1 Tahun Invasi Rusia, WN Ukraina Berkabung di Bali

24 Februari 2023 20:04 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Alexandra saat ditemui di Denpasar, Bali, Jumat (24/2/2023). Foto: Denita BR Matondang/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Alexandra saat ditemui di Denpasar, Bali, Jumat (24/2/2023). Foto: Denita BR Matondang/kumparan
ADVERTISEMENT
Sejumlah WN Ukraina di Bali berkabung dalam peringatan satu tahun diluncurkannya operasi militer khusus Rusia di Ukraina sejak 24 Februari 2022 lalu.
ADVERTISEMENT
Mereka meletakkan berbagai karya bunga warna biru dan kuning senada warga bendera Ukraina di depan konsulat Ukraina yang terletak di Jalan Gurita, Kota Denpasar, Bali, Jumat (24/2).
Mereka juga menampilkan sejumlah potret suasana sebelum dan sesudah perang, bangunan rusak akibat perang, kondisi warga terluka, dan lain sebagainya. Tak lupa mereka menutup mata berdoa mengenang korban dan keselamatan keluarga.
"Bunga sebagai tanda betapa singkatnya sebuah kehidupan. Ini adalah tanda kehormatan bagi orang yang meninggal di negara kami dan yang sedang bertahan dan memperjuangkan kemerdekaan serta masa depan kami," kata WN Ukraina Alexandra di Bali.
WN Ukraina di Bali berkabung dalam peringatan satu tahun diluncurkannya operasi militer khusus Rusia di Ukraina sejak 24 Februari 2022 lalu, Jumat (24/2/2023). Foto: Denita BR Matondang/kumparan
Alexandra dan sejumlah teman-temannya menginisiasi peletakan bunga di konsulat. Mereka berharap dunia mendukung Ukraina merdeka total.
Berharap Rusia menarik pasukan dan menghentikan perang. Hal ini karena perang telah menelan banyak korban termasuk anak-anak menjadi korban. Rumah warga hingga fasilitas umum rusak.
ADVERTISEMENT
Alexandra mengatakan, dirinya dan beberapa temannya memberikan dukungan bantuan bagi WN Ukraina yang berada di dalam atau luar negeri. Ia berharap perang segera berakhir agar seluruh keluarga dapat berkumpul kembali.
Sejumlah WN Ukraina di Bali berkabung dalam peringatan satu tahun diluncurkannya operasi militer khusus Rusia di Ukraina sejak 24 Februari 2022 lalu, Jumat (24/2/2023). Foto: Denita BR Matondang/kumparan
Hal senada juga disampaikan oleh Julia (30). Orang tuanya terpaksa tinggal sementara di Berlin, Jerman demi keselamatan. Julia ke Bali dalam kurun tiga bulan menenangkan pikiran.
Menurutnya, Rusia tidak berhak merebut wilayah Ukraina. Hal ini karena Ukraina telah merdeka sejak tahun 1991.
"Dan tentu tidak perlu diperdebatkan tentang teritorial wilayah. Ukraina adalah milik penduduk ukraina sejak merdeka tahun 1991. Ukraina adalah rumah saya. Dan setiap orang berharap dapat kembali ke Ukraina dan ukraina menjadi tempat aman untuk ditempati lagi," katanya.
WN Ukraina di Bali yang berkabung. Foto: Denita BR Matondang/kumparan
Sejumlah negara mulai dari Prancis, Uni Eropa, London, dan New York ikut berkabung memberikan dukungan dalam satu tahun invasi Rusia ke Ukraina.
ADVERTISEMENT
Beberapa dari mereka memegang spanduk mengecam Presiden Vladimir Putin: ‘Masukkan Putin ke tempat sampah’, ada juga yang memegang spanduk bertuliskan bahwa Putin adalah sosok Adolf Hitler di masa modern.
Putin mengerahkan pasukannya ke Ukraina melalui perbatasan Belarusia pada 24 Februari 2022 dan mengepung negara tetangganya itu hampir secara keseluruhan.
Foto-foto sebelum-sesudah operasi militer khusus Rusia di Ukraina. Foto: Denita BR Matondang/kumparan
Rusia menamakan serangan tersebut sebagai operasi militer khusus dengan tujuan untuk demiliterisasi dan denazifikasi Ukraina, yang mereka lihat secara terbuka mendukung ideologi Nazisme.
Dikutip dari Reuters, ini merupakan puncak kekecewaan Rusia atas dilanggarnya perjanjian Minsk oleh Barat yang berjanji tidak akan memperluas pengaruh NATO di kawasan Eropa timur.
Namun, kenyataannya Ukraina justru mendeklarasikan keinginannya untuk bergabung dengan aliansi militer pimpinan Amerika Serikat tersebut.
ADVERTISEMENT
Serangan ini juga bermaksud untuk melindungi warga Rusia yang tertindas di beberapa wilayah Ukraina, seperti Donbas, Luhansk, Donetsk. Konflik internal antara warga Rusia dan Ukraina di kawasan tersebut sudah berlangsung sejak 2014.
Sementara itu, Ukraina dengan Sekutu Baratnya menyebut serangan Rusia sama sekali tidak masuk akal dan tidak sesuai dengan hukum internasional. Mereka menilai bahwa Putin adalah penjahat perang yang ingin agar Ukraina lenyap dari dunia.