120 Orang Tewas Akibat Banjir Bandang, Kongo Tetapkan 3 Hari Berkabung Nasional

15 Desember 2022 2:52 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Seorang pria yang membawa koper berjalan melewati ekskavator saat melewati jalan yang rusak akibat hujan lebat yang menyebabkan banjir dan tanah longsor, di pinggiran Kinshasa, Republik Demokratik Kongo. Foto: Justin Makangara/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Seorang pria yang membawa koper berjalan melewati ekskavator saat melewati jalan yang rusak akibat hujan lebat yang menyebabkan banjir dan tanah longsor, di pinggiran Kinshasa, Republik Demokratik Kongo. Foto: Justin Makangara/REUTERS
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Korban tewas akibat banjir bandang di Republik Demokrasi Kongo terus bertambah. Tercatat jumlahnya saat ini mencapai 120 orang.
ADVERTISEMENT
Presiden Kongo, Felix Tshisekedi menetapkan hari berkabung nasional selama 3 hari.
“Pemerintah mengumumkan 3 hari berkabung nasional dimulai sejak Rabu (15/12),” berdasarkan keterangan Perdana Menteri Jean Michel Sama Lukondo, dilansir dari AFP, Rabu (15/12).
Banyak korban tewas karena banjir bandang terjadi pada malam hari saat mereka Beberapa korban selamat terbangun dini hari saat air mulai memasuki rumahnya.
Tidak lama setelah itu, terjadi longsor yang menyapu puluhan rumah penduduk. Distrik Mont-Ngafula yang berlokasi di lereng gunung menjadi yang paling parah terdampak.
Bencana ini juga membuat akses jalan utama dari Kinshaha menuju pelabuhan terputus. Akibatnya, suplai makanan dan logistik menuju kota dengan total 15 juta penduduk itu pun terputus sementara.
Warga berjalan di jalan yang rusak akibat hujan lebat yang menyebabkan banjir dan tanah longsor, di pinggiran Kinshasa, Republik Demokratik Kongo. Foto: Justin Makangara/REUTERS
Warga melewati jalan yang rusak parah setelah hujan lebat menyebabkan banjir dan tanah longsor, di pinggiran Kinshasa, Republik Demokratik Kongo. Foto: Justin Makangara/REUTERS
Mereka harusmenyusuri lereng curam sambil membawa peti berisi makanan dan bahan logistik lainnya. Mereka juga terpaksa menggotong peti mati.
ADVERTISEMENT
“Jalan utama seharusnya sudah bisa dibuka untuk kendaraan berukuran kecil esok hari. Namun butuh 3 sampai 4 hari untuk truk,” kata Perdana Menteri.
Karena lokasi geografisnya yang berdekatan dengan sungai, Kinshaha memang rawan mengalami banjir tahunan. Apalagi kota ini disebut memiliki sistem drainase yang buruk.