Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Waspada Diabetes Melitus Tipe 2 pada Anak! Pahami Bahaya dan Cara Pencegahannya
12 Juni 2024 16:00 WIB
·
waktu baca 4 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Salah satu penyakit yang bisa mengancam si kecil adalah diabetes, Moms. Dulu penyakit kronis yang satu ini banyak dialami oleh orang-orang yang sudah berusia 40 tahun ke atas. Namun, seiring berjalannya waktu, muncul berbagai jenis makanan yang kurang sehat dan mudah ditemui, kini diabetes juga mulai banyak menyerang anak-anak muda.
Pada anak-anak, diabetes tipe 1 merupakan jenis diabetes yang sering ditemui di Indonesia. Diabetes tipe 1 terjadi akibat pankreas tidak bisa memproduksi cukup insulin, atau hormon yang mengatur gula darah. Penyebab pastinya belum diketahui secara pasti, tetapi diduga dipengaruhi oleh kombinasi faktor genetik, lingkungan, juga pola hidup yang tidak sehat.
Namun, kini yang juga perlu diwaspadai adalah diabetes tipe 2, yang belakangan dilaporkan meningkat pada anak-anak dan remaja. Bahkan, di beberapa negara, ini menjadi tipe utama diabetes pada anak.
ADVERTISEMENT
Dokter Spesialis Anak sekaligus expert kumparanMOM, dr. Reza Abdussalam, Sp.A, menjelaskan, diabetes melitus tipe 2 terjadi akibat peningkatan kadar gula darah yang disebabkan oleh resistensi insulin, walaupun kadar insulin dalam darah normal.
"Diabetes melitus tipe 2 sendiri disebabkan oleh faktor genetik, dan yang paling penting terjadi akibat gaya hidup yang tidak sehat atau pun kegemukan," tutur dr. Reza kepada kumparanMOM.
Menurut dr. Reza, kondisi resistensi insulin terjadi akibat gangguan penyerapan glukosa pada otot, serta peningkatan produksi glukosa oleh hati. Apa sih penyebabnya?
"Diakibatkan konsumsi makanan atau minuman yang bersifat manis, serta junk food yang mengandung tinggi gula dan tinggi tepung," ujar dia.
Diabetes memiliki dampak jangka panjang bila si kecil sampai mengidapnya, Moms. Beberapa dampaknya seperti gangguan pada mata yang bisa menyebabkan kebutaan, gagal ginjal, serangan jantung, dan bahkan stroke.
ADVERTISEMENT
Gejala Diabetes Tipe 2 pada Anak
Diabetes tipe 2 pada anak-anak dapat berkembang secara bertahap, sehingga mungkin Anda tidak akan langsung menyadarinya. Bila terjadi gejala pun, mungkin si kecil hampir tidak merasakan gejalanya hingga kondisinya sudah lebih parah.
Berikut beberapa gejala diabetes tipe 2 pada anak, seperti dikutip dari laman Mayo Clinic:
Risiko diabetes tipe 2 akan semakin tinggi ketika anak sudah mengalami obesitas, kurang aktivitas fisik, hingga tidak menghentikan kebiasaan makanan tinggi gula.
ADVERTISEMENT
Bagaimana Mencegah Anak Mengalami Diabetes Tipe 2?
Persoalan diabetes pada anak beberapa waktu lalu sempat disinggung oleh Ketua Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Dr Piprim Basarah Yanuarso, Sp.A(K). Menurut dia, orang tua memiliki peran penting untuk menentukan makanan apa saja yang akan dikonsumsi oleh anak-anaknya. Maka dari itu, Anda wajib memastikan kandungan gizi serta nutrisi pada makanan dan minuman yang beredar di pasaran sesuai dengan kebutuhan anak-anak.
Sebab, menjamurnya makanan tidak sehat, yang meskipun sudah mendapat izin edar dari BPOM, tidak menjamin anak-anak tidak akan mengalami penyakit tidak menular. Dan salah satu penyakit itu adalah diabetes tipe 2, Moms.
"Walaupun secara kandungan bersih kemasannya bersih, dapat izin edar BPOM, tetapi ternyata nutrisinya merusak kesehatan anak-anak kita dan bisa memicu sindrom metabolik, serta penyakit tidak menular lainnya," ujar Dr Piprim dalam seminar media 'Keamanan Pangan untuk Anak' secara daring, Selasa (4/6).
ADVERTISEMENT
Lantas, apa yang harus dilakukan orang tua untuk mencegah penyakit itu terjadi pada si kecil?
Berikut beberapa tips yang harus dilakukan agar anak terhindar dari risiko diabetes, yakni:
1. Batasi asupan manis, yakni:
Kebutuhan gula 25 gram per hari, setara 6 sendok teh
Kebutuhan gula 38 gram per hari setara 8 sendok teh
2. Banyak minum air putih
3. Perbanyak asupan kaya nutrisi, seperti sayur, buah, ikan berlemak sehat, daging tanpa lemak, hingga kacang-kacangan
4. Perbanyak aktivitas di luar ruangan agar lebih sering bergerak
5. Ajari anak untuk ikut cermat membaca label gizi pada kemasan makanan dan minuman