Waspada! Stunting pada Anak Bisa Terjadi Sejak Masa Kehamilan Ibu

1 Juli 2023 11:52 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Risiko stuntitng sejak masa kehamilan. Foto: aslysun/Shuttterstock
zoom-in-whitePerbesar
Risiko stuntitng sejak masa kehamilan. Foto: aslysun/Shuttterstock
ADVERTISEMENT
Stunting masih menjadi masalah kesehatan serius yang dialami banyak anak di dunia. Stunting merupakan kondisi gagalnya proses pertumbuhan dan perkembangan anak akibat asupan nutrisi yang buruk atau adanya masalah infeksi berulang.
ADVERTISEMENT
Umumnya, stunting baru terdiagnosis setelah anak tidak berada dalam kurva tumbuh kembang yang normal sesuai usianya. Tapi, ternyata stunting juga bisa dialami si kecil bahkan sejak masih di dalam kandungan ibunya. Artinya, masalah stunting ini juga terjadi sejak masa kehamilan, Moms.
Lantas, penyebab stunting sejak masa kehamilan?

Penyebab Stunting pada Anak Sejak Masa Kehamilan

Ilustrasi anak stunting. Foto: Shutterstock
Saat hamil, ibu perlu mendapatkan asupan nutrisi yang cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuhnya sendiri dan bayi di dalam rahimnya. Nah, kekurangan gizi selama kehamilan ini lah yang menjadi salah satu faktor risiko stunting pada sang anak.
Ketua Bidang Advokasi dan Legislasi PB IDI, Dr. Ari Kusuma Januarto, SpOG(K), menjelaskan, stunting juga bisa disebabkan oleh riwayat kesehatan ibu, kondisi yang dialami ibu selama masa kehamilan maupun saat ada masalah pada persalinannya.
ADVERTISEMENT
“Misalnya ibunya sendiri stunting, jarak kehamilan yang terlalu dekat, ibu yang masih remaja (terlalu muda), kemudian status nutrisi suboptimal yang kemudian menimbulkan anemia dan defisiensi mikronutrien, jadilah anaknya stunting,” jelas Dr. Ari dalam acara media briefing yang digelar Ikatan Dokter Indonesia (IDI), pada Rabu (28/9).
Tak hanya stunting, semua kondisi tersebut juga bisa meningkatkan risiko kematian ibu dan komplikasi selama kehamilan atau saat persalinan seperti berikut ini:
-Keguguran
-Preeklamsia
-Diabetes gestasional
-Kelahiran preterm (prematur)
-IUGR (pertumbuhan janin terhambat)
-BBLR (berat bayi lahir rendah)
-Kelainan kongenital

Dampak Stunting pada Tumbuh Kembang Anak

Ilustrasi anak stunting. Foto: Shutter Stock
Dampak utama dari stunting atau kekurangan gizi adalah perkembangan otak anak yang terhambat. Kemudian menyebabkan kegagalan tumbuh secara fisik seperti, tinggi badan yang tidak sesuai usianya, dan kemampuan motorik yang tidak meningkat pada usia tertentu.
ADVERTISEMENT
“Jelas dampak stunting itu meningkatkan mortalitas dan IQ-nya rendah, kemudian adanya hambatan dalam hal motorik, mungkin dia (anak) juga ngomongnya lambat, juga jadi ada gangguan metabolik atau penyakit tertentu pada anak itu sendiri,” lanjut Dr. Ari.
Moms, stunting tidak hanya mempengaruhi bentuk fisik anak, tetapi juga menghambat kecerdasan, memicu penyakit, dan menurunkan produktivitas si kecil. Beberapa penyakit yang bisa dialami anak dengan stunting seperti, diabetes, obesitas, stroke, penyakit jantung, dan lain sebagainya. Dengan begitu, kesejahteraan dan keberhasilan kehidupan anak juga bisa terhambat di masa depan.
Lantas, bagaimana cara mencegah risiko stunting sejak masa kehamilan?

Cara Cegah Stunting Sejak Masa Kehamilan

Cara cegah stunting sejak masa kehamilan. Foto: Shutterstock
Perlu dipahami, stunting merupakan masalah kesehatan yang bisa dicegah sedini mungkin bahkan sejak masa kehamilan ibu. Menurut Dr. Ari, ada beberapa hal yang bisa dilakukan sebagai intervensi terhadap stunting sesuai dengan fase kehamilan seperti berikut:
ADVERTISEMENT
Pra-kehamilan
-Penuhi nutrisi ibu
-Pencegahan dengan terapi infeksi
-Persiapan kehamilan yang optimal
Hamil
-Skrining ibu hamil
-Pastikan nutrisi ibu dan janin terpenuhi
-Penanganan infeksi yang muncul saat hamil
Persalinan
-Pematangan paru
-Penggunaan antibiotik
-Identifikasi preterm/BBLR
Post natal/neonatus
-Stabilisasi kondisi bayi baru lahir
-Pemberian fasilitas yang optimal
-ASI