Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
ADVERTISEMENT
Lebih dari 1.000 bangkai lumba-lumba telah terdampar di pantai Prancis sejak awal tahun ini. Fenomena ini diduga terjadi karena penangkapan ikan yang serampangan oleh para nelayan.
ADVERTISEMENT
Dilansir Associated Press, Kamis (28/3), bangkai lumba-lumba itu termutilasi, sirip-siripnya sudah terpotong. Sejak Januari, ada sekitar 1.100 lumba-lumba yang terdampar di pesisir Atlantik Prancis.
"Angkanya tidak pernah setinggi ini," kata Willy Daubin, anggota Pusat Nasional untuk Riset Ilmiah di La Rochelle University.
Menurut Daubin, angka lumba-lumba terdampar saat ini adalah rekor tertinggi dalam 40 tahun terakhir. Setelah dilakukan autopsi, 90 persen lumba-lumba itu mati karena tidak sengaja tertangkap di jaring kapal pencari ikan.
Biasanya, nelayan memotong bagian tubuh lumba-lumba yang tersangkut agar jaring tidak rusak, lalu membuang bangkainya ke laut. Beberapa lainnya diambil siripnya untuk dijual.
"Mesin penangkap ikan atau perangkat apa di balik seluruh kematian ini?" kata Daubin.
Menteri Ekologi Prancis Francois de Rugy ikut resah. Pasalnya pemerintahan Presiden Emmanuel Macron sangat perhatian pada lingkungan, bahkan punya slogan "Make the Planet Great Again".
ADVERTISEMENT
De Rugy menetapkan beberapa perintah, salah satunya memaksa 26 kapal pencari ikan di Teluk Biscay untuk memasang alat pengusir. Alat ini akan mengirim sinyal yang ditangkap sebagai gangguan oleh lumba-lumba sehingga mereka akan menjauh.
Namun organisasi aktivis kelautan Sea Shepherd mengatakan alat ini percuma. Menurut mereka, kapal-kapal akan mematikan alat tersebut karena takut ikan-ikan lainnya juga akan kabur. Alat baru akan dinyalakan jika ada pemeriksaan.
"Pemerintah harus bertanggung jawab dan bertindak, terutama Macron, yang mengatakan ingin melindungi Ekologi," kata Lamya Essemlali, Presiden Sea Shepherd Prancis.