Tips Tangani Anak Praremaja yang Membuat Kesalahan

11 Maret 2023 19:00 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Anak praremaja. Foto: Nattapat Halpin/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Anak praremaja. Foto: Nattapat Halpin/Shutterstock
ADVERTISEMENT
Menghadapi anak praremaja terkadang menjadi tantangan tersendiri bagi para orang tua. Wajar Moms, sebab mereka sedang berada pada fase pubertas, di mana perubahan fisik, psikis, dan lingkungan, banyak terjadi.
ADVERTISEMENT
Anak praremaja sudah memahami aturan dan batasan-batasan yang ditetapkan di dalam keluarga, namun tak sedikit yang berusaha menentangnya. Tak jarang mereka melakukan kesalahan yang seharusnya bisa dihindari. Misalnya bertengkar dengan teman di sekolah, main ke rumah teman tanpa memberi kabar orang tua, atau pulang melebihi jadwal yang telah disepakati di dalam keluarga.
Jika ditegur dengan keras, anak praremaja akan lebih mudah memberontak. Namun jika tidak diingatkan mereka akan berpikir bahwa orang tua tak mempermasalahkan apa yang mereka lakukan sehingga mungkin akan mengulanginya lagi.
Lantas bagaimana ya orang tua harus bersikap jika anak praremaja melakukan kesalahan? Simak penjelasan dari Bianca dan Kritz Sciessere, founder The Big Sisters Experience, dikutip dari Practical Parenting.
ADVERTISEMENT

Yang Perlu Dilakukan Orang Tua saat Anak Praremaja Lakukan Kesalahan

1. Dorong anak berpikir sendiri
Moms, hindari menegur anak praremaja terlalu keras karena akan menanamkan rasa takut atau justru membuatnya kerap memberontak. Sebagai ibu, Anda tentu punya solusi. Namun akan lebih efektif jika tanyakan kepada mereka apa solusi yang diinginkan kemudian diskusikan bersama.
Dengan berdiskusi, anak akan lebih percaya diri dan bisa membangun kemandiriannya, lho.
2. Ceritakan pengalaman ibu saat praremaja
Ilustrasi Ibu dan Anak Usia Praremaja Foto: Shutterstock
Ibu tentu punya pengalaman kegagalan saat masih beranjak remaja dulu. Jangan ragu ceritakan pada anak apa yang terjadi dan apa solusi yang dilakukan kala itu.
Tak masalah jika mungkin Anda jadi terlihat lemah. Sebab dengan begitu anak akan lebih santai dan terbuka berbicara apa pun pada orang tuanya, sehingga Anda lebih mudah 'mengorek' apa yang sebenarnya terjadi.
ADVERTISEMENT
3. Biarkan anak lakukan kesalahan
Saat berbagi cerita tentang kesalahan yang Anda perbuat dahulu kala, tekankan pada anak pelajaran apa yang Anda dapat. Hindari berkata 'jangan lakukan ini, karena..' lebih baik katakan 'dulu itu terjadi karena ibu melakukan (kesalahan) ini..'.
Kalimat semacam itu penting untuk membantu anak mengembangkan keterampilannya dalam mengambil keputusan.
4. Ketika harapan tidak terpenuhi
Moms, berfokuslah untuk mendorong unsur-unsur positif dari situasi tersebut, atau menawarkan kritik yang membangun. Diskusikan tentang apa yang berhasil dan mengapa. Jika terjadi kesalahan, usahakan untuk tidak langsung mengambil kendali, namun bicarakan terlebih dahulu bagaimana anak dapat memperbaiki masalah ia alami.
7. Rayakan kemenangan dan pelajaran
Ilustrasi ibu dan anak praremaja. Foto: myboys.me/Shutterstock
Moms, dalam usianya yang beranjak remaja, anak sedang mempelajari banyak hal. Bantulah ia dalam setiap proses belajar tersebut. Si kecil akan memiliki rasa percaya diri yang lebih kuat jika orang tuanya selalu mendorong untuk melihat sisi positif dari suatu kejadian.
ADVERTISEMENT
Menurut Bianca, menyaksikan anak beranjak remaja menjalani hidup seperti melihat mereka di atas tali. Orang tua tidak bisa ikut campur terlalu banyak, namun anak bisa menghadapi kesulitan besar tanpa bantuan orang tuanya.
"Tugas kita sebagai orang tua adalah bertindak sebagai pengintai โ€“ turun tangan jika segala sesuatunya terlihat berbahaya, tetapi tetap berdiri dengan mendukung dan mengagumi. Dengan memelihara hubungan positif dengan kesalahan, kita membesarkan orang dewasa muda yang tangguh dan percaya diri," ujarnya.