Yang Perlu Ibu Hamil Pahami soal Precipitous Labor atau Persalinan Cepat

18 September 2022 10:00 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
8
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Yang Perlu Ibu Hamil Pahami soal Precipitous Labor atau Persalinan Cepat. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Yang Perlu Ibu Hamil Pahami soal Precipitous Labor atau Persalinan Cepat. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Proses awal persalinan hingga melahirkan pada setiap ibu bisa berlangsung berbeda-beda. Bagi ibu hamil yang baru pertama kali melahirkan, proses persalinan mulai dari fase aktif, proses mengejan, hingga bayi keluar bisa memakan waktu sekitar 12-24 jam. Sedangkan yang sebelumnya sudah pernah melahirkan, mungkin akan menghabiskan waktu sekitar 8-10 jam.
ADVERTISEMENT
Nah Moms, ada beberapa ibu yang justru bisa menjalani persalinan lebih cepat dari waktu di atas. Bisa dibilang, persalinan cepat ini merupakan momen ibu hamil yang melewati awal kontraksi hingga bayi lahir kurang dari tiga jam saja. Kejadian ini biasa disebut juga precipitous labor.
Dilansir Healthline, durasi tiga jam ini biasa digunakan para dokter untuk menentukan apakah ibu akan menjalani persalinan cepat atau lebih lama. Ya Moms, persalinan ini bisa sangat tidak terduga. Apa saja tanda-tanda Anda mungkin akan mengalami persalinan cepat?

Tanda-tanda Persalinan Cepat

Tanda-tanda Persalinan Cepat. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Bila mengalami tanda-tanda di atas, jangan menunda untuk segera pergi ke rumah sakit atau bidan. Sehingga, Anda dapat segera mendapatkan penanganan untuk proses melahirkan.

Siapa yang Bisa Mengalami Persalinan Cepat?

Siapa yang Bisa Mengalami Persalinan Cepat? Foto: Shutterstock
Nah Noms, sampai saat ini tidak ada yang bisa memastikan siapa saja yang bisa mengalami persalinan cepat. Namun, wanita yang pernah memiliki riwayat persalinan cepat memungkinkan untuk mengalaminya lagi di persalinan selanjutnya. Penelitian juga menunjukkan ibu hamil yang pernah mengalami solusio plasenta juga mungkin lebih besar mengalaminya.
Faktor lain yang juga bisa menjadi penyebabnya adalah memiliki riwayat tekanan darah tinggi kronis, menjalani program kesuburan, induksi persalinan dengan prostaglandin, hingga ukuran bayi kecil atau kurang dari 2500 gram.

Apakah Ada Risiko Komplikasi dari Persalinan Cepat?

Beberapa wanita mungkin berpikir bahwa persalinan cepat adalah hal yang menggembirakan karena tidak harus menghabiskan berjam-jam menahan rasa sakit kontraksi. Memang, dalam banyak kasus, tidak ada masalah kesehatan yang dialami oleh ibu. Namun terkadang, beberapa orang bisa mengalami komplikasi usai menjalani persalinan cepat.
ADVERTISEMENT
"Misalnya, kemungkinan robeknya perineum lebih tinggi sebagai akibat dari kelahiran yang cepat," kata Dokter Spesialis Kandungan Dr. Iffath Hoskins, M.D., dikutip dari Parents.
Ada juga risiko bayi menghirup cairan ketuban akibat perubahan tekanan yang dapat menyebabkan pendarahan intrakranial. Pasokan oksigen untuk bayi selama persalinan pun bisa ikut terhambat karena kontraksi yang terlalu cepat. Dan bila bayi dilahirkan tidak di tempat yang sesuai dengan prosedur medis, maka dia berisiko terkena infeksi.
Selain itu, apabila dokter harus dengan cepat dan terburu-buru mengeluarkan bayi, ada kemungkinan berdampak pada si kecil. "Ada risiko pada bayi, seperti cedera di kepala atau otak, karena terjadi penurunan sangat cepat pada jaringan lunak dan tulang ibu," jelasnya.
Ibu juga bisa saja mengalami syok apabila menjalani persalinan cepat. Karena dalam beberapa kasus, ibu mungkin saja tidak siap untuk menjalani proses persalinan yang berjalan dalam waktu singkat.
ADVERTISEMENT