Viral Tradisi Gebrak Bayi Agar Tidak Kagetan, Dokter Anak Jelaskan Bahayanya

6 Juni 2023 9:12 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Viral Tradisi Gebrak Bayi Agar Tidak Kagetan, Dokter Anak Jelaskan Bahayanya. Foto: ucchie79/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Viral Tradisi Gebrak Bayi Agar Tidak Kagetan, Dokter Anak Jelaskan Bahayanya. Foto: ucchie79/Shutterstock
ADVERTISEMENT
Media sosial tengah dihebohkan dengan video viral seorang bayi umur sembilan hari dikagetkan di ranjang dengan cara menggebrak kasur dengan keras.
ADVERTISEMENT
Video gebrak bayi itu dibagikan oleh akun TikTok @tiyaarie. Lengkap dengan keterangan video bertuliskan ‘’ Tradisi orang jawa, dede baru umur 9 hari, katanya biar nggak kagetan".
Prosesi itu dinilai agar si kecil tidak mudah kaget saat dewasa. Dalam video, tampak sang bayi kaget mendengar suara pukulan kasur yang keras itu.
Menanggapi video tersebut, Dokter Spesialis Anak dan Konsultan Laktasi, dr Wiyarni Pambudi, SpA, IBCLC, menyebut, kegiatan itu tidak direkomendasikan, Moms. Sebab, kaget-kaget pada bayi merupakan refleks primitif yang disebut sebagai reflek moro, dan normal terjadi pada usia 2- 3 bulan.
‘’Menurut saya ini sih mitos. Justru kalau ada bayi tidak ada refleks ini (disebut refleks Moro) wajib diperiksakan, dokter akan menguji fungsi saraf dengan seksama,’’’ katanya.
ADVERTISEMENT
Refleks moro merupakan hal normal yang dialami oleh bayi baru lahir. Bahkan, bayi kadang-kadang bisa terkejut karena gerakan yang ia lakukan sendiri. Jadi, Anda tak perlu khawatir saat bayi mengalaminya.
Viral Tradisi Gebrak Bayi Agar Tidak Kagetan, Dokter Anak Jelaskan Bahayanya. Foto: Simplylove/Shutterstock
Ia mungkin akan lebih tenang saat disentuh atau digendong. Namun, jika refleks tersebut mengganggu tidurnya, Anda bisa membedong si kecil untuk mengurangi gerakannya.
Jadi, menggebrak bayi disebut Dokter Wiyarni merupakan stimulasi yang tidak wajar dan berlebihan. Tak hanya itu, prosesi itu disebut bisa membuat bayi salah merespons.
Moms, menggebrak juga bisa menimbulkan risiko shaken baby syndrome bila guncangannya hebat. Serta ada risiko tuli bila suara gebrakannya terlalu keras.
‘’Shaken baby syndrome bisa terjadi kelumpuhan karena robeknya pembuluh darah dalam otak, ini kan jadi repot penanganannya, dan bisa jadi tidak pulih seperti semula,’’ ujar Dokter Wiyarni kepada kumparanMOM
ADVERTISEMENT