100 Lumba-lumba Sungai Amazon di Brasil Mati Gara-gara Suhu Air yang Panas

3 Oktober 2023 11:18 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Lumba-lumba Sungai Amazon, Brasil. Foto: COULANGES/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Lumba-lumba Sungai Amazon, Brasil. Foto: COULANGES/Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Lebih dari 100 ekor lumba-lumba yang berhabitat di perairan hutan hujan Amazon, Brasil, mati dalam sepekan terakhir. Hal itu diduga kuat adalah imbas dari perubahan iklim yang mendorong meningkatnya suhu di dalam air.
ADVERTISEMENT
Para peneliti memperkirakan, akan ada lebih banyak lagi lumba-lumba yang bakal mati apabila suhu air masih tetap tinggi.
Dikutip dari Associated Press, lembaga penelitian yang bergerak di bawah Kementerian Sains, Teknologi, dan Inovasi Brasil — Institut Mamiraua, mengatakan telah menemukan dua ekor lumba-lumba yang baru mati di sekitar Danau Tefe, pada Senin (2/10).
"Dalam satu minggu kami telah kehilangan sekitar 120 ekor, yang dapat mewakili 5 persen hingga 10 persen dari populasi," kata seorang peneliti dari Institut Mamiraua, Miriam Marmontel.
Marmontel menambahkan, terdapat sekitar 1.400 ekor lumba-lumba sungai yang hidup di Danau Tefe.
Peneliti dari Institut Pembangunan Berkelanjutan Mamiraua menganalisis lumba-lumba mati di sungai Solimoes yang terkena dampak suhu tinggi dan kekeringan di Tefe, negara bagian Amazonas, Brasil, Senin (2/10/2023). Foto: Bruno Kelly/REUTERS
Adapun Danau Tefe yang terletak di Negara Bagian Amazonas ini adalah rumah dan habitat bagi mamalia dan ikan-ikan di perairan tersebut. Selain lumba-lumba, ribuan ikan di Danau Tefe juga telah mati gara-gara suhu air yang panas.
ADVERTISEMENT
Para ahli meyakini, suhu air yang tinggi adalah penyebab utama kematian ribuan ikan dan ratusan lumba-lumba di Danau Tefe.
Sebab, sejak pekan lalu tercatat suhu air di danau ini telah melebihi 39 derajat Celsius. Koordinator Geospasila di Mamiraua Institute, Ayan Fleischmann, mengatakan suhu air meningkat dari 32 derajat Celsius pada Jumat (29/9) menjadi melebihi 38 derajat Celsius pada Minggu (2/10).
Hingga berita ini dirilis, Mamiraua Institute masih menentukan penyebab resmi kematian ratusan lumba-lumba malang itu. Tetapi, suhu air yang tinggi tetap diyakini sebagai faktor utama.