Waspada, Balita yang Sering Minum Teh Bisa Alami Anemia

13 Agustus 2023 15:19 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
anak minum teh Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
anak minum teh Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Teh merupakan minuman yang disukai banyak orang, tak terkecuali anak-anak. Namun, konsumsi teh pada anak terutama usia balita ada aturannya sendiri, Moms.
ADVERTISEMENT
Sebab, teh termasuk minuman yang mengandung kafein. Meski kadarnya tidak setinggi kafein pada kopi, tetapi konsumsinya yang berlebihan akan memengaruhi denyut jantung dan tekanan darah si kecil.
Oleh karenanya, orang tua sebaiknya tidak mengizinkan anak-anak untuk mengonsumsi teh secara berlebihan. Apa dampaknya?

Dampak Jika Balita Sering Minum Teh

anak minum teh Foto: Shutterstock
Dokter Spesialis Anak dan Konsultan Laktasi, dr. Wiyarni Pambudi, SpA., IBCLC menyebut, ada batas tertentu bagi balita untuk mengonsumsi teh dalam sehari.
“Jumlah kafein yang dikonsumsi balita tidak boleh lebih dari 100mg per hari setara dengan 1-2 cangkir teh,” kata dr. Wiyarni saat dihubungi kumparanMOM (11/8).
Tak hanya kafein, dr. Wiyarni melanjutkan, di dalam teh juga ada zat tanin yang berpotensi mengganggu penyerapan zat besi pada anak. Sehingga, jika si kecil terlalu banyak atau sering minum teh bisa memicu defisiensi zat besi hingga anemia. Jadi, bagaimana pun caranya, orang tua perlu membantu anak untuk menghindari kebiasaan minum teh berlebihan.
ADVERTISEMENT
“Perlu trik buat mengurangi kebiasaan minum teh, bertahap disajikan lebih sedikit, lebih encer, dan diusahakan pengganti minuman lain yang lebih sehat,” tegas dr. Wiyarni.
Lantas, apa bahayanya jika anak sampai mengalami anemia?

Bahaya Anemia pada Anak

Ilustrasi anak pusing setelah kejang. Foto: Shutter Stock
WHO menjelaskan, batas normal hemoglobin anak hingga usia pubertas adalah sekitar 11 gram/dL. Bila kadarnya di bawah angka tersebut, artinya si kecil dikatakan mengalami anemia, Moms.
Hemoglobin bertugas untuk membawa oksigen ke seluruh tubuh. Mengutip Mom Junction, saat tubuh tidak mampu menghasilkan cukup sel darah merah, oksigen tidak akan mencukupi kebutuhan anak sehingga membuatnya mudah merasa lemah dan lelah.
Anemia sering terjadi pada balita dan remaja ketika mereka mengalami percepatan pertumbuhan yang membutuhkan lebih banyak zat besi, tetapi juga bisa karena kebiasaan konsumsi makanan atau minuman yang buruk seperti teh. Nah, kondisi anemia yang parah juga bisa menyebabkan kerusakan organ dan jaringan anak.
ADVERTISEMENT
Sementara, menurut penelitian yang terbit di The Journal of Nutrition, kadar zat besi yang rendah sebagai penyebab anemia juga kerap dikaitkan dengan masalah perilaku. Bahkan, kondisi itu juga menyebabkan gangguan kognitif dan memengaruhi keterampilan motorik anak.