Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Pembelajaran Tatap Muka (PTM ) sudah kembali digelar dengan kapasitas menyesuaikan level PPKM di masing-masing daerah. Dilonggarkannya aturan PTM ini menyusul semakin membaiknya kondisi pandemi COVID-19 di Indonesia. Namun, dengan kemunculan penyakit hepatitis akut misterius yang menyerang anak-anak, apakah aman bila anak jalani PTM?
ADVERTISEMENT
Ya Moms, DKI Jakarta dengan jumlah kasus hepatitis akut terbanyak misalnya, tetap menerapkan PTM 100 persen. Wakil Gubernur DKI, Ahmad Riza Patria, menyebut sudah ada 21 kasus diduga hepatitis akut di Ibu Kota.
Berbeda dengan Jakarta, Dinas Pendidikan Kabupaten Tangerang hanya mengizinkan 100 dari 230 sekolah yang boleh PTM. Selain bentuk pencegahan hepatitis akut misterius, sekolah-sekolah yang tidak menggelar PTM itu karena belum memenuhi persyaratan pencegahan COVID-19.
Munculnya kasus hepatitis aku misterius ini membuat banyak pihak mendorong agar PTM dievaluasi lagi. Namun, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengingatkan orang tua tidak perlu panik karena PTM masih bisa berjalan.
Penjelasan Kemenkes soal PTM di Tengah Penyakit Hepatitis Akut Misterius pada Anak
Tidak dapat dipungkiri, ketika anak sakit, orang tua pun akan ikut panik. Apalagi, di tengah pandemi COVID-19 ditambah kini muncul penyakit hepatitis akut misterius yang menyerang anak-anak di bawah 16 tahun.
ADVERTISEMENT
Namun, menurut Juru Bicara Kementerian Kesehatan, dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid., penyakit hepatitis akut pada anak tidak perlu direspons dengan panik dan tidak perlu takut ketika anak belajar dari sekolah. Yang penting adalah orang tua tetap waspada, memahami dan tidak telat membawa anak ketika menunjukkan gejala-gejala hepatitis akut.
"Kita melihat perbedaan sekali antara situasi COVID-19 dengan hepatitis akut. Yang selalu kita tegaskan enggak perlu orang tua ragu-ragu mengantarkan anaknya melakukan PTM, karena yang kita perlu takuti adalah penularan COVID-19," ujar dr. Nadia dalam dalam program To The Point kumparan: Jaga Anak dari Hepatitis Akut, Jumat (13/5).
Cara pencegahan pun bisa dilakukan sendiri kok, Moms. dr. Nadia menjelaskan, selain disiplin protokol kesehatan seperti menjaga kebersihan dan rajin mencuci tangan dengan sabun, ada baiknya anak membawa alat makan sendiri saat harus PTM di sekolah.
ADVERTISEMENT
"Untuk hepatitis akut kita tetap waspada, pastikan anak kita menggunakan alat makan sendiri. Pastikan anak kita cuci tangan, ini yang perlu diajarkan orang tua. Sekolah tentunya akan menerapkan perilaku higienis dan sanitasi. Termasuk prokes itu tetap harus dijalankan selama pandemi ini belum dinyatakan usai. Dengan menjalankan prokes kita bisa menghindari keduanya, hepatitis atau COVID-19," tegas dr. Nadia.
Selain tetap menerapkan prokes, dr. Nadia meminta orang tuanya untuk melengkapi vaksinasi COVID-19 pada anak-anak berusia 6 tahun ke atas. Bagi yang belum bisa divaksinasi corona, penting untuk melengkapi imunisasi dasar seperti imunisasi hepatitis B.
"Khususnya pada anak-anak usia di bawah 1 tahun yang belum bisa mendapatkan vaksin COVID-19, proteksi badan mereka memang harus kita istimewakan terutama di masa pandemi. Kedua, segera lengkapi imunisasi dasar anak termasuk vaksinasi Hepatitis B. Walaupun belum diketahui apakah hepatitis B vaksinnya bisa memberikan proteksi, tetapi setidaknya kita tahu dengan banyak penyakit yang bisa dicegah dengan vaksin. Kita anjurkan untuk segera mendapatkan vaksinasi Hepatitis B pada anak," pungkasnya.
ADVERTISEMENT