10 Istilah terkait Gunung Meletus yang Mungkin Belum Kamu Tahu

27 November 2017 15:18 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:13 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Erupsi Gunung Agung Bali pada Senin (27/11) (Foto: REUTERS/Johannes P. Christo)
zoom-in-whitePerbesar
Erupsi Gunung Agung Bali pada Senin (27/11) (Foto: REUTERS/Johannes P. Christo)
ADVERTISEMENT
Indonesia merupakan negara yang dikelilingi banyak gunung berapi. Oleh karena itu, ancaman gunung meletus selalu mengintai.
ADVERTISEMENT
Banyak istilah-istilah terkait gunung meletus yang mungkin belum kamu tahu. Berikut kumparan (kumparan.com) rangkum istilah-istilah yang akrab dengan gunung meletus.
1. Intrusi dan Ekstrusi
Gunung Agung erupsi (Foto: Instagram/@sutopopurwo)
zoom-in-whitePerbesar
Gunung Agung erupsi (Foto: Instagram/@sutopopurwo)
Vulkanik merupakan gempa yang disebabkan oleh gunung berapi. Gempa ini karena adanya aktivitas magma di perut bumi menuju permukaan bumi. Magma tersebut keluar karena mendapatkan tekanan akibat panas di dalam bumi.
Aktivitas ini meliputi intrusi dan ekstrusi. Instrusi magma secara sederhana adalah proses keluarnya magma menuju permukaan bumi, tetapi dari proses ini, magma tidak sampai ke permukaan bumi. Sedangkan ekstrusi merupakan keluarnya magma dari perut bumi dan sampai ke permukaan bumi.
2. Lava
Lava adalah cairan magma yang keluar dari perut bumi. Lava berbentu cair, sehingga lava selalu mengalir menuju tempat yang lebih rendah. Daerah yang dilalui lava akan membentuk sungai atau lembah.
Kawah gunung berapi (Foto: Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Kawah gunung berapi (Foto: Pixabay)
3. Dapur Magma
ADVERTISEMENT
Dapur magma adalah rumah bagi magma yang ada di perut bumi. Dapur magma disebut juga batholit.
Dapur magma memiliki kedalaman yang bervariasi. Besar-kecilnya letusan suatu gunung api tergantung letak dapur magmanya. Semakin dalam letaknya, semakin besar kemungkinan gunung tersebut meletus dengan kuat.
Kawah gunung berapi (Foto: Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Kawah gunung berapi (Foto: Pixabay)
4. Kubah Lava
Jika kecepatan lava yang keluar dari perut bumi lambat, lava dapat langsung membeku, dari lava yang keluar ini akan terus tertumpuk dan itu akan membentuk apa yang disebut dengan kubah lava atau “dome”.
Namun, perkembangan tinggi kubah tidak akan berlangsung terus menerus dengan laju yang sama walaupun suplai magma terus bertambah..
5 Awan Panas
Gunung Merapi (Foto: Andreas Fitri Atmoko/ANTARA)
zoom-in-whitePerbesar
Gunung Merapi (Foto: Andreas Fitri Atmoko/ANTARA)
Istilah awan panas dipakai untuk menyebut gabungan dari batu, kerikil, abu, pasir dalam suatu masa vulkanik panas yang keluar dari gunung api menuju lereng gunung dengan kecepatan bisa lebih dari 100 km per jam sejauh puluhan km.
ADVERTISEMENT
Luncuran awan yang membentuk awan yang bergulung itu turun menuju lereng gunung dan akan terlihat menyala jika terjadi pada malam hari. Warga sekitar Gunung Merapi biasa menyebutnya dengan istilah ‘wedhus gembel’ atau dalam bahasa jawa berarti domba karena kejadian turunnya awan panas tersebut mirip seperti domba yang sedang menyusuri lereng.
6. Tremor
Proses berjalannya magma ke permukaan sebelum terjadinya erupsi menyebabkan getaran. Getaran tersebut biasa disebut dengan tremor.
