1.200 Nyawa Pasien Gagal Ginjal Asal Palestina di Jalur Gaza Terancam

5 Juni 2023 19:19 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Beberapa perahu yang membawa siswa dan pasien dari Palestina menuju Eropa. Foto: Reuters/Mohammed Salem
zoom-in-whitePerbesar
Beberapa perahu yang membawa siswa dan pasien dari Palestina menuju Eropa. Foto: Reuters/Mohammed Salem
ADVERTISEMENT
Setidaknya 1.200 pasien asal Palestina penderita gagal ginjal di pesisir Jalur Gaza sedang berjuang melawan kematian.
ADVERTISEMENT
Mereka berusaha untuk bertahan hidup di tengah keterbatasan perawatan medis dan obat-obatan yang diakibatkan oleh blokade ilegal Israel di kawasan tersebut.
Dikutip dari The New Arab, informasi tersebut disampaikan oleh Direktur Departemen Farmasi yang bekerja di bawah naungan Kementerian Kesehatan Palestina dan berbasis di Gaza, Alaa Helles.
Dia mencatat bahwa pasien gagal ginjal di sana berisiko tidak dapat mengakses prosedur pencucian darah — bagian paling penting bagi penyembuhan pasien penyakit kronis ini.
“Mereka akan mengalami komplikasi kesehatan yang parah karena kurangnya peralatan medis, obat-obatan, dan bantuan,” sambung Helles. Dia mengeklaim penjajah Israel telah melarang akses penyaluran alat rontgen dan perangkat pemindai X-Ray ke Jalur Gaza.
Akibatnya, banyak pasien tidak mendapatkan pemeriksaan medis yang memadai selama lebih dari 18 bulan. Mereka pun terancam mengalami penurunan kesehatan yang parah.
ADVERTISEMENT
Salah seorang pasien asal Jalur Gaza yang mengalami kejadian ini adalah Samia al-Jammaly. Dia menderita gagal ginjal dan terpaksa menunggu berjam-jam agar bisa mendapatkan giliran cuci darah rutin di rumah sakit al-Shifa di Gaza. Adapun proses pencucian darah ini bisa memakan waktu sedikitnya empat jam.
“Biasanya, saya harus datang ke sini tiga kali seminggu untuk menjalani perawatan untuk membuang racun dan cairan yang menumpuk di tubuh saya karena kegagalan ginjal saya, tetapi karena kekurangan obat, saya hanya datang satu atau dua kali saja,” kata al-Jammaly.
Ilustrasi transfusi darah. Foto: Gary Cameron/REUTERS
“Saya tidak tahu mengapa penjajah Israel bersikeras untuk menghukum kami semua di Gaza, tanpa membedakan antara orang yang sehat dan yang sakit,” sambung dia.

Dalih Israel

Salah seorang pasien gagal ginjal lainnya, Sameh al-Ayoubi, mengaku bahwa dia tidak menerima perawatan medis tepat waktu. Pria lansia berusia 69 tahun ini mengeluh, dirinya juga tidak dapat memperoleh pengobatan alternatif untuk mengurangi rasa sakitnya yang berkelanjutan.
ADVERTISEMENT
“Kami adalah manusia dan kami harus mendapatkan hak-hak kami seperti halnya semua orang, terutama pasien, di seluruh dunia,” tega al-Ayoubi.
“Israel hanyalah sebuah negara kriminal yang tidak peduli dengan hak-hak kami hanya karena kami orang Palestina,” imbuhnya.
Lebih lanjut, Israel telah memberlakukan pembatasan ilegal di daerah pesisir Jalur Gaza setelah gerakan nasionalis Palestina, Hamas, mengambil alih kendali wilayah ini. Hamas memenangkan pemilihan legislatif pada 2006 dan menjadi musuh utama Israel sampai sekarang.
Sejak saat itu, otoritas Israel yang masih menguasai sejumlah wilayah di Jalur Gaza menghalangi jalur pengiriman banyak pasokan, seperti bahan industri hingga obat-obatan dan peralatan medis.
Mereka berdalih bahwa barang tersebut berpotensi menjadi senjata rahasia yang nantinya dapat digunakan oleh para pejuang Palestina.
ADVERTISEMENT
Sehingga, baik al-Jammaly maupun al-Ayoubi menyerukan kepada dunia internasional untuk menuntut Israel agar segera mengakhiri larangan terhadap akses pengobatan dan peralatan medis.
Keduanya juga mendesak agar otoritas Israel mengizinkan para pasien untuk bisa bebas bergerak di antara Gaza dan Tepi Barat yang diduduki guna mendapatkan perawatan medis.
Sebab, ribuan pasien gagal ginjal tersebut berpotensi menghadapi kematian apabila tidak segera diobati dan angkanya pun dapat bertambah.
Para dokter spesialis mengatakan, peningkatan jumlah penderita gagal ginjal diakibatkan oleh tekanan darah tinggi, diabetes, infeksi saluran kemih, dan pembentukan batu ginjal.