116 WNI Masih di Lebanon, Dubes Hajriyanto Sebut Staf Esensial Harus Menetap

6 Oktober 2024 17:24 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tenda darurat yang didirikan warga Lebanon yang mengungsi di sebuah pantai di Beirut, Lebanon, Selasa (1/10/2024). Foto: Louisa Gouliamaki/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Tenda darurat yang didirikan warga Lebanon yang mengungsi di sebuah pantai di Beirut, Lebanon, Selasa (1/10/2024). Foto: Louisa Gouliamaki/REUTERS
ADVERTISEMENT
Duta Besar RI untuk Lebanon, Hajriyanto Y Thohari, memastikan proses evakuasi WNI dari Lebanon hampir tuntas. Meskipun sebagian besar WNI akan segera kembali ke Tanah Air, Hajriyanto mengatakan tak semua staf KBRI Beirut akan dipulangkan.
ADVERTISEMENT
“Tidak semua, kan harus ada sejumlah staf esensial yang harus dipertahankan,” ujar Hajriyanto pada Minggu (6/10).
Evakuasi dilakukan menyusul situasi keamanan di Lebanon yang semakin memburuk akibat serangan Israel terhadap Hizbullah.
Dubes RI untuk Lebanon Hajriyanto Y. Thohari. Foto: Facebook/Hajriyanto Y. Thohari II
Menurut Hajriyanto, akan ada satu gelombang terakhir yang direncanakan tiba pekan depan.
“Satu gelombang lagi, gelombang keenam,” kata Hajriyanto.
Hajriyanto mengatakan, terdapat 116 WNI (di luar staf KBRI Beirut dan l-TNI-KONG) yang masih berada di Lebanon dan tersebar di beberapa kota. Rinciannya sebagai berikut:
Beirut: 83 WNI.
Baabda: 4 WNI.
Bekaa: 5 WNI.
Byblos: 3 WNI.
Lebanon Utara: 17 WNI
Tripoli: 13 WNI
Akkar: 4 WNI
Lebanon Selatan: 4 WNI
Tyre: 3 WNI
Saida: 1 WNI
Warga Lebanon mengungsi ke klub Skybar yang terkenal di Beirut, Lebanon, Rabu (2/10/2024). Foto: Louisa Gouliamaki/REUTERS
Sebelumnya, Kementerian Luar Negeri RI melaporkan bahwa 40 WNI sudah berhasil dievakuasi dan tiba di Jakarta pada 7 Oktober 2024.
ADVERTISEMENT
“Insyallah, semua 40 WNI dan 1 WNA tiba dalam dua penerbangan komersial,” kata Direktur Perlindungan WNI Kemlu, Judha Nugraha.
Lebanon tengah dilanda krisis akibat serangan Israel yang menargetkan kelompok Hizbullah. Ribuan warga sipil menjadi korban, dan situasi kian memburuk dengan pengerahan pasukan darat oleh Israel.
Indonesia bersama sejumlah negara lain telah memutuskan untuk mengevakuasi warganya sebagai respons atas memburuknya kondisi keamanan di wilayah tersebut.