yang bisa Anda lakukan, Moms.
1. Perhatikan tiap kata yang terucap
Selain teknologi, nyatanya Anda juga berperan dalam menerapkan body image. Coba kurangi berkata hal-hal yang berhubungan dengan kondisi tubuh Anda di depan anak, terlebih pada hal-hal yang Anda tidak sukai. Seperti, "Ah, makan malam bisa bikin aku gemuk." "Aduh, kok Mama kelihatan gendut banget ya di sini."
Ingat, anak melihat dan bisa menirunya dari Anda. Penelitian dari The Common Sense Media menemukan, anak-anak usia 5-8 tahun berpikir bahwa ibu mereka tidak bahagia dan tidak pernah puas dengan tubuh mereka. Maka itu, yuk, Moms, tunjukkan ke anak kalau Anda bahagia dengan penampilan Anda, agar ia turut bahagia dengan apa yang ia punya.
ADVERTISEMENT
2. Jangan hanya fokus pada penampilan
Biasakan di dalam diri Anda, untuk kemudian dicontohkan pada anak agar tidak menilai orang lain hanya dari penampilannya saja, Moms. Perlihatkan ke anak kalau kepribadian orang, terutama yang positif seperti baik hati dan suka menolong orang lain adalah lebih penting dibanding fisik semata.
3. Jalani pola hidup sehat
Untuk menjaga agar tubuh berada dalam ukuran ideal, tetapi juga mesti diusahakan. Tujuannya demi kesehatan Anda dan keluarga itu sendiri. Untuk mencapainya, maka diupayakan dengan cara yang sehat dan menyenangkan, bukannya dengan keluhan ingin kurus setiap harinya.
Caranya habiskan waktu bersama keluarga dengan aktivitas fisik yang sehat, bisa olahraga atau jalan-jalan sore di taman. Dan pastikan menu makan keluarga sehat dan bernutrisi. Saat belanja, ajak anak untuk membantu memilih sayuran dan buah, perkenalkan pula ke mereka nutrisi apa yang seharusnya dikonsumsi untuk mendapatkan tubuh yang sehat.
ADVERTISEMENT
4. Menyortir mainan anak
Cek lagi apakah mainan anak menyumbang bagian tentang body image tidaknya, Moms. Seperti gambaran tentang tubuh tak realistis, seperti pada figur action laki-laki yang mesti tinggi dan berotot menonjol. Maupun boneka perempuan yang telampau kurus semampai.
Daripada menyumbang kecemasan dalam benak anak, lebih baik menggantinya dengan mainan yang dapat menstimulasi kecerdasannya. Seperti mainan papan, teka-teki, atau buku cerita.
5. Bicarakan tentang stereotip iklan dan film
Kita memang tak selalu bisa melindungi anak dari konten-konten yang tak kita inginkan. Tapi kita bisa menjadikannya bahan diskusi dengan anak, Moms. Itulah alasan pentingnya pengawasan orang tua saat anak menonton TV.
Misalnya pada tayangan iklan di TV yang menayangkan bahwa stereotip perempuan yang cantik mesti bertubuh tinggi dan berkulit putih. Tanyakan padanya apa yang salah dari konten itu dan bagaimana semestinya?
ADVERTISEMENT
Anda bisa mengatakan bahwa semua perempuan cantik apa adanya, dan tak mesti selalu putih dan tinggi. Anda bisa melebar, bahwa faktor warna kulit juga dipengaruhi oleh gen. Pastikan saja menggunakan bahasa sederhana yang mudah dimengerti anak.
6. Batasi waktu menonton
Selain bisa membatasi anak dari paparan standar kecantikan yang ada di TV, membatasi waktu menonton juga bisa mengurangi risiko obesitas dan meningkatkan nilai anak di sekolah. Namun memang, tayangan iklan bisa berada di mana-mana, seperti di gadgetnya.
Selain pembatasan waktu mengakses, penting pula memberi mereka pemahaman. Seperti bila konsumsi makanan cepat saji terus itu tak baik bagi kesehatan. Selain itu juga kecantikan atau ketampanan itu tidak ada standar bakunya. Setiap orang itu cantik atau ganteng, dan yang membuat mereka semakin spesial adalah perilakunya.
ADVERTISEMENT
Penulis: Nanda Saputri