Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
10 Media Massa Luncurkan Indonesialeaks sebagai Platform Investigasi
14 Desember 2017 17:04 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:13 WIB
ADVERTISEMENT
Sebanyak 10 media massa dan 5 Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) membentuk platform bernama Indonesialeaks untuk mengumpulkan dokumen rahasia. Platform tersebut digunakan untuk menampung informasi, yang nantinya diolah sebagai bahan produk jurnalistik investigasi.
ADVERTISEMENT
"Platform ini dibicarakan awal tahun ini (2017). Jadi beberapa teman berkumpul, membayangkan ada sebuah platform bersama kita bisa sharing informasi tanpa rasa takut, dan media bisa capture informasi dan mengolah lebih lanjut," kata Direktur Tempo Institute, Mardiyah Chamim, sebelum peluncuran Indonesialeaks di Estubizi Business Center, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis (14/12).
Di lokasi yang sama, Direktur Eksekutif Perhimpunan Pengembangan Media Nusantara, Eni Mulia, menambahkan Indonesialeaks dapat dimanfaatkan oleh beragam media massa sebagai wadah untuk saling berkolaborasi menampung dan mengolah informasi.
Salah satu fokus kolaborasi tersebut, adalah untuk membuka tabir kejahatan korupsi yang kini semakin banyak terjadi.
"Soal kolaborasi, bahwa ketika jaman dulu investigator disebut lone wolf tidak berlaku lagi, karena investigasi perlu kolaborasi, karena investigasi dunia seperti Panama Paper membutuhkan Kolaborasi," ujar Eni.
ADVERTISEMENT
Sementara itu Penyidik KPK Novel Baswedan yang jadi salah satu pembicara dalam acara itu menyatakan, keamanan informan dan informasi dalam investigasi menjadi hal yang harus diutamakan.Novel menegaskan, jika identitas informan diketahui orang lain yang tidak berkepentingan, hal itu dapat menimbulkan risiko yang cukup besar.
"Dijaga kerahasiannya (informan dan informasi investigasi) membatasi menemui banyak orang. Ketika info diketahui beberapa orang, risiko akan semakin besar karena semakin sulit terkendali," ucap Novel melalui video conference.
Oleh karena itu demi memberikan keamanan bagi informan, Direktur Eksekutif Lembaga Bantuan Hukum Pers, Nawawi Bahrudin, menyatakan Indonesialeaks akan mempersiapkan 25 pengacara khusus. Pengacara-pengacara tersebut akan diberikan kompetensi soal perlindungan saksi, dan pemahaman mengenai keterbukaan informasi.
"Kita melatih 25 lawyer, kita bikin tambahan kompentensi apa sih whistleblower (pelapor pelanggaran) itu, dan (pemahaman) Undang-undang terkait whistleblower dari Undang-undang LPSK, kebebasan informasi publik. Seandainya ada masalah, kita membangun kerjasama dengan LPSK," jelas Nawawi.
ADVERTISEMENT
Diketahui 10 media yang menjadi penampung dan pengolah informasi adalah Tempo.co, CNN Indonesia, Independen.id, KBR, Bisnis Indonesia, Suara.com, The Jakarta Post, Sindo Weekly, Jaring, dan Liputan6.com. Sementara itu LBH yang diajak menjadi kolaborator adalah ICW, Change.org, Greenpeace, Auriga, dan LBH Pers.