Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.0
Waspadai Sindrom Sandifer yang Bisa Membuat Bayi Kejang
14 September 2021 12:10 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Parenting Healthy Babies melansir, sindrom sandifer merupakan kelainan langka yang bisa menyerang bayi. Kondisi ini kerap menimbulkan gerakan tidak normal pada kepala, leher dan punggung bayi. Sekilas gerakan ini terlihat seperti kejang yang hebat.
Sindrom Sandifer pada Bayi, Apa Maksudnya?
Sindrom Sandifer merupakan gangguan gerakan yang menyebabkan postur aneh pada bayi terutama setelah makan. Beberapa orang tua mungkin akan melihatnya seperti gejala epilepsi, padahal bukan.
Perlu dipahami, kondisi ini termasuk masalah gastrointestinal yang berhubungan dengan gastroesophageal reflux (GERD) dan umumnya menyerang bayi usia 18 hingga 24 bulan. Karena bukan kondisi neurologis, gejalanya kemungkinan akan hilang seiring bertambahnya usia bayi.
Penyebab Sindrom Sandifer pada Bayi
Sampai saat ini, para ahli kesehatan pun tidak yakin apa penyebab sebenarnya dari sindrom ini. Namun, kebanyakan kasus terkait dengan masalah dengan kerongkongan bagian bawah yang mengarah ke perut, atau hernia hiatus. Kedua kondisi ini diketahui dapat menyebabkan GERD pada bayi.
ADVERTISEMENT
GERD sering menyebabkan nyeri dada dan ketidaknyamanan tenggorokan. Penelitian juga menunjukkan bahwa gerakan yang terkait dengan sindrom sandifer hanyalah respons bayi terhadap rasa sakit atau usaha menghilangkan ketidaknyamanannya.
Gejala Bayi Alami Sindrom Sandifer
Mengutip Healthline, gejala utama sindrom sandifer adalah tortikolis dan dan distonia. Tortikolis merupakan gerakan leher yang tidak disengaja dan muncul secara tiba-tiba.
Sementara dystonia adalah sebutan untuk gerakan menggeliat dan memutar akibat kontraksi otot yang tidak terkendali. Gerakan-gerakan ini sering menyebabkan anak-anak melengkungkan punggungnya.
Gejala lain yang mungkin menunjukkan sindrom sandifer dan GERD adalah gerakan anggukan kepala yang sering, batuk, kesulitan tidur, iritabilitas konstan, pertambahan berat badan yang buruk, sering tersedak, muntah, kemampuan makan yang lambat dan pneumonia terus berulang.
ADVERTISEMENT
Bila si kecil mengalami gejala tersebut, sebaiknya segera bawa ke dokter untuk mendapatkan pengobatan.
Penulis: Hutri Dirga Harmonis
Live Update
Gedung Glodok Plaza yang terletak di Jalan Mangga Besar II Glodok Plaza, Kecamatan Tamansari, Jakarta Barat, terbakar, pada Rabu (15/1) malam. Kebakaran dilaporkan terjadi pada pukul 21.30 WIB. Api diduga bersumber dari lantai 7.
Updated 16 Januari 2025, 12:19 WIB
Aktifkan Notifikasi Breaking News Ini