Waspada Moms! Diabetes Picu Kematian Tertinggi Pasien COVID-19 di Jatim

14 Maret 2022 14:00 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pasien diabetes tak masalah makan coklat. Foto: Thinkstock
zoom-in-whitePerbesar
Pasien diabetes tak masalah makan coklat. Foto: Thinkstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pandemi COVID-19 yang belum diketahui kapan akan berakhirnya masih menjadi momok bagi masyarakat, khususnya yang memiliki komorbid atau penyakit penyerta. Ya Moms, siapa pun yang memiliki komorbid, termasuk suami, anggota keluarga maupun rekan-rekan terdekat, bahkan Anda sendiri, memiliki risiko tinggi tertular virus corona apabila tidak disiplin protokol kesehatan.
ADVERTISEMENT
Di wilayah Jawa Timur (Jatim), misalnya, kematian akibat COVID-19 paling banyak berasal dari kelompok lansia berusia 60 tahun ke atas. Angkanya mencapai 61 persen, menurut data RS Online per 4 Maret 2022.
Kemudian disusul kelompok usia 15-59 tahun sebesar 35 persen. Perlu diwaspadai juga, kematian anak-anak berusia 6-14 tahun dan di bawah 1 tahun masih terjadi. Angkanya mencapai dua persen.
Dari persentase kematian di Jawa Timur itu, sebanyak 80 persen di antaranya terjadi pada masyarakat yang memiliki komorbid.
Pasien COVID-19 dengan Komorbid Paling Banyak di Jawa Timur
Pasien meninggal akibat COVID-19 disertai komorbid terbanyak adalah mereka yang memiliki riwayat diabetes melitus. Di Jawa Timur, angkanya mencapai 30 persen.
Komorbid terbanyak kedua adalah gagal ginjal kronis 27,2 persen, jantung 14,8 persen, stroke 11,2 persen, kanker 4,8 persen, dan penyakit lainnya 3 persen.
ADVERTISEMENT
Tak hanya di Jawa Timur, kematian pasien corona dengan diabetes melitus juga menjadi yang tertinggi di Indonesia. Meski varian Omicron lebih ringan, namun tetap bisa fatal terhadap penderita komorbid.
Jadi Moms, ingatkan anggota keluarga Anda yang memiliki komorbid untuk tetap disiplin protokol kesehatan, rutin kontrol ke dokter, dan segera lengkapi vaksinasi corona hingga suntikan booster.