Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.7
26 Ramadhan 1446 HRabu, 26 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
1 Guru yang Tewas Diserang OPM dari Flores, Keluarga Minta Jenazah Dipulangkan
24 Maret 2025 11:06 WIB
·
waktu baca 2 menit
ADVERTISEMENT
Kelompok Organisasi Papua Merdeka (OPM) di Distrik Anggruk, Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan menyerang warga pada Jumat (21/3/2025). Dalam insiden tersebut, sepuluh orang menjadi korban.
ADVERTISEMENT
Mayoritas adalah tenaga pendidik dan medis yang sedang bertugas di wilayah pedalaman Papua. Satu orang meninggal dunia, empat mengalami luka ringan, dan tiga lainnya luka berat. Sementara dua korban lainnya berada dalam kondisi aman dan memilih tetap tinggal di Yahukimo.
Korban meninggal dunia adalah Rosalina Rerek Sogen, seorang guru asal Suku Flores. Ia dan korban lainnya merupakan bagian dari tenaga pendidik dan kesehatan yang ditugaskan untuk melayani masyarakat di daerah terpencil.
Mereka menjadi korban usai sekolah tempat mereka mengajar dibakar oleh OPM pada Jumat (21/3) pukul 17.00 WIT. Insiden ini menimbulkan ketakutan di kalangan masyarakat setempat, terutama tenaga pendidik dan siswa.
"Evakuasi dilakukan dengan pengamanan ketat mengingat kondisi di Distrik Anggruk masih sangat rawan. Tim kami harus menghadapi medan berat dan potensi gangguan dari kelompok bersenjata," kata Letkol Inf Gustiawan, Dansatgas Rajawali II Koops TNI Habema Kogabwilhan III.
ADVERTISEMENT
"Namun, berkat koordinasi yang baik, jenazah korban berhasil dibawa ke Bandara Dekai Kab. Yahukimo untuk proses identifikasi lebih lanjut," sambungnya.
Keluarga Minta Jenazah Dipulangkan
Kabar kematian Rosalia Rerek Sogen (30) dalam serangan OPM di Distrik Anggruk, pedalaman Papua, telah sampai ke telinga keluarga di Kabupaten Flores Timur.
Menurut keluarga, Emanuel Suban Sogen, Rosalia mendedikasikan diri sebagai guru di pedalaman Papua sejak tahun 2022 lalu.
Ia mengaku keluarga sempat memiliki firasat buruk tentang Rosalia saat membaca pemberitaan media massa.
"Kami kaget, karena dalam berita itu, waktu dan tempat kejadian yang diuraikan sesuai dengan tempat korban merantau," ungkapnya.
Emanuel beberapa kali menghubungi nomor handphone Rosalia, namun tidak pernah terhubung.
Keluarga kemudian mendapat informasi dari beberapa perantau asal Flores Timur di Papua, termasuk pihak Yayasan.
ADVERTISEMENT
"Kami coba bangun komunikasi dengan orang-orang yang ada di sana, ternyata kabar itu benar," ujarnya, Minggu, 23 Maret 2025.
Agustinus Sogen, ayah korban dan Wilin Hewen, ibu korban, tak menyangka anaknya itu menjadi korban kekejaman OPM.
Mereka berharap jenazah Rosalia Rerek Sogen dipulangkan dan dimakamkan di kampung halamannya di Desa Bantala.
"Kami keluarga sangat memohon bantuan, tolong pulangkan almarhum," pinta ayah korban.