news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Tips Tingkatkan Kecerdasan Emosional Anak

2 Agustus 2022 12:01 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi kecerdasan emosionl anak. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kecerdasan emosionl anak. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Seperti orang dewasa, anak juga memiliki perasaan atau emosi yang bisa diluapkan setiap saat. Salah satu contoh anak mengalami perkembangan emosi luar biasa di masa pertumbuhannya adalah saat ia tantrum. Ya, tantrum membuat anak-anak bertindak emosional yang mungkin menyulitkan ibu dan ayah.
ADVERTISEMENT
Hal ini wajar terjadi karena anak-anak terutama di usia balita umumnya belum mampu memahami dan mengendalikan emosinya dengan baik. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk membantu anak agar bisa mengelola emosinya sejak dini.
Mengutip Raising Children, anak-anak dengan kecerdasan emosional yang baik cenderung memiliki perasaan stabil dan kesehatan yang baik secara menyeluruh. Kecerdasan emosional juga bermanfaat dalam mendukung perkembangan sosial anak.
Nah Moms, berikut beberapa hal yang bisa Anda lakukan untuk meningkatkan kecerdasan emosional anak:
Ilustrasi ibu dan anak bahagia. Foto: Shutterstock

Identifikasi emosi anak

Penting bagi orang tua untuk mengidentifikasi emosi yang ditampilkan anak setiap harinya. Terkadang anak merasa marah, frustasi, sedih dan stres. Sementara, anak-anak mungkin tidak memahami arti emosi yang ada di dalam dirinya. Oleh karena itu, ibu dan ayah perlu mengidentifikasi emosi tersebut dan mendiskusikan dengan anak, sehingga si kecil bisa menerima dan dengan nyaman meluapkan emosinya di kemudian hari.
ADVERTISEMENT

Dengarkan perasaannya

Akan ada beberapa waktu di mana anak merasa kesal dan bersikap tidak ramah pada teman-temannya. Namun, si kecil tentu memiliki alasan mengapa ia menunjukkan perilaku tersebut, Moms. Jadi, bicaralah padanya dan tanya mengapa ia merasakan emosi itu. Ketika ibu dan ayah terbuka dengan anak, maka orang tua bisa membantu si kecil untuk mengubah perasaan negatifnya menjadi perasaan positif.

Tunjukkan empati

Anak-anak rentan dengan perasaan kesal dan mudah terluka. Alih-alih menganggap sederhana perasaan mereka, ibu dan ayah sebaiknya memvalidasi emosi anak dengan menunjukkan empati. Misalnya, jika si kecil terlalu lama bersiap saat hendak berangkat sekolah, jangan langsung berteriak dan memarahinya. Sebaliknya, meski ibu merasa kesal, ada baiknya untuk menjelaskan dengan tenang pada anak tentang pentingnya disiplin pada waktu.
ADVERTISEMENT
Saat anak melihat orang tuanya dapat mengerti perasaannya, ia akan lebih termotivasi dan dengan senang hati mengikuti instruksi Anda serta lebih berempati pada orang lain.
Ilustrasi anak rebutan mainan. Foto: SUKJAI PHOTO/Shutterstock

Ajari anak cara menyelesaikan masalah

Dikutip dari Mom Junction, bagian utama dalam membangun kecerdasan emosional anak adalah dengan belajar bagaimana cara memecahkan masalah. Setelah orang tua memberi label dan mengatasi perasaan anak, bantu ia mencari cara untuk mengatasi masalahnya dengan solusi yang efektif.
Demikian juga jika anak melakukan kesalahan di rumah, alih-alih ibu dan ayah yang bergerak langsung menyelesaikannya, biarkan si kecil berusaha dan mencoba mengatasinya sendiri dengan bimbingan yang tepat.

Berikan contoh

Ibu dan ayah juga perlu berkomunikasi dengan anak tentang bagaimana perasaan Anda terhadap hal-hal tertentu, mengapa ibu berpikir seperti A dan ayah berpikir seperti B, serta bagaimana cara orang tua menghadapi masalah.
ADVERTISEMENT
Ini akan membantu anak-anak memahami bahwa orang tuanya juga bisa menghadapi masalah yang sama dan bagaimana cara mereka menghadapinya. Bila sewaktu-waktu anak menghadapi situasi tersebut, si kecil bisa menggunakan cara mengelola emosi dan strategi yang Anda gunakan, Moms.