Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.9
YouTuber Ms Rachel Beri Dukungan pada Anak-anak di Gaza, Dituduh Agen Propaganda
11 April 2025 12:00 WIB
·
waktu baca 4 menit
ADVERTISEMENT
YouTuber yang fokus dengan konten edukasi anak-anak, Rachel Griffin Accurso, atau yang lebih akrab dipanggil Ms Rachel, menjadi salah satu figur publik dunia yang memberi dukungan atas bencana kemanusiaan di Gaza. Terutama anak-anak di Gaza yang menghadapi berbagai penderitaan akibat serangan Israel.
ADVERTISEMENT
Namun, kelompok pro-Israel StopAntisemitism menuliskan surat kepada Jaksa Agung Amerika Serikat, Pam Bondi, dan mendesaknya untuk menyelidiki Ms Rachel, karena dianggap sebagai juru bicara Hamas atau agen asing, dengan membagikan konten-konten simpatik tentang penderitaan anak-anak di Gaza.
Dikutip dari New York Post, dalam surat yang dikirimkan pada Senin (7/4) kemarin, kelompok StopAntisemitism secara resmi meminta Departemen Kehakiman AS untuk menyelidiki apakah Ms Rachel telah diberi imbalan untuk menyebarkan propaganda kepada jutaan pengikutnya.
Kelompok tersebut mempermasalahkan beberapa unggahan yang dibuat Ms Rachel tentang kondisi anak-anak di Jalur Gaza selama serangan terjadi. Dengan tuduhan bahwa konten tersebut telah dibantah oleh pihak Israel. Mereka menuding berbagai unggahan Ms Rachel tentang Gaza dianggap bersifat anti-Israel dan dimaksudkan untuk menumbuhkan simpati pro-Hamas, terutama di kalangan anak-anak muda.
ADVERTISEMENT
"Mengingat besarnya jumlah dana asing yang telah diarahkan untuk mempropagandakan kaum muda di kampus-kampus, kami menduga ada dinamika serupa pada influencer daring," kata Direktur StopAntisemitism, Liora Rez.
“Kami mendesak Anda dan kantor Anda untuk menyelidiki apakah benar atau tidak Ms Rachel dibayar untuk menyebarkan propaganda yang berpihak pada Hamas kepada jutaan pengikutnya, karena hal ini dapat melanggar Undang-Undang Pendaftaran Agen Asing (FARA),” lanjut Rez dalam surat yang dikirimkan ke Jaksa Agung RS.
Berbagai Tuduhan Kelompok Pro-Israel terhadap Ms Rachel
Masih dalam surat tersebut, kelompok StopAntisemitism menilai Ms Rachel yang sebelumnya fokus pada konten anak-anak, kini dianggap telah memasukkan gambaran dan narasi yang disebarkan oleh Hamas ke dalam kontennya.
"Unggahannya sebagian besar mengabaikan penderitaan korban, sandera di Israel, dan anak-anak Yahudi. Sementara dia [Ms Rachel] secara konsisten memperkuat misinformasi dari Hamas dan sumber-sumber anti-Israel lainnya," lanjut Rez.
ADVERTISEMENT
Misalnya, mereka mempermasalahkan sebuah unggahan Ms Rachel yang memperlihatkan seorang anak dengan tulang-tulang yang menonjol karena kelaparan. Namun, StopAntisemitism mengeklaim gambar-gambar tersebut bukanlah anak-anak yang menderita kelaparan, tetapi menderita fibrosis kistik.
Anak yang dimaksud, Fadi al-Zant, memang benar menderita fibrosis kistik dan juga kelaparan, Moms. Bahkan, anak tersebut telah menjadi simbol atas krisis kemanusiaan di Gaza sebelum gencatan senjata.
Tak sampai di situ, StopAntisemitism juga merasa keberatan dengan unggahan lain Ms Rachel, yang menyebut jumlah korban meninggal tidak membedakan mana yang teroris maupun warga sipil. Mereka juga menuduh Ms Rachel telah memberikan informasi yang salah tentang kematian hampir 15.000 anak. Meski Israel telah membantah angka tersebut kenyataannya PBB juga melaporkan jumlah kematian yang serupa.
ADVERTISEMENT
StopAntisemitism juga mengecam Ms Rachel karena menyebarkan laporan tentang anak-anak yang meninggal akibat hipotermia di Gaza selama musim dingin. Dengan mengeklaim bahwa Ms Rachel telah menggunakan gambar dari Wikipedia, dan Gaza sama sekali tidak sedingin itu.
Namun, berbagai laporan di media internasional mendokumentasikan kematian anak-anak di Gaza dari Desember 2024 hingga Februari 2025 akibat hipotermia, dan berbagai potret pagi yang dingin membekukan tenda-tenda pengungsi di daerah kantong yang hancur itu.
Dan Ms Rachel pun dituduh telah menyebarkan klaim Hamas bahwa Israel membombardir Gaza tanpa pandang bulu dan melanggar Konvensi Jenewa dengan menghentikan bantuan, yang kemudian menyebabkan Pengadilan Kriminal Internasional mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu atas kejahatan terhadap kemanusiaan.
ADVERTISEMENT
Militer Israel menegaskan, mereka mengambil semua tindakan pencegahan yang diperlukan untuk meminimalkan kematian warga sipil saat melakukan serangan udara di Gaza.
Belum Ada Komentar dari Ms Rachel Atas Tuduhan dari Kelompok StopAntisemitism
Ms Rachel dan suaminya, Aron Accurso, yang merupakan direktur musik Broadway dan komposer, menolak berkomentar atas surat StopAntisemitism kepada Jaksa Agung AS.
Namun, Ms Rachel sebelumnya mengatakan dia begitu mencintai semua anak, setelah mendapat kritik pedas karena meluncurkan penggalangan dana untuk anak-anak yang tinggal di zona perang, termasuk Gaza.
Dia berkata sambil menangis bahwa dirinya telah menjadi korban perundungan.
"Saya sangat peduli pada semua anak. Anak-anak Palestina, anak-anak Israel, anak-anak di AS – anak-anak Muslim, Yahudi, Kristen – semua anak, di setiap negara. Tidak ada yang dikecualikan," katanya dalam sebuah unggahan di Instagram pada Mei 2024.
ADVERTISEMENT
Surat kabar The Post pun bertanya kepada StopAntisemitism apakah mereka punya bukti yang menunjukkan Ms Rachel dibayar untuk menyebarkan propaganda Hamas, dan bukan sekadar mengekspresikan hak kebebasan berbicara.
"Bukan rahasia lagi bahwa influencer seperti Ms Rachel sering kali melakukan kolaborasi berbayar di media sosial. Meski begitu, kami tidak dapat tidak memperhatikan pascakejadian 7 Oktober [Serangan Israel-Hamas], Ms Rachel mengunggah rentetan propaganda anti-Israel. Ini terjadi pada saat yang sama ketika influencer media sosial lainnya dibayar untuk mengunggah," kata Rez.
"Kami hanya meminta Jaksa Agung untuk melakukan investigasi. Meskipun Ms Rachel berhak atas pendapatnya dan menjalankan hak kebebasan berbicara, ada undang-undang yang mengharuskan pihak yang dibayar oleh negara asing untuk mengungkapkan hal-hal ini. Agen asing harus mendaftar," tutup dia.
ADVERTISEMENT