10 Ribu Tentara Korut Dilatih Rusia demi Perang di Ukraina

29 Oktober 2024 11:14 WIB
·
waktu baca 1 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Personel militer dari korps medis Tentara Rakyat Korea menghadiri peluncuran kampanye untuk meningkatkan pasokan obat-obatan, di tengah pandemi COVID-19, di Pyongyang, Korea Utara, Selasa (17/5/2022). Foto: KNCA/via Reuters
zoom-in-whitePerbesar
Personel militer dari korps medis Tentara Rakyat Korea menghadiri peluncuran kampanye untuk meningkatkan pasokan obat-obatan, di tengah pandemi COVID-19, di Pyongyang, Korea Utara, Selasa (17/5/2022). Foto: KNCA/via Reuters
ADVERTISEMENT
Amerika Serikat (AS) menuding sebanyak 10 ribu pasukan Korea Utara dilatih Rusia untuk berperang di Ukraina. Tudingan ini muncul usai Korsel menyebut tentara Korut membantu Rusia di medan perang.
ADVERTISEMENT
Korut membantah tuduhan keberadaan pasukannya di Rusia. Akan tetapi, seorang pejabat Kemlu Korut menyebut pengiriman pasukan bisa terwujud di masa mendatang karena menurut mereka itu sudah sejalan dengan hukum internasional.
Dugaan keberadaan pasukan Korut dikecam keras Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky. Dia memprediksi sekitar 12 ribu tentara Korut bisa berada di negaranya demi membantu Rusia bertempur.
Kim Jong Un mengecek kesiapan pasukan Korut. Foto: Reuters
Sedangkan Presiden AS Joe Biden mengatakan pengiriman pasukan Korut untuk berperang di Ukraina sangat berbahaya.
Deputi Juru Bicara Pentagon Sabrina Singh menjelaskan, berdasar informasi yang diterima pihaknya, terdapat pasukan Korut dengan jumlah signifikan di Ukraina demi membantu Rusia.
"Korut sudah mengirim sekitar 10 ribu tentara untuk berlatih di timur Ukraina yang kemungkinan besar keberadaan pasukan Rusia di Ukraina akan bertambah beberapa pekan ke depan," ucap Singh seperti dikutip dari AFP.
ADVERTISEMENT
NATO, sebagai salah satu alasan Rusia menginvasi Ukraina, mengaku naik pitam terhadap keputusan Korut mengirim dan melatih pasukan di sana.
"Pengiriman itu adalah ekspansi berbahaya dari perang Rusia," ucap Kepala NATO Mark Rutte.