Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
121 Anggota NII Ikrar Setia NKRI Jelang HUT RI, Ngaku Dipimpin Panji Gumilang
17 Agustus 2023 14:46 WIB
·
waktu baca 4 menitADVERTISEMENT
Sebanyak 121 orang anggota Negara Islam Indonesia (NII) mencabut baiat lalu kemudian menyatakan ikrar setia NKRI di Embarkasi Haji Indramayu, Rabu (16/8). Momen ini terjadi sehari menjelang HUT Ke-78 RI.
ADVERTISEMENT
Sebagian besar dari 121 orang tersebut, mengaku berada di bawah pimpinan Pemimpin Pondok Pesantren Al-Zaytun, Panji Gumilang. Saat pencabutan baiat, para mantan anggota NII itu memakai topi bertuliskan NKRI dan dasi merah putih.
Enjang Didin, salah satu mantan NII, mengungkapkan, NII yang dipimpin oleh Panji Gumilang berada di bawah Yayasan Prabu Foundation.
"Pimpinan kami pada waktu itu Panji Gumilang, yang hari ini wadah NII di bawah Yayasan Prabu Foundation," kata Enjang.
Enjang mengatakan, Panji Gumilang memimpin Negara Islam Indonesia (NII) sejak 1996. Enjang bergabung dengan NII di Bandung pada 1991 hingga 2005.
"Panji Gumilang sebagai pimpinan Negara Islam Indonesia dari tahun 1996," kata dia.
"Saya ikut NII di Bandung pada tahun 1991 keluar pada tahun 2005, berarti 15 tahun saya berada di NII," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Menurut Enjang, ajaran NII menyimpang dan dapat merusak akidah dan syariah Islam. "Ajaran NII itu merusak pikiran dan hati manusia, mereka akan merusak pondasi akidah dan syariah Islam, jelas ini menyimpang," paparnya.
Oleh sebab itu, ia meminta kepada rekan-rekannya yang masih menjadi anggota NII untuk segera keluar dan meninggalkan NII.
"Kami mohon kepada rekan-rekan baik yang dulu kawan saya sahabat saya, mohon jadikan ini pembelajaran, bahwa ini adalah ajaran yang sesat, Masih banyak anggota NII, di Bandung ada ribuan, Jakarta ribuan, Jabodetabek ribuan, Pantura pun ribuan," kata Enjang.
Ponpes Al-Zaytun Pusat NII
Sementara Heru Kismanto (53), salah satu mantan anggota NII, menyatakan bahwa seluruh pegawai di Ponpes Al-Zaytun merupakan anggota NII. Mereka merupakan orang-orang terpilih yang ditunjuk langsung setelah dilakukan pembaiatan.
ADVERTISEMENT
Heru menceritakan, dirinya bekerja di Al-Zaytun selama 12 tahun, sejak pembangunan.
"Di Al-Zaytun saya selama 12 tahun, pembaiatan dilakukan di Jakarta, jadi orang-orang yang dikirim ke Al-Zaytun itu yang ditunjuk, jadi di baiat dulu baru dikirim ke Al-Zaytun," kata Heru.
"Jadi semua karyawan Al-Zaytun itu 100 persen anggota NII, selain anggota NII, enggak bisa masuk Al-Zaytun," jelas dia.
Pada saat itu, Heru di NII menjabat sebagai lurah yang bertugas di wilayah Koja, Jakarta Utara. Ia ditunjuk sebagai pegawai Al-Zaytun pada masa pembangunan.
"Saya waktu di Jakarta (NII) sebagai lurah teritorial NII di Koja Selatan, Jakarta Utara, di Al Zaytun sebagai karyawan, saya yang mengerjakan Al Zaytun, mulai dari 0 sebelum ada jalan," kata Heru.
ADVERTISEMENT
Menurut Heru, tekanan kerja di Al-Zaytun tidak manusiawi. Ia harus bekerja mulai pukul 06.00 WIB hingga pukul 00.00 WIB.
"Tekanan di Al Zaytun itu kerjanya, kita kerja dari jam 06.00 sampai jam 00.00 itu berlangsung selama empat tahun setelah empat tahun ada pelonggaran satu jam jadi sampai jam 23.00, terus ada pelonggaran lagi sampe jam 22.00," jelasnya.
Heru menambahkan, banyak ajaran-ajaran sesat yang diajarkan di NII, salah satunya menghalalkan untuk mencuri.
"Kesesatan di NII sendiri itu seperti baiat, kemudian mengartikan tafsir Al-Quran, menghalalkan mengambil barang di luar jemaah (mencuri)," ucap dia.
Eks Anggota NII Pernah Mencuri di Masjid
ADVERTISEMENT
Bahkan, Heru mengaku pernah mencuri di salah satu masjid di kawasan Tebet, Jakarta Selatan. Hasil dari mencurinya, ia infakkan dan sedekahkan kepada Al-Zaytun.
ADVERTISEMENT
"Saya pernah mencuri kotak amal dan amplifier (penguat suara) di masjid Al-Itihad Tebet, hasil mencurinya itu disetorkan untuk infak dan sedekah ke Al Zaytun," kata Heru.
Tidak hanya itu, Heru pernah merekrut orang untuk bergabung menjadi anggota NII di Jakarta.
"Saya pernah merekrut anggota NII waktu di Jakarta, kurang dari 100 orang yang saya rekrut," ucapnya.
Santri Al-Zaytun Tidak Diajarkan Seputar NII
Heru menegaskan, Al-Zaytun merupakan pusat dari NII. Meski begitu, ajaran NII tersebut tidak diajarkan kepada para santrinya.
"Al-Zaytun itu pusatnya NII, tapi ajaran sesat ke santri enggak ada, hanya ke pegawai saja, santrinya masih bisa dididik, dibina oleh negara, tapi semua orang yang terafiliasi oleh NII harus dikeluarkan dan dibersihkan," kata Heru.
121 Eks Anggota NII Tersebar dari Jakarta hingga Indramayu
Bupati Indramayu, Nina Agustina, mengatakan 121 orang tersebut berasal dari berbagai daerah di Indonesia.
ADVERTISEMENT
"Ada 121 orang ada dari Subang, Indramayu, Jakarta," kata Nina.
Nina menambahkan, dengan dicabutnya baiat NII dan kembali ke NKRI, para mantan NII itu bisa bersinergi dengan pemerintah.
"Berapa lamanya jadi anggota NII bervariasi, yang terpenting saat ini kita telah pencabutan baiat dan kembali lagi kepada marwahnya pangkuan Ibu Pertiwi, kita bersama-sama bersinergi lagi," ucap Nina.
Berikut sebaran 121 eks anggota NII yang ikrar setia NKRI:
Dari Indramayu hadir 20 orang. Subang hadir 20 orang. Bandung Raya hadir 47 orang. Serta Jabodetabek hadir 34 orang.