Yang Perlu Diperhatikan Wanita dengan Gangguan Bipolar Jika Ingin Hamil

31 Desember 2022 19:00 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi wanita dengan gangguan Bipolar ingin hamil. Foto: Doucefleur/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi wanita dengan gangguan Bipolar ingin hamil. Foto: Doucefleur/Shutterstock
ADVERTISEMENT
Setiap wanita memiliki kesempatan untuk memiliki keturunan. Namun, bagi wanita dengan gangguan bipolar, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan saat ingin hamil.
ADVERTISEMENT
Gangguan bipolar merupakan gangguan mental yang ditandai dengan perubahan suasana hati, energi, hingga konsentrasi secara drastis. Dari yang awalnya sedang sedih, bisa secara tiba-tiba langsung merasa sangat bahagia.
Ya Moms, mengalami gangguan bipolar saat hamil bisa cukup menantang. Meski bisa disembuhkan, namun pemulihan bagi seseorang dengan gangguan bipolar memerlukan waktu tergantung pengobatan, rutinitas konsultasi, dan dukungan orang-orang sekitar.
Proses pemulihannya bisa terus berlangsung dan tidak boleh putus. Oleh karena itu penting untuk memberi tahu dokter kandungan terkait kondisi yang Anda alami sebelum merencanakan kehamilan. Sebab, obat-obatan tertentu yang digunakan untuk mengobati gangguan bipolar bisa cukup berisiko, terutama bagi ibu hamil.
Meski begitu, ada beberapa hal yang perlu Anda ketahui bila mengalami gangguan bipolar saat berencana ingin hamil. Apa saja?
ADVERTISEMENT

Seputar Kondisi Gangguan Bipolar saat Hamil

dokter mengukur perut ibu hamil Foto: Shutterstock
Dikutip dari Very Well Mind, perawatan gangguan bipolar bervariasi pada setiap orang. Jika selama ini perawatan dilakukan tanpa obat, Anda mungkin tidak perlu melakukan penyesuaian.
Namun, ada beberapa pengobatan yang bisa berbahaya bagi perkembangan janin. Misalnya, wanita yang melakukan perawatan dengan metode valproate (VPA). Wanita yang menjalani perawatan bipolar dengan VPA biasanya diminta untuk menunda sementara kehamilan, atau perlu mempertimbangkan pengobatan alternatif lain jika berencana hamil.
Karena itu, penting untuk tetap berkonsultasi dengan psikiater, dan semakin baik bila dilakukan sejak sebelum merencanakan kehamilan. Sehingga, psikiater bisa meninjau riwayat gangguan Anda untuk meminimalkan risiko psikosis (kesulitan membedakan kenyataan dan imajinasi) pascapersalinan.
Menurut Direktur Medis Senior Babyscripts, Lauren Demosthenes, MD, mengungkapkan gangguan bipolar bisa saja muncul selama kehamilan atau pascapersalinan.
ADVERTISEMENT
"Terkadang sulit untuk mendiagnosis jika gangguannya ringan, membingungkan bila disebut dengan depresi juga. Makanya, anamnesis menyeluruh sangat penting, dan mungkin dibutuhkan konsultasi dengan psikiater," tutur Demosthenes.

Bagaimana Mengelola Gangguan Bipolar Selama Kehamilan?

Ibu Hamil Menangis Foto: Shutterstock
Untuk mengelola gangguan bipolar saat berencana program hamil, Anda perlu untuk berkonsultasi dengan dokter kandungan hingga psikiater untuk menentukan perjalanan kehamilan hingga melahirkan.
Sebab, semua risiko dan manfaat perlu dipertimbangkan dengan baik. Begitu juga obat-obatan mana yang bisa tetap dikonsumsi dan mana yang tidak.
Karena ada beberapa obat yang cukup berbahaya. Seperti misalnya yang mengandung asam valproik harus dihentikan sebelum hamil karena dapat menyebabkan cacat lahir, seperti masalah jantung, cacat tabung saraf, tulang, hingga merusak kognitif bayi.
Memang tidak semua pengobatan langsung bisa dilakukan selama kehamilan. Hal terbaik yang bisa dilakukan adalah bekerja sama dengan tenaga kesehatan untuk mengevaluasi dan mengelola kadar obat yang diminum. Sehingga, bisa mencegah gejala gangguan bipolar memburuk atau kambuh saat hamil, serta melindungi janin.
ADVERTISEMENT

Pentingnya Menjaga Kesehatan Mental Selama Kehamilan

Nah Moms, karena itu, sangat penting untuk memprioritaskan kesehatan mental Anda sebelum, selama, dan setelah kehamilan, terutama bila Anda mengalami gangguan bipolar. Pertimbangkan juga untuk mempersiapkan diri dalam menghadapi masalah psikologis dan psikososial, bila mengalami masalah kesehatan mental lainnya seperti kecemasan dan depresi.
Salah satu perawatan yang bisa dilakukan adalah terapi perilaku kognitif telah terbukti aman dan efektif dalam membantu mengelola gejala gangguan tersebut. Jangan lupa untuk membiasakan kebiasaan-kebiasaan sehat dan baik dalam rutinitas sehari-hari, seperti meditasi, menjaga pola makan sehat, olahraga teratur, hingga mengistirahatkan kesehatan fisik dan mental.