Yang Perlu Dipahami Sebelum Rencanakan Operasi Caesar

21 Oktober 2022 11:02 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi ibu hamil sedang berkonsultasi dengan dokter sebelum merencanakan operasi caesar. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi ibu hamil sedang berkonsultasi dengan dokter sebelum merencanakan operasi caesar. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Setiap ibu tentunya menginginkan proses melahirkan yang lancar, baik melahirkan normal maupun melahirkan dengan operasi caesar. Beberapa ibu mungkin akan melakukan berbagai persiapan agar proses persalinannya nanti bisa berjalan dengan baik dan minim rasa sakit.
ADVERTISEMENT
Biasanya, persiapan tersebut dilakukan oleh ibu yang akan melahirkan normal karena operasi caesar dianggap sebagai prosedur medis dadakan yang dilakukan di ruang bersalin saat ada hambatan tertentu. Namun beberapa tahun belakangan ini, beberapa ibu berinisiatif memutuskan ingin melahirkan dengan operasi caesar.
Ya Moms, menurut data dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), satu dari tiga persalinan dilakukan dengan operasi caesar. Angka tersebut meningkat dibanding tahun-tahun sebelumnya. Bahkan, 2,5 persen dari semua operasi caesar tersebut dilakukan dengan perencanaan sebelumnya.
Lantas, apa yang perlu dipahami jika ingin merencanakan melahirkan dengan operasi caesar? Simak penjelasan berikut ini sebagaimana dikutip dari Verywell Family.

Apa yang Perlu Dipahami Sebelum Merencanakan Operasi Caesar?

Ilustrasi operasi caesar. Foto: DedOK Studio/Shutterstock
Dokter biasanya akan menjadwalkan operasi caesar jika ada kondisi tertentu yang dialami ibu dan janin. Seperti posisi janin sungsang, jika tidak ada progres pada tahapan persalinan hamil kembar, masalah plasenta, atau masalah kesehatan lainnya. Namun, jika ibu ingin melakukan operasi caesar sendiri tanpa indikasi medis dan kemauan sendiri, apa yang perlu dipahami terlebih dahulu?
ADVERTISEMENT
Menurut obgyn dan ahli bedah Cynthia Flynn, MD., ibu yang merencanakan operasi caesar atas kemauan sendiri salah satunya disebabkan oleh rasa trauma akibat persalinan pervaginam sebelumnya.
“Mungkin tidak ingin melahirkan atau mungkin ingin menghindari trauma persalinan pervaginam. Beberapa ibu, terutama mereka yang lebih tua atau hamil dengan IVF, mungkin menganggap operasi caesar lebih aman,” jelasnya.
Meski begitu, dr. Flynn selalu memastikan pada pasiennya bahwa persalinan pervaginam merupakan proses yang aman. Selain itu, semua komplikasi yang mungkin terjadi, seperti robekan dan masalah dasar panggul, merupakan hal yang umum dan mudah diobati.
“Robekan karena persalinan pervaginam biasanya merupakan robena tingkat pertama dan kedua, dan dapat diperbaiki dengan mudah. Robekan juga sembuh dengan baik,” ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Namun, apakah ada kemungkinan dokter akan menyetujui keinginan ibu untuk melakukan operasi caesar atas kemauan sendiri?
Menurut ketua asosiasi dan direktur kebidanan dan ginekologi di Staten Islan University Hospital Adi Davidov, MD., hal itu mungkin saja terjadi. Namun, dokter akan menjelaskan terlebih dahulu perbandingan persalinan pervaginam dan persalinan caesar serta memastikan ibu paham dengan segala risikonya.
“Setelah pasien sepenuhnya dikonseling dan memahami risiko dan manfaat dari operasi caesar versus persalinan pervaginam, sebagian besar dokter akan setuju bahwa wanita memiliki hak untuk akhirnya memilih metode persalinan mereka sendiri,” jelasnya.

Pro-Kontra Operasi Caesar yang Direncanakan

Ilustrasi melahirkan dengan operasi caesar. Foto: Shutterstock
Mengutip Healthline, berikut ini pro dan kontra dari operasi caesar direncanakan yang perlu dipahami ibu.
Pro
ADVERTISEMENT
Kontra