Vagina Terasa Perih dan Panas saat Hamil, Apa Penyebabnya?

17 April 2023 14:30 WIB
ยท
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi ibu hamil terasa panas di vagina. Foto: christinarosepix/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi ibu hamil terasa panas di vagina. Foto: christinarosepix/Shutterstock
ADVERTISEMENT
Tidak hanya perut dan payudara yang membesar, ibu hamil juga akan mengalami perubahan pada vaginanya. Beberapa kondisi cukup normal terjadi meski tetap harus mendapatkan perawatan yang tepat. Misalnya, seperti keputihan yang meningkat, infeksi vagina, hingga pembengkakan.
ADVERTISEMENT
Ya Moms, selama kehamilan, aliran darah Anda akan meningkatkan secara signifikan. Dilansir Healthline, pada beberapa kondisi, ibu hamil mungkin akan menyadari jika vaginanya tampak bengkak dan terasa penuh. Pembengkakan dan peningkatan darah ini juga dapat meningkatkan libido, sehingga Anda akan lebih mudah terangsang, lho.
Dalam beberapa kasus, pembengkakan vagina disebabkan oleh infeksi. Kondisi yang harus diwaspadai adalah pembengkakan vagina yang disertai kemerahan, rasa gatal dan terbakar. Apa alasannya?

Mengapa Vagina Bisa Terasa Panas saat Hamil?

Nah Moms, meningkatnya keputihan selama kehamilan sebenarnya bisa mengindikasikan terjadi infeksi pada vagina. Pada vagina yang sehat, keputihan akan mengeluarkan lendir bening atau putih dan tidak berbau. Hal ini disebabkan oleh perubahan hormon selama kehamilan. Namun terkadang keputihan yang berlebihan menandakan adanya infeksi, seperti vaginosis bakterial (BV), infeksi jamur, Strep Grup B (GBS), dan trikomoniasis.
Ilustrasi ibu hamil nyeri di vagina. Foto: christinarosepix/Shutterstock
1. Bakterial Vaginosis (BV)
ADVERTISEMENT
Menurut National Institutes of Health, sekitar 1 dari 5 ibu hamil mengalami infeksi yang menyebabkan gatal=gatal pada vagina. Kondisi ini terjadi ketika bakteri tumbuh secara berlebihan di dalam vagina yang dipengaruhi pergeseran hormon. Gejala yang dapat dirasakan seperti keluarnya lendir tipis berwarna putih keabu-abuan, nyeri saat buang air kecil, dan gatal di sekitar vagina.
BV terkadang hilang dengan sendirinya. Namun, jika gejalanya cukup parah dan tidak diobati, gejala BV dikhawatirkan bisa menetap di vagina dan menyebabkan bayi lahir prematur atau berat badan lahir rendah. Pengobatannya bisa menggunakan antibiotik, namun harus menunggu setidaknya trimester kedua untuk mengobatinya.
2. Infeksi Jamur
Rasa gatal dan perih lainnya bisa disebabkan oleh infeksi jamur, yang disebabkan pertumbuhan berlebih Candida --jamur yang secara alami tumbuh di dalam vagina. Gejala vagina terasa gatal dan terbakar akibat infeksi jamur seperti: nyeri dan gatal, vagina dan labia bengkak, muncul kotoran kuning keputihan yang kental, tidak nyaman saat berhubungan seks, hingga rasa terbakar saat buang air kecil.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari laman Parents, selama kehamilan, terjadi peningkatan kadar estrogen dan progesteron yang membantu jamur-jamur ini berkembang lebih cepat dan banyak. Penyebab lainnya infeksi jamur termasuk akibat konsumsi antibiotik atau melakukan hubungan seksual dengan penetrasi di vagina. Kedua hal ini bisa mengganggu pH alami vagina Anda, Moms.
3. Strep Grup B (GBS)
Seorang dokter kandungan di Mayo Clinic, Myra Wick, MD, mengungkapkan sekitar 20 hingga 25 persen orang memiliki bakteri GBS yang hidup di saluran usus, rektum, atau vagina. Karena jumlah orang sehat yang memiliki GBS ini cukup banyak, belum diketahui pasti mengapa beberapa orang bisa mengalami infeksi serius, sementara yang lain tidak.
Gejala GBS bisa menyebabkan infeksi saluran kemih, termasuk rasa sakit atau terbakar saat buang air kecil, warna urine keruh, dan sering BAK.
ADVERTISEMENT
4. Trikomoniasis
Diperkirakan terdapat lebih dua juta kasus baru trikomoniasis setiap tahunnya. Trikomoniasis adalah salah satu infeksi menular seksual yang paling umum, namun beruntungnya bisa disembuhkan.
Ilustrasi vagina Foto: Shutterstock
Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC), gejala trikomoniasis adalah kotoran berwarna kuning kehijauan, berbusa dan berbau busuk, rasa gatal dan terbakar selama berhubungan seksual, hingga tidak nyaman saat buang air kecil.
Bila ibu hamil merasakan sensasi gatal atau terbakar, maka ada beberapa langkah mengatasinya, seperti:
ADVERTISEMENT
Namun, bila gejala gatal, perih, panas maupun terbakar tidak kunjung mereda meski langkah-langkah di atas telah dilakukan, segera konsultasikan kepada dokter kandungan Anda ya, Moms.
***
Dapatkan informasi terupdate seputar dunia parenting dan motherhood setiap hari hanya di Moms Update! Cari tahu informasi lengkapnya di media sosial kumparanMOM! Klik di sini.