Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
10 Orang Tewas dalam Letusan Gunung Lewotobi, BNPB Jelaskan soal Peringatan Dini
4 November 2024 15:14 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
BNPB angkat bicara terkait langkah peringatan dini yang dilakukan dalam rangka antisipasi letusan Gunung Lewotobi Laki-laki di Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT). Gunung Lewotobi meletus pada Senin dini hari (4/11).
ADVERTISEMENT
Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, menjelaskan bahwa kenaikan status Gunung Lewotobi dari level siaga menjadi awas baru diumumkan PVMBG pada pukul 00.00 WIB dini hari.
Ia pun menyebut bahwa hingga saat ini memang belum ada teknologi yang bisa memberikan informasi pasti terkait kejadian bencana di lokasi tertentu.
"Dan ini eskalasinya begitu cepat. Perlu saya sampaikan, bahwa hingga saat ini belum ada teknologi yang mampu secara pasti memberikan informasi bahwa misalkan Gunung Lewotobi Laki-laki akan erupsi pukul sekian hari sekian, itu tidak, belum ada teknologi yang ada, yang bisa menentukan secara pasti hal-hal seperti itu," ujar Muhari dalam konferensi pers di kantornya, Senin (4/11).
Oleh karenanya, saat PVMBG mengumumkan kenaikan status Gunung Lewotobi dari level 3 ke level 4, Muhari menyebut langkah yang memungkinkan untuk dilakukan adalah mengevakuasi warga sekitar lokasi.
"Memang pada saat status Lewotobi Laki-laki ada pada fase siaga atau level 3, itu jarak aman yang disarankan adalah 3 kilometer. Sedangkan, tadi malam begitu status dinaikkan ke level 4 atau status awas, itu jarak aman yang direkomendasikan 7 kilometer, karena ada lontaran-lontaran material vulkanik yang melewati jarak 3 kilometer tadi," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Lebih lanjut, Muhari pun menjelaskan alasan radius aman menjadi 7 kilometer itu diberlakukan. Saat menemukan 6 korban yang meninggal, kata dia, lokasinya berada pada radius 4 kilometer.
Radius itu memang berada di lokasi yang disarankan untuk dijauhi saat status Gunung Lewotobi berada pada level 3, yakni 3 kilometer.
"Tapi memang eskalasi dari aktivitas vulkanik tadi malam kita lihat video-video visual amatir yang dilaporkan, itu sangat signifikan ada lontaran batu pijar yang membuat lubang di tanah cukup besar," tuturnya.
"Dan kemudian bahkan sempat menimbulkan kebakaran di beberapa tempat, ini yang membuat eskalasi dari jarak aman itu diperluas hingga 7 kilometer," sambung dia.
Kondisi itu juga membuat pihaknya melakukan upaya evakuasi secepat mungkin. Hal tersebut juga untuk mengantisipasi kondisi serupa terjadi lagi di lokasi bencana.
"Nah hal-hal seperti ini memang kondisinya, kondisi yang berubah sangat cepat, sehingga memang antisipasi yang kita lakukan secepat mungkin mengevakuasi masyarakat, hingga saat ini masih berjalan untuk mengantisipasi kondisi-kondisi yang hampir sama dengan tadi malam. Ini yang harus kita hindari," terang Muhari.
ADVERTISEMENT
Ia juga tetap mengimbau masyarakat yang berada di kawasan bencana Gunung Lewotobi, untuk tetap berada di radius aman, yakni 7 kilometer.
"Ini untuk mengantisipasi karena kondisi-kondisi yang seperti tadi malam itu bisa terjadi kapan saja. Ini yang harus kita pastikan sampai kondisi benar-benar kondusif," pungkasnya.
Adapun akibat letusan Gunung Lewotobi itu, setidaknya hingga saat ini telah mengakibatkan 10 orang meninggal dunia.
Dari jumlah tersebut, 1 korban masih belum ditemukan karena terjebak reruntuhan akibat letusan. Sementara, 6 orang sudah berhasil teridentifikasi identitasnya.
Letusan ini juga berdampak pada 7 desa yang berada di 2 kecamatan, yakni Kecamatan Wulanggitang dan Kecamatan Ile Bura.
Terdapat 6 desa terdampak di Kecamatan Wulanggitang, yaitu Desa Pululera, Nawokote, Hokeng Jaya, Klatanlo, Boru, dan Boru Kedang. Kemudian, satu desa di Kecamatan Ile Bura, yakni Desa Dulipali.
ADVERTISEMENT
Muhari juga merinci jumlah warga yang terdampak akibat bencana ini, yakni sebanyak 2.734 KK atau 10.295 jiwa.
Akibat bencana ini, BNPB pun menetapkan status tanggap darurat bencana selama 58 hari. Terhitung dari 4 November hingga 31 Desember 2024 mendatang.