Tremor sendiri biasanya bergerak secara perlahan dan masyarakat tidak selalu merasakan efeknya. Tremor dapat lebih mudah dilihat pada rekaman seismograf.
7. Lahar
Bercampurnya aliran lava dengan air dan lumpur akan membentuk apa yang disebut lahar. Percampuran itu mengubah sifat lava yang semula panas menjadi dingin.
ADVERTISEMENT
Lahar memiliki sifat yang sama dengan air, yaitu mengalir menuju tempat yang lebih rendah. Lahar mengair dengan membawa material yang sebelumnya dibawa oleh lava seperti batuan besar, debu, lumpur, dan bom vulkanik, ditambah air atau lumpur.
8. Prekursor
Gunung Sinabung  (Foto: Ivan Damanik/AFP)
zoom-in-whitePerbesar
Gunung Sinabung (Foto: Ivan Damanik/AFP)
Prekursor adalah gejala awal gunung api sebelum erupsi. Gunung sebelum erupsi biasanya sudah menunjukan tanda-tanda perubahan yang dapat ditangkap dengan panca indera manusia atau hanya dapat dideteksi dengan alat.
Namun secara umum, beberapa tanda tersebut adalah berubahnya warna asap menjadi semakin tebal dan pekat, meningkatnya jumlah gempa-gempa yang terekam oleh seismogram, alat pekaman gerakan tanah atau grafik aktivitas gempa bumi sebagai fungsi waktu yang dihasilkan oleh seismometer
Berubahnya komposisi kimia gas atau air, meningkatnya derajat suhu kawah dan terjadinya deformasi tubuh gunung. Deformasi secara sederhana dapat diartikan dengan perubahan sebuah benda dari kondisi awal ke kondisi saat.
ADVERTISEMENT
9. Erupsi efusif dan eksplosif
Gunung Agung Erupsi (Foto: Dok. BNPB)
zoom-in-whitePerbesar
Gunung Agung Erupsi (Foto: Dok. BNPB)
Erupsi atau letusan gunung berapi terdiri dari dua jenis. Mereka adalah erupsi efusif dan erupsi eksplosif.
Erupsi efusif adalah peristiwa keluarnya magma ke permukaan bumi. Proses keluarnya magma pada erupsi tersebut tanpa diikuti dengan ledakan. Jenis material yang dikeluarkan oleh erupsi efusif adalah material cair (lava), lava pijar yang keluar dari perut bumi kemudian mengalir ke lereng gunung.
Sementara itu eksplosif. Berbeda dengan efusif, terjadinya erupsi eksplosif disertai dengan adanya tekanan yang kuat, sehingga terkadang menimbulkan menimbulkan suara dentuman.
10. Status gunung
Erupsi Gunung Agung hari Minggu (26/11) pagi  (Foto: Twitter @Sutopo_BNPB)
zoom-in-whitePerbesar
Erupsi Gunung Agung hari Minggu (26/11) pagi (Foto: Twitter @Sutopo_BNPB)
Status gunung memiliki beberapa tingkatan, mulai dari normal, waspada, siaga hingga awas. Pertama, status normal yakni tidak ada gejala atau aktivitas tekanan magma di dalam gunung menunjukan aktivitas dasar.
ADVERTISEMENT
Status waspada ditetapkan ketika terjadi kenaikan aktivitas seismik dan kejadian vulkanis. Ketiga adalah status siaga, status tersebut menunjukkan gunung bergerak ke arah letusan atau menimbulkan bencana dan juga terjadi peningkatan kegiatan seistemik.
Tingkatan terakhir dari status gunung adalah awas. Status awas menunjukan gunung berapi segera meletus atau sedang meletus.
Gunung Agung Erupsi (Foto: Dok. BNPB)
zoom-in-whitePerbesar
Gunung Agung Erupsi (Foto: Dok. BNPB)