Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
110 Kebakaran di Surabaya Sejak Januari, Mayoritas Korsleting Listrik
1 Juni 2018 14:04 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:08 WIB
ADVERTISEMENT
Kebakaran di sebuah rumah kos di Jalan Kebalen Kulon 2 Nomor 9, Surabaya pada Selasa (29/5) sore menewaskan 8 orang dan melukai 12 orang lainnya. Kebakaran itu menambah daftar panjang peristiwa kebakaran di Surabaya.
ADVERTISEMENT
Menurut data Dinas Pemadam Kebakaran Surabaya, terjadi 110 kasus kebakaran sejak Januari 2018. Dari 110 kasus yang terjadi, sebanyak 23 kasus kebakaran terjadi di kawasan padat penduduk, 12 kasus kebakaran di bangunan umum, 5 kasus di obyek bangunan industri, dan sisanya adalah kebakaran kendaraan dan lahan terbuka.
Kepala Bidang Operasional Dinas Pemadam Kebakaran Kota Surabaya, Bambang Vistadi menjelaskan, penyebab kebakaran dari beberapa kasus juga cukup beragam. Namun, kebakaran sering diawali dari hubungan arus pendek atau korsleting serta kelebihan beban.
Terbukti ada 40 kasus kebakaran akibat panel listrik, kemudian disusul kejadian 38 kasus kebakaran karena kompor gas, obat nyamuk bakar, atau korek api, sementara sisanya belum diketahui ataupun masih dalam penyelidikan.
ADVERTISEMENT
"Miris juga bagi kami ketika kelalaian dan kebakaran harus memakan korban nyawa," kata Bambang, Jumat (1/6).
Melihat data ini, kata Bambang, masyarakat tentu bisa mengevaluasi dan mempelajari kejadian agar lebih bertindak bijak dan waspada. Menurut Bambang, kebakaran sebenarnya bisa dicegah dengan pola kebiasaan masyarakat yang disiplin, waspada, dan tidak teledor.
Pada kasus kebakaran akibat arus pendek, misalnya, masyarakat perlu diimbau agar lebih bijak menggunakan peralatan elektronik. Salah satunya dengan mengurangi muatan daya dengan mematikan alat elektronik yang tak terpakai.
"Kipas angin dimatikan bila ditinggal kerja, demikian juga AC. Sering kejadian kipas angin korsleting. Selain itu isi daya ponsel di tempat semestinya," tuturnya.
Bambang bercerita, ada kejadian kebakaran yang diakibatkan charger ponsel yang meledak karena terlalu panas. Hal ini lantaran pengisian daya yang terlalu lama, kemudian korban meletakan posisi pengisian daya ponsel di tempat sembarangan.
ADVERTISEMENT
"Pernah kasus charge ponsel di atas tabung galon air minum. Setelah terjadi percikan kemudian kekeh dan mengenai barang mudah terbakar lainnya," ujar Bambang.
Tidak hanya itu, Bambang juga mengimbau masyarakat untuk mengecek instalasi listrik rumah secara berkala. Pasalnya, seringkali instalasi sudah tua menyebabkan adanya rangkaian kabel yang terkelupas, dan kerusakan lain yang memicu arus pendek.
"Instalasi perlu dicek secara berkala. Minimal 10 tahun sekali, paling bagus 7 tahun sekali. Tapi sering sampai kita beberapa tahun punya anak cucu tapi instalasi tidak diperbaiki ulang. Padahal kebutuhan elektronik selalu bertambah," paparnya.
Bambang pun mengimbau ibu rumah tangga untuk mengecek dengan benar kelayakan regulator atau selang dan tabung elpiji yang digunakan sehari-hari. Bambang menyarankan agar selang regulator lebih baik dilepas bila meninggalkan rumah atau tidak menghidupkan kompor dalam waktu lama.
ADVERTISEMENT
"Regulator elpiji harus dicek dan dicabut kalau keluar rumah. Sebaiknya juga menuntaskan pekerjaan masak sebelum meninggalkan dapur dan kompor yang masih menyala," pungkasnya.
Berikut adalah data kebakaran yang terjadi di Surabaya selama tahun 2018:
Januari: 12 kasus
Februari: 17 kasus
Maret: 12 kasus
April: 29 kasus
Mei: 41 kasus
Korban jiwa: 8 orang
Kebakaran karena panel listrik: 40 kasus
Kebakaran karena api terbuka (kompor dan obat nyamuk bakar): 38 kasus
Dalam penyelidikan: 29 kasus.