10 Bulan Pandemi, Pemerintah Luncurkan Gerakan Donor Plasma Darah

18 Januari 2021 15:11 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petugas medis menyusun kantong berisi plasma konvalesen dari pasien sembuh COVID-19 di Unit Tranfusi Darah (UTD) RSPAD Gatot Soebroto Jakarta, Selasa (18/8). Foto: Nova Wahyudi/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Petugas medis menyusun kantong berisi plasma konvalesen dari pasien sembuh COVID-19 di Unit Tranfusi Darah (UTD) RSPAD Gatot Soebroto Jakarta, Selasa (18/8). Foto: Nova Wahyudi/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Terapi plasma darah menjadi salah satu alternatif terapi penyembuhan pasien corona. Terapi ini disebut-sebut secara masif karena dinilai efektif meningkatkan kesembuhan.
ADVERTISEMENT
Hari ini, Senin (18/1), pemerintah meluncurkan Gerakan Donor Plasma Darah. Gerakan ini digelar saat pandemi corona sudah berjalan 10 bulan.
Dalam acara ini Menko Perekonomian Airlangga Hartarto juga melakukan donor plasma di acara Pencanangan Gerakan Nasional Pendonor Plasma Konvalesen yang disiarkan secara virtual di YouTube Kemenko PMK.
Meski Airlangga secara terbuka tidak pernah mengumumkan dia pernah terpapar corona, tapi donor plasma darah hanya bisa dilakukan oleh mereka yang telah sembuh dari penyakit COVID-19.
Acara ini juga dihadiri oleh sejumlah pejabat seperti Wapres Ma'ruf Amin, Menko PMK Muhadjir Effendy, Menkes Budi Gunadi Sadikin, dan Ketum PMI Jusuf Kalla.
"Mengingat plasma konvalesen tidak selamanya ada di tubuh penyintas COVID-19, tetapi hanya sekitar tiga bulan pascakesembuhan, dengan periode donor plasma adalah 14 hari, maka diperlukan strategi yang tepat untuk pelaksanaan donor plasma konvalesen," kata Wapres Ma'ruf Amin dalam sambutannya.
Syarat donor plasma bagi penyintas corona. Foto: PMI
Ma'ruf juga bersyukur sistem dari program ini sudah terintegrasi dengan baik. PMI dan rumah sakit bahu-membahu untuk menggencarkan gerakan kemanusiaan ini.
ADVERTISEMENT
"Tersedianya dukungan sistem data yang terintegrasi antara Rumah Sakit dan PMI untuk mengetahui data penyintas COVID-19/potensi calon donor," urai Ma'ruf.
"Dan penambahan peralatan/mesin apheresis untuk pengolahan darah di Unit Donor Darah atau UDD yang menerima pelayanan donor plasma konvalesen," imbuhnya.