10 Poin Sikap Majelis-majelis Agama Buddha Indonesia Terkait Rohingya

3 September 2017 7:00 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:15 WIB
comment
7
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pengungsi Rohingya (Foto: Reuters)
zoom-in-whitePerbesar
Pengungsi Rohingya (Foto: Reuters)
ADVERTISEMENT
Perjuangan etnis Rohingya untuk diakui identitasnya di Myanmar masih urung didapatkan. Hal tersebut malah diperburuk dengan tragedi pembunuhan besar-besaran oleh tentara Myanmar yang terjadi sejak Jumat (25/8) lalu.
ADVERTISEMENT
Kala itu, Myanmar menggelar operasi perburuan militan Rohingya untuk memberantas kelompok pemberontak ARSA (Arakan Rohingya Salvation Army/Tentara Pembebasan Rohingya Arakan). Operasi itu sebagai bentuk reaksi pemerintah Myanmar atas penyerangan ARSA terhadap pos-pos militer tentara Myanmar.
Tanpa pandang bulu, para tentara Myanmar membunuh ratusan warga Sipil di Rakhine--Negara Bagian di pantai barat Myanmar. Lebih dari lima desa Rohingya dibakar.
Dan kini, puluhan ribu warga Rohingya menyebar mencari perlindungan. Banyak dari mereka berbondong-bondong ke Bangladesh, namun tak sedikit pula yang tertahan di perbatasan dan hidup terlunta-lunta. Baik masyarakat sipil maupun militer, menjadi korban fisik dan psikis.
Pengungsi Rohingya. (Foto: Dok. Burma Human Rights Network)
zoom-in-whitePerbesar
Pengungsi Rohingya. (Foto: Dok. Burma Human Rights Network)
Melihat eskalasi dari krisis dan konflik kekerasan yang tidak kunjung reda, Pimpinan Majelis-majelis Agama Buddha Indonesia turut menyatakan sikapnya terkait warga Rohingya di Myanmar.
ADVERTISEMENT
"Kami umat Buddha Indonesia yang menjunjung tinggi kerukunan dan perdamaian menyampaikan rasa empati atas penderitaan yang dialami oleh saudara-saudara kita pengungsi Rohingya, dan masyarakat di Rakhine, Myanmar, untuk itu kami berdoa agar penderitaan ini segera berakhir," tulis mereka seperti tertera dalam poin kesepuluh.
Perempuan dan anak-anak Rohingya mengungsi. (Foto: Reuters/Mohammad Ponir Hossain)
zoom-in-whitePerbesar
Perempuan dan anak-anak Rohingya mengungsi. (Foto: Reuters/Mohammad Ponir Hossain)
Berikut 10 poin pernyataan lengkap Pimpinan Majelis-majelis Agama Buddha Indonesia:
Pernyataan sikap pimpinan Majelis-majelis Agama Buddha Indonesia terhadap krisis kemanusiaan di Rakhine, Myanmar
Krisis dan kekerasan kembali terjadi di Rakhine, Myanmar. Baik masyarakat sipil maupun militer, menjadi korban secara fisik maupun psikis. Secara khusus komunitas masyarakat sipil terdampak sangat signifikan di tengah konflik bersenjata antara militer Myanmar dengan kelompok bersenjata.
Melihat eskalasi dari krisis dan konflik kekerasan yang terjadi tidak kunjung mereda dan berdampak buruk, maka dengan ini kami Pimpinan Majelis-majelis Agama Buddha Indonesia menyatakan:
ADVERTISEMENT
1. Keprihatinan mendalam atas krisis kemanusiaan di Rakhine, Myanmar, yang telah menimbulkan korban jiwa dan kerugian moril serta amateril yang besar, bukanlah konflik agama melainkan konflik sosial dan kemanusiaan.
2. Menumbuhkan solidaritas kemanusiaan atas krisis Rakhine, Myanmar, dengan mengedepankan sikap cinta kasih bahwa korban atau pun masyarakat yang terdampak adalah sama-sama manusia yang setara dan serasa di hadapan Tuhan.
3. Menghentikan kebencian dan tindak kekerasan agar tidak semakin memperparah kerusakan yang diakibatkan.
4. Mendesak Pemerintah Myanmar untuk memberikan perlindungan, bantuan dan hak asasi dasar kepada masyarakat Rakhine.
5. Menolak segala bentuk provokasi untuk memperluas dan membawa isu konflik dan krisis Rakhine, Myanmar, ke Indonesia yang dapat mengganggu kerukunan hidup umat beragama di Indonesia.
ADVERTISEMENT
6. Mengimbau masyarakat Indonesia untuk dapat menyaring informasi yang beredar melalui media sosial, dan tidak terprovokasi untuk menyebarkan kebencian. Kami sangat mengharapkan kepada Cyber Crime Polri dan BIN agar mendeteksi informasi yang berbentuk provokasi agar tidak tersebar ke masyarakat.
7. Kami sangat mengharapkan Pemerintah Indonesia menjamin umat beragama untuk beribadah dengan tenang dan aman, serta menjamin keamanan terhadap rumah ibadah yang berada di Indonesia.
8. Sangat perlu diingat bahwa tidak ada agama yang dapat dikaitkan dengan aksi terorisme, karena aksi keji tersebut sama sekali tidak mencerminkan perilaku umat beragama. Kejadian ini harus dapat menjadi pendorong bagi bersatunya umat beragama di Indonesia bahkan di seluruh dunia.
9. Kami menghimbau seluruh umat beragama, khususnya umat Buddha untuk tidak terprovokasi. Sebagai umat beragama sudah selayaknya kita bersama-sama menjaga kerukunan dan perdamaian di Indonesia serta di seluruh dunia.
ADVERTISEMENT
10. Kami umat Buddha Indonesia yang menjunjung tinggi kerukunan dan perdamaian menyampaikan rasa empati atas penderitaan yang dialami oleh saudara-saudara kita pengungsi Rohingya, dan masyarakat di Rakhine, Myanmar, untuk itu kami berdoa agar penderitaan ini segera berakhir.
Demikian Pernyataan Sikap kami. Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa melimpahkan berkah nan luhur kepada seluruh umat manusia.
Semoga semua Makhluk hidup berbahagia.
Jakarta, 30 Agustus 2017
(Tanda tangan 16 Pimpinan terlampir)
Pernyataan sikap Majelis Agama Buddha Indonesia (Foto: Dok. Istimewa)
zoom-in-whitePerbesar
Pernyataan sikap Majelis Agama Buddha Indonesia (Foto: Dok. Istimewa)
Pernyataan sikap Majelis Agama Buddha Indonesia (Foto: Dok. Istimewa)
zoom-in-whitePerbesar
Pernyataan sikap Majelis Agama Buddha Indonesia (Foto: Dok. Istimewa)
Pernyataan sikap Majelis Agama Buddha Indonesia (Foto: Dok. Istimewa)
zoom-in-whitePerbesar
Pernyataan sikap Majelis Agama Buddha Indonesia (Foto: Dok. Istimewa)