100 Dokter Gugur saat Perang Melawan Corona, Jokowi Diminta Bangun Monumen

31 Agustus 2020 13:39 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Anggota Komisi VIII DPR RI, Bukhori Yusuf. Foto: Dok. Pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Anggota Komisi VIII DPR RI, Bukhori Yusuf. Foto: Dok. Pribadi
ADVERTISEMENT
Ikatan Dokter Indonesia (IDI) mencatat 100 dokter telah gugur semenjak COVID-19 merebak di Indonesia mulai awal Maret 2020.
ADVERTISEMENT
Kematian dokter yang terjangkit COVID-19 terbanyak berada di Pulau Jawa, yakni sebesar 65%.
Gugurnya 100 dokter ini disesalkan Anggota Komisi VIII DPR RI, Bukhori Yusuf. Semestinya kata dia, tenaga medis bisa dilindungi dengan APD lengkap dan persiapan yang sempurna.
Menurut politikus PKS ini, bertambahnya angka kematian tenaga medis tersebut merupakan konsekuensi dari model penanganan COVID-19 oleh pemerintah yang lemah dalam memprioritaskan aspek kesehatan.
“Hilangnya nyawa 100 orang dokter merupakan jumlah yang amat signifikan apabila dibandingkan dengan jumlah keseluruhan dokter yang kita miliki saat ini, yakni hanya sekitar 168 ribu dokter," ungkap Bukhori, Senin (31/8).
Bukhori menilai tindakan pemerintah yang seolah menomorduakan aspek kesehatan bisa dicermati dari sisi lemahnya segi anggaran yang dikucurkan serta daya serap anggaran oleh Kementerian Kesehatan terkait penanganan COVID-19.
Tenaga medis gelar upacara HUT ke-75 RI di Ruang Isolasi RSUP Dr Sardjito. Foto: Humas RSUP Dr Sardjito
Sebelumnya, pemerintah telah menaikkan anggaran penanganan Covid-19 yang semula Rp 405,1 Triliun menjadi 677,2 Triliun atau membengkak sebesar 67 persen.
ADVERTISEMENT
“Dalam perubahan postur anggaran yang baru, kita bisa cermati bahwa anggaran untuk korporasi ternyata jauh lebih besar, yakni sekitar Rp 120 Triliun jika dibandingkan dengan anggaran untuk bidang kesehatan yang hanya berkisar Rp 87 Triliun. Ironisnya terhitung sampai bulan Juli 2020, serapan anggaran kesehatan ini baru mencapai Rp 4,4 Triliun atau sekitar 5% saja," urai dia.
Bertambahnya angka kematian tenaga medis ini, lanjut Bukhori, tidak boleh dimaknai sebagai angka statistik semata, sebab mereka adalah bagian dari keluarga kita di mana keberadaan mereka sesungguhnya memiliki makna tersendiri bagi orang-orang di sekitarnya.
Lebih lanjut, Bukhori meminta kepada pemerintah untuk menyertakan hati nurani, dan secara khusus kepada Presiden, supaya berpihak pada keselamatan nyawa tenaga medis dalam mengatasi Covid-19.
ADVERTISEMENT
Di samping itu, ia juga mengusulkan agar para tenaga medis yang wafat dibuatkan monumen di depan istana.
“Kita sangat bersedih sekaligus turut menyampaikan duka cita mendalam atas kejadian ini. Oleh karena itu, jika boleh saya memberi usulan kepada pemerintah, para tenaga medis yang wafat ini agar bisa dibuatkan monumen khusus di depan istana di mana terdapat nama-nama mereka yang dicatat secara terkini untuk dikenang oleh publik sekaligus wujud penghargaan kepada mereka. Selain itu, monumen ini juga bisa berfungsi sebagai peringatan bahwa kematian adalah juru nasihat yang paling jitu” pungkasnya